Sunday, February 19, 2012

Tentang Seseorang

Kulari ke hutan, kemudian menyanyiku

Kulari ke pantai, kemudian teriakku

Sepi... sepi dan sendiri aku benci

Aku ingin bingar, aku mau di pasar

Bosan aku dengan penat

Dan enyah saja kau pekat!

Seperti berjelaga jika aku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai

Biar mengaduh sampai gaduh!

Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih

Kenapa tak goyangkan saja loncengnya biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?


*dikutip dari film AADC

Untuk yang Kedua Kali

Sudah lama, aku menyimpan perasaan ini, sendirian.

Walaupun sempat terganti untuk sekian waktu

Tersingkir dari benakku, enyah dari pikirku

Namun ia kembali lagi

Memunculkan perasaan yang sama

Untuk kedua kali...

Rasa deg-degan ketika berbicara dengannya

Senyum terkembang kala melihat dirinya

Belenggu rindu di tiap malamku,

Kembali mewarnai hari-hari

Untuk yang kedua kali....

Kamu bertanya, "Tidakkah diriku lelah menghadapi cinta ini? Dengan kesendirian, ketidakpastian?"

Mungkin, bibir ini bergerak dan berkata, "Iya, lelah, sangat. Secepatnya aku ingin membuang perasaan ini."

Tahukah kamu yang sebenarnya?

Hati ini tidak mengenal kata lelah.

Hati ini tidak mengenal putus asa,

Karena selalu ada cinta di sana.

Cinta yang tanpa sengaja ia tebarkan padaku

Dalam ketidaktahuannya, ia telah menyemai bibit cinta yang selama ini terkubur jauh di dasar sana...

Kembali memunculkan perasaanku terhadapnya.

Untuk yang kedua kali...

Sudah dua kali, hati ini melempar jangkarnya di sana

Sudah dua kali, hati ini merasakan hal yang sama

Sudah dua kali, cinta ini terpendam

Sudah dua kali, aku jatuh cinta padamu, lagi!

Pertanyaan

Oleh: Nadia Almira Sagitta

Wahai pemuda di ujung pulau!

Tidakkah kamu mengerti?
Adakah kamu mendengar?

Harus berapa kali lagi aku berteriak?
Menyuarakan isi hatiku padamu

Bagaimana membuatmu merasakan hal yang sama?

Ataukah memang semua ini tak ada artinya?

Rindu

Oleh: Nadia Almira Sagitta

Gema rindu itu kembali menggaung
Namun kali ini diselingi tangis

Karena ia tersadar, rindu yang ia rasakan
Mungkin tidak akan pernah terbalas...

Sunday, February 12, 2012

Penerimaan

Oleh: Chairil Anwar


Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943

Nocturno (fragment)

Oleh: Chairil Anwar


Aku menyeru - tapi tidak satu suara
membalas, hanya mati di beku udara.
Dalam diriku terbujur keinginan,
juga tidak bernyawa.
Mimpi yang penghabisan minta tenaga,
Patah kapak, sia-sia berdaya,
Dalam cekikan hatiku

Terdampar... Menginyam abu dan debu
Dari tinggalannya suatu lagu.
Ingatan pada Ajal yang menghantu.
Dan demam yang nanti membikin kaku...

Pena dan penyair keduanya mati,
Berpalingan!

1946

Pemberian Tahu

Oleh: Chairil Anwar


Bukan maksudku mau berbagi nasib,
nasib adalah kesunyian masing-masing.
Kupilih kau dari yang banyak, tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.
Aku pernah ingin benar padamu,
Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,

Kita berpeluk ciuman tidak jemu,
Rasa tak sanggup kau kulepaskan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku memang tidak bisa lama bersama
Ini juga kutulis di kapal, di laut tak bernama!

1946

Saturday, February 11, 2012

Cintaku Jauh di Pulau

Oleh: Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau
gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Perahu melancar, bulan memancar.
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja."

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
Kala 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

Saturday, February 4, 2012

CoupL(ov)e

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Novel CoupL(ov)e adalah salah satu karya sastra dari anggota Antologi Orange! Namanya Rhein Fathia, blognya bisa dilihat di sini: http://www.rheinfathia.com

Cerita ini mengisahkan sepasang sahabat bernama Halya dan Raka yang menjalin pertemanan sejak SMA. Pertemuan mereka berawal saat praktek fisika di sekolahnya. Halya gendut, hitam, cerewet, dan supel. Raka culun, tertutup, tetapi cerdas. Kontras, heh? Tapi, mereka bisa membuktikan persahabatan tak mempertimbangkan segi fisik. Persahabatan mereka langgeng hingga keduanya memasuki dunia kerja. Hingga... Hingga... Raka melamar Halya! Dan, Halya pun menerima lamaran Raka! Mereka menggenggam komitmen yang begitu sakral, yang hanya akan dijalani sekali seumur hidup, dengan mengandalkan rasa nyaman yang mereka rasakan selama ini. Akankah pernikahan mereka berlangsung bahagia walaupun tak didasari oleh rasa cinta? Penasaran? Segera miliki novelnya! ;)

My FIRST Book!

Bismillahhirrahmaanirrahiim...

At Last!
Buku pertama saya terbit jugaaaaa.... sebenarnya, hanya ada satu karya saya di dalamnya. Maklumlah, namanya juga pemula :) Kami, para solidaritas orange menerbitkan buku antologi (karya bersama) ber-genre cerpen. Saya bergabung dengan grup ini ketika mereka sudah memulai project kedua, (yah, ketinggalan deh project pertamanya T___T) Tapi tak mengapalah. Project Antoren 2 kali ini ada dua part! Dan karyaku ada di part kedua buku ini.

Here it is!




Buku ini bisa di-order di Nulisbuku.com seharga Rp 35.000,00. Enjoy!