Tuesday, June 30, 2015

Es Mentimun dan Oreo Cake

¡Hola! 

Malam ini aku mau berbagi cerita tentang menu buka puasaku beberapa hari lalu. Late post, hehe. 

Tadaaa, ini dia es mentimun dan oreo cake! Beberapa saat setelah aku mengunggah foto makanan ini di Instagram, teman-teman pada nanya cara membuat oreo cake-nya. Ada yang mengira resep ini menyertakan kue bolu. Wkwk, cake di situ nggak bermakna benar-benar kue, kok. Aku hanya memakai tiga bahan: oreo, krim kocok, dan gula halus. Berikut detailnya:

(1 porsi)
7 butir oreo
1/2 kotak krim kocok (whipping cream) cair ukuran 250ml
gula halus secukupnya

Cara membuat:
1. Pisahkan oreo dari filling-nya.
2. Hancurkan oreo, tidak perlu terlalu halus.
3. Campurkan krim kocok dengan filling oreo dan gula halus.
4. Tata oreo dan krim kocok secara bersusun di secangkir gelas atau jar.
5. Dinginkan oreo cake di kulkas selama 4--5 jam.

Selesaaaai! Mudah, bukan? Iya, bagian susun-menyusun tampaknya mudah. Akan tetapi, kau tak tak tahu perjuanganku mengocok whipping cream. Cerita sedikit, nih, ya. Aku baru pertama kali melihat, memegang, dan membeli sendiri bungkusan whipping cream cair di supermarket. WCC yang kubeli bermerek Anchor. Harganya Rp27.500,00 di Hypermart. Kubeli saja WCC tersebut tanpa tahu bagaimana cara mengolahnya. Kan ada Youtube, pikirku. Di rumah, segera kutonton video "How To Make Whipped Cream?" yang bertebaran di Youtube. Kebanyakan memakai mikser dan whisk, tetapi karena dua benda itu tak kumiliki, kucari lagi video "How To Make Whipped Cream Without Mixer". Akhirnya, kutemukan juga video membuat krim kocok dengan menggunakan garpu! Yes, anak kosan banget. Garpu. Sederhana saja, aku tinggal mengocok krim sampai terlihat kental. Perbedaannya dengan mikser dan whisk tentu saja dari segi waktu. Waktu yang kuhabiskan untuk mengocok whipping cream adalah...jeng-jeng-jeng SETENGAH JAM! Lengan apa kabar? Pegal, Mak, katanya. :p

Sayangnya, hasil whipping cream-ku tidak sehalus di video. Mulanya persis sama, tetapi kukocok terus sampai teksturnya berubah. Ckckck. Sok ngide. Major fatal-ku terletak pada pendinginan. Aku tak mendinginkan bahan dan peralatan sama sekali. That's why aku menghabiskan banyak waktu di proses pengocokan. Berdasarkan sumber internet dan kawanku, semestinya whipping cream, garpu, dan wadah didinginkan di kulkas minimal dua jam agar mempermudah proses pengocokan. Aku mana tahu. Sing penting, takkan kuulangi lagi kesalahan satu ini. -_-v

After being refrigerated for five hours, my oreo cake looks really good. Benar-benar menggugah selera di kala puasa. :9 
 
Selanjutnya, aku mau cerita soal salah satu minuman favoritku, yaitu es mentimun! Haha, kalau tidak salah, aku pertama kali mencobanya di Blok M saat berjalan-jalan sama Ayah. Salah satu kedai pujasera menjual es mentimun. Aku ingat, kedai tersebut menjual berbagai kuliner Aceh. Hm, mungkin itu alasannya aku juga menemukan es mentimun di Medan. Jangan-jangan ini memang populer di Sumatera?

Cara membuatnya mudah saja. Hanya butuh empat bahan: satu mentimun, sirup melon, air, dan gula pasir. Wkwk. Parut mentimun dan masukkan ke gelas berisi air sirup plus gula pasir. Sebaiknya, gula pasirnya kamu larutkan terlebih dahulu. Panaskan saja sedikit air dan gula pasir sebelum kamu tuangkan ke gelas. Bisakah sirup melon digantikan dengan coco pandan atau rose? Tentu saja bisa. Aku menggunakan sirup melon karena ingin mempertahankan warna hijaunya si mentimun. Silakan berkreasi sesuka hati.

Selamat berpuasa dan menyiapkan makanan berbuka, gengs.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta



dok. pribadi

Monday, June 29, 2015

Perjalanan 29 Juni 2015

Tak seperti biasanya, pukul 05.00 aku sudah mandi dan rapi. Ada alasannya, tentu saja. Aku harus mengejar shuttle bus Lippo Karawaci tujuan F(x) yang berangkat pukul 06.00. Aku ada kegiatan relawan pukul 09.00 di UI jadi mesti berangkat sepagi itu untuk melawan kemacetan Jakarta. Huhu, namun ternyata aku tidak cukup pagi. Masih saja terjebak kemacetan di Tomang. Parah banget tol Tomang, penuh selalu. Meskipun demikian, aku sampai tepat waktu. Malah teman-teman sesama relawan yang terlambat. Aku, Evi, Ninda, dan Hanung menjadi relawan pelajar bahasa isyarat hari ini. Kami diajari bahasa isyarat Indonesia dari pukul 09.00--16.00. Beberapa dari kami sudah mengambil kelas Bisindo tiga semester lalu, tetapi level kelas ini lebih advance rupanya. Bayangkan saja berapa kosakata yang kami pelajari seharian ini! Wkwk, otakku sampai panas. Para pengajar kami murah senyum juga ramah. Senang! Makin senang karena dapat honor, hahahha tidak kusangka. ♡

Oh ya, hari ini merupakan waktu terakhir pengunggahan nilai oleh para dosen. Dag-dig-dug kubuka SIAK karena tidak yakin dengan hasil semester ini. Aku malah tak terlalu mendapat feel berkuliah di semester enam. Dosen killer dan tugas menumpuk. Banyak yang kukerjakan asal jadi. Siklus tidur pun kacau karena begadang. Eh, tak dinyana IP semester ini adalah IP tertinggiku selama berkuliah! Malah sesuai dengan target yang kucanangkan beberapa semester lalu. MasyaaAllah, alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa!

Waktu masih menunjukkan pukul 16.00 lewat. Aku punya janji bukber di SS Margonda. Kalau pulang sekarang, tanggung sekali. Kuputuskan saja menuju Kober bersama Evi. Di belakang stasiun UI, aku tergoda melihat jam yang kutaksir beberapa bulan belakangan. Hm, I have to treat myself, right? Iyalah, aku sudah mempersembahkan nilai terbaik untuk diriku sendiri dan orang tuaku. Hahaha, akhirnya kubeli juga jam itu.

Setelah itu aku berencana booking tempat di SS, tetapi angkotku kelewatan jauh sekali. Sejujurnya, aku tak tahu pasti letak Warung Spesial Sambal yang dimaksud temanku. Aku turun di seberang Total Buah. Mau beli rolled oats demi mempraktikkan resep overnight oats TDG. Sama seperti kunjungan pertama, aku tak bisa sebentar di TB. Kutelusuri rak-rak sambil mencatat dalam hati akan membeli apa saja di kunjungan selanjutnya. Aku membeli rolled oats, stroberi (awalnya, sih, mau blueberry), dua plain yoghurt, dan susu kental manis. Mau bikin macam-macam. Tenang saja, nanti aku ceritakan kudapan bikinanku di postingan selanjutnya.

Setelah dari TB, aku menuju Detos. Aku duduk manis beristirahat (belanjaan dan tasku berat) sembari menghubungi kawan-kawanku. Ternyata mereka sedang bersiap-siap di kosan salah seorang kawan. Apa yang harus kulakukan untuk membunuh waktu? Tentu saja ke toko buku! Itu tempat favoritku di setiap mal. TM Bookstore, here I come! Buku Ayah karangan Andrea Hirata terpampang manis di rak terdepan. Novel ini baru terbit tahun 2015. Seketika aku mengingat Ayah, hmm saat Father's Day aku tak memberinya apa-apa. Tanpa banyak pikir, aku memboyong buku itu ke meja kasir. Honor kegiatan tadi sudah habis kubelanjakan dan kali ini kupakai sangu dari tanteku. Wkwkwk, anggap saja aku sedang merayakan kesuksesan. Wajar saja kalau aku belanja. Pemikiran shopaholic banget, ya? Hahaha. Ketika aku menyerahkan buku tersebut ke bagian penyampulan, tatapanku tertumbuk pada poster PRE ORDER NOVEL DILAN II PIDI BAIQ. (Belum tahu novel Dilan? Baca pendapatku di blog ini) Oh my God, I have to buy that book! Seperti yang bisa kau duga, aku kembali ke kasir dan mendaftarkan namaku sebagai pemesan novel Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991

Setelah mendapatkan apa yang kucari, aku segera angkat kaki dari Detos sebelum tergoda dengan barang-barang lain. Menuju SS, yuhuuu! Sesampainya di sana, tak kutemukan kawan-kawanku di antara jejalan pengunjung lain. Ckck, warung satu ini penuh sekali. Ddrrt, ddrtt. "Nad, kita pindah ke Richeese, ya. SS penuh." Woalah, mereka pindah ternyata. Aku pun menyusul mereka yang sudah duduk cantik di lantai 2 Richeese Factory. Aku baru pertama kali ke sini. Kukira RF menjual makanan cepat saji rasa keju, nyatanya sama saja dengan KFC, McD, dan sebagainya itu. Jualan ayam! Wkwkwk. Kejunya malah dijadikan saus. Minuman yang dijual di RF bukanlah soda seperti dua tempat yang kusebutkan sebelumnya, melainkan Fruitarian dan Pink Lava. Fruitarian seperti teh rasa buah, sementara Pink Lava mirip susu stroberi. Keduanya terlalu manis dan tidak cocok disandingkan dengan nasi ayam. Those beverages don't quench your thirst. -,-

Aku, Ati, Nisa, dan Devi ganti-gantian bercerita. Ada yang naksir dengan tokoh anime, ada yang bercerita perihal kisah-kasihnya yang terancam mandek karena saudari tertua belum menemukan jodoh, ada yang berulang kali istikharah demi mendapatkan jawaban atas kegamangan perasaan, ada pula yang menimpali tiga cerita itu sebisanya sambil sedikit menyelipkan curhatannya. Hahaha, cerita cinta memang tiada habisnya. ♡

Waktu menunjukkan pukul 20.00 dan kami pun pulang. Sesampainya di kosanku istanaku, aku langsung tepar. Lelah sekali hari ini. Lama di perjalanan, belajar sesiangan, bolak-balik pusat perbelanjaan, menjinjing tentengan yang tak ringan, dan bercengkrama bersama kawan. Meskipun demikian, aku begitu bahagia hari ini. Makasih ya Allah. ♡

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

I want to be the apple of your eye
While you are the watermelon of mine


sumber gambar

Sunday, June 28, 2015

Menggapai mimpi

Aku punya mimpi. Kau juga punya mimpi. Masing-masing dari kita punya mimpi besar yang ingin kita gapai. Aku tak kenal siapa engkau, tetapi aku ingin menawarkanmu sesuatu. Bagaimana jika kita kembali berfokus pada mimpi kemudian bertemu lagi suatu saat nanti? Aku tak tahu apakah mimpimu saat ini sedang terganggu sepertiku atau tidak. Jika kau rasa seperti itu, kusarankan kau pikir ulang mimpi tersebut. Pikirkan langkah-langkah yang harus kau tapak untuk menggapainya. Menggapaiku. Sungguh, cita-cita itu lebih memberikan kepastian dan kebahagiaan. You can count on your dreams, but you can not always count on people. Jika kau sebut mimpimu itu aku, itu lain cerita. Ah, tetapi ayolah, kutahu kau lebih baik daripada itu.

Lambat laun kau dan aku pasti bertemu. Tak usah kau risaukan. Manusia diciptakan berpasang-pasangan, bukan? Kalau begitu yakinlah aku tak akan ke mana-mana. Ke mana pun kau melangkah, aku akan selalu ada. Di hati. ♡

Selamat menggapai mimpi dan meraih cita!
Aku tak pergi ke mana-mana.

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Saturday, June 27, 2015

Tak sulit

"Tak sulit mendapatkanmu
Karena sejak lama, kau pun mengincarku
Tak perlu lama-lama, tak perlu banyak tenaga
Ini terasa mudah."
(Tulus)

Aaaaaa, Tulus! Suaramu membangunkanku siang ini. Pas lagi liriknya. (daritadi ponselku memutar lagu secara acak) Semoga memang benar semudah itu, ya. :)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Friday, June 26, 2015

Dimarahi

Halo!

Kemarin aku dimarahi kawanku. Kawanku satu ini galak sekali jika sudah menyinggung percintaan. Dia marah setelah tahu aku menangis. Katanya, "GA USAH NANGIS. Cukup nangis sekali habis itu bye, ya. Kamu nangis cuma dapat sakit. Sakit hati, sakit fisik. Rugi kamu. Nangis nggak menenangkan kamu sepenuhnya, kan? Memangnya mereka pantas ditangisin? No. Terus besok mau kamu mau nangis lagi?"

Aku terkesiap. Nasihatnya kali ini benar-benar menohok. Aku memperkirakan dukungan, eh tahu-tahunya dimarahi. Hahahhaha, mungkin aku memang perlu tamparan itu. 

Makasih, ya. Makasih selalu ada saat aku membutuhkan kawan cerita. Love you full, dah. Allah tahu yang terbaik untukmu. Semoga segera dipertemukan dengan jodoh yang selama ini kau nanti ya, Dey!♡

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Don't let it crush you

Ha lucu. Temanku menangkap ketidakberesan diriku melalui status yang kupasang.
"Kamu kenapa?"
"Nggak, nggak apa-apa."
"Kamu sedang patah hati, ya?"
"Wkwk."
Mengalirlah ceritaku kemudian ganti ia bercerita. Ternyata, ia pun merasakan hal yang sama. Kami saling menyemangati. You can pass this test! Tetiba aku merasa lucu. Bagaimana mungkin aku menyemangati seseorang atas masalah yang juga sedang kuhadapi? Akan tetapi, semangat itu membuncah begitu saja. Barangkali karena kami senasib sepenanggungan. :)

Siapa pun kamu, di mana pun kamu berada, don't let this feeling ruin your life. We're still young and free, and there's plenty of fish in the sea! Kalau bukan jodoh, ya begini rasanya. Hadapi dengan senyuman walaupun tangis membayang di belakang. Kau boleh jatuh, tetapi kau pun harus bangkit. Jadi, jangan sedih berlama-lama. :)

Ada satu lagu Buzzfeed yang aku suka. Judulnya Can't Crush Me. ♡
I'm not gonna let this crush just crush me
I'm just gonna run cause you don't love me
I'm not gonna let this crush just crush me
You don't know me, you don't own me

Yes! He doesn't own you, girl. Maka dari itu, jangan kau biarkan ia menghancurkan hidupmu. Don't let him crush you. Lah, dia siapa? Pacar bukan, tunangan bukan, suami bukan. Wkwkwk. :)

Dia tak pantas untukmu.
Dia pantas untuk orang lain, tetapi bukan kau.
You deserve someone better than him.
Percaya itu.
Camkan ini, "Jodohku lebih baik dari dia, jodohku lebih baik dari dia."
Hahaha, mantra ini kudapatkan dari seorang senior di kampus dan kurasa ia benar juga. :)

Give everyone your best smile, girl!
You rock it.

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Thursday, June 25, 2015

Bahagia?

...
Aku bahagia jika engkau juga merasa bahagia.
...
Bohong. Aku bohong. Aku gagal berpura-pura bahagia.

Infused water +foto

Halo!

Aku baru bisa mengunggah foto infused water-ku hari ini, nih. Maaf, ya. (/.\) Seperti yang dapat kau lihat, ada warna merah, kuning, hijau, dan putih dalam mason jar-ku. Ini IW stroberi, lemon, mentimun, mint, dan nata de coco. Iya, nata de coco. Itu memang bukan buah dan tidak memiliki rasa, tetapi ia menambah warna dalam IW-ku. Rasa infused water ini masih sama dengan sebelumnya, yaitu asam. Tentu saja asam, wong ada stroberi dan lemon. Oh iya, IW tidak dibuat dengan menambahkan gula. Nanti malah membuatmu sakit gula. Jika IW-mu asam, nikmati apa adanya. Toh, hidup tidak selamanya manis, bukan? Hahaha, aku bercanda. 

Beberapa hari lalu, ada seorang kawan yang menanyakan khasiat infused water. Berdasarkan informasi di internet, IW citrus (lemon dan jeruk nipis) berfungsi sebagai detoksifikasi. Sementara itu, menurut beberapa ahli gizi dalam seminar IW yang kuikuti, infused water tidaklah memberi manfaat yang berarti. IW sekadar tren meminum air dengan cara baru. Berwarna, berasa, tetapi tampak sehat karena menggunakan buah-buahan. Hal ini baik karena dapat menggugah masyarakat untuk mengonsumsi air sesuai takaran yang dianjurkan. Selama ini orang-orang malas meminum air mineral karena tidak memiliki rasa. Mereka lantas beralih ke teh, kopi, soda, jus buah (dengan gula), atau minuman-minuman lain yang belum tentu menyehatkan. Nah, infused water pun hadir sebagai solusi. 

Buah-buahan yang digunakan dalam IW sebaiknya dikonsumsi agar dapat memberikan manfaat untuk tubuh. Maka dari itu, isi ulanglah infused water-mu sekali saja (dua kali penggunaan) agar buah-buahan tersebut masih segar dan belum kehilangan vitaminnya. Ingat ya, dikonsumsi, jangan dibuang. 

Selamat mengikuti tren infused water!

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

dok. pribadi

I won't let nobody hurt you
Won't let no one break your heart
(Taylor Swift)

Buongiorno, selamat bersahur! Aku sudah bangun *berita penting* Hahaha, selamat makan, manman. :9

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Simba and Nala

Simba:
So many things to tell her
But how to make her see
The truth about my past, impossible
She'd turn away from me

Nala:
He's holding back, he's hiding
But what, I can't decide
Why won't he be the king I know he is?
The king I see inside?

Can you feel the love tonight?
The peace the evening brings
The world, for once, in perfect harmony
With all its living things

Can you feel the love tonight?
You needn't look too far
Stealing through the night's uncertainties
Love is where they are
(Simba and Nala, TLK)

sumber gambar
You needn't look too far. Simba and Nala are the sweetest animal couple ever! Aku suka cara Nala mendukung Simba agar mau menjadi raja di The Pride Rock. Yep, you gotta support your man's dream, rite? :D
Ini lagu favorit di TLK yang terus kuputar sejak pagi. ♡

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Wednesday, June 24, 2015

Rindu Yang Begitu Rindu

Ma, Nanad pengin pulang. Nad nggak suka sakit sendirian... Kosan sepiii banget. Ramadan ini Nad nyaris selalu telat bangun sahur. Ya itu tadi, mungkin karena sepi. Nad lebih milih puasa enam belas jam bareng kalian daripada puasa tiga belas jam sendirian. Kangen, kangen masakan Mama. Kangen tarawih di rumah bareng Ayah (kita nggak bisa ke masjid karena terlalu jauh dan selesainya lama sekali)

Maaf ya, Nad nangis. Habisnya Nanad bingung mau ngapain. Terbelenggu rindu yang begitu rindu. Sudah dua tahun lebih kita nggak serumah. Waktu di asrama SMA dulu Nad juga dua tahun sendirian. Bedanya, tiap liburan panjang pasti Nad pulang. Sewaktu berkuliah, satu tahun Nad ngekos sendirian. Bedanya, minimal dua minggu sekali Nad pulang. Pulang. Sekarang, Nad mesti pulang ke mana, Ma? Bohong, ih, kalau rindu sirna ketika pulang ke keluarga besar di Medan atau Jogja. Senang iya, tetapi rindu masih ada.

Terkadang, setahun sekali atau dua kali Ayah ke sini karena tuntutan kerja. Biasanya Ayah di Jakarta selama di lima hari, tetapi Nad hanya dapat berjumpa dengannya sehari dua hari. Namun, tidak apa-apa, setidaknya bisa melepas kangen. Kedatanganmu, Ma, sungguh jarang. Betapa tidak, kau harus menanggung tiket puluhan juta jika ingin pulang ke tanah air. Tiket tidak ditanggung negara seperti Ayah. Itu yang membuat Nad sungguhan rindu. Rindu kau, rindu Fira juga. Terakhir kita jumpa itu bulan Februari 2014. Kau akhirnya pulang bersama Fira karena kakakmu sakit keras. Agak lama juga kau di sini, nyaris dua minggu. Kita masih sempat belanja bareng seperti dulu. Kita masih sempat jalan-jalan seperti dulu. Masih sempat beradu pendapat seperti dulu. Terima kasih waktu itu sudah menyempatkan pulang, Ma. 

Tapi kali ini Nad beneran ingin pulang.
Tahun depan masih lama, ya?

Rindu,
Nadia Almira Sagitta

Maaf, ya

Malam ini terlalu dingin ataukah aku yang sakit?
Ayolah, jangan sakit dahulu...

:(

Maaf, lain kali aku tidak lupa makan malam
Maaf, lain kali aku akan bangun lebih awal dan bersahur
Maaf kalau kamu merasa sakit
Maaf karena telah begitu cuek padamu
Maaf, lambungku...

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Marry Your Daughter

Siang ini saya melihat satu thumbnail video di Facebook. Sekilas tampak lucu, jadi saya klik. Ealah, nggak tahunya animasi lirik lagu Marry Your Daughter. Ya ampun lagu ini lagi. Hmm... Bukannya nggak suka sama lagunya, tetapi sebal karena lagunya terlalu manis. Huf, sementara yang nonton hanya bisa menerka-nerka kemanisan tersebut. -_-v

I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I'll love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die

(Brian McKnight)

Ngeselin, kan, lagunya?
Bikin mupeng!
Hiiih begini amat efeknya. Bete. Wkwkwk.
Hati-hati kalau nonton, bisa menimbulkan kekesalan tersendiri. :p

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Tuesday, June 23, 2015

Bad Mood

Okay. Baru bangun. Aaaaaaark, tiga puluh lima menit ĺagi untuk sahur! Masih stuck di rumah makan. Ramai...banget.

I'm not in a good mood today. Ada nilai not published di SIAK-NG. Mulanya aku santai-santai saja dan optimis nilai A- di tangan. Toh, UTS-ku kemarin lumayan. Jeng jeng, aku iseng membuka detail matkul not published itu. Hasilnya...

79.2

Like...SERIOUSLY?
Man, tinggal 0.8 lagi aku nyentuh posisi A-! Apa yang kulakukan hingga nilai UAS tidak sesuai harapan? Dan lagi, ada apa dengan nilai tugas? WHYYYYY? Nilainya memang belum keluar, tetapi kalau perhitunganku benar...oh my, rusak. Dua matkul sebelumnya telanjur melambungkan hatiku dan yang ini menyusutkannya. Masalahnya, aku tak yakin dengan nilai-nilai lain. Matkul sisanya killer semua. Please, ini huruf terakhir yang mewarnai SIAK-ku. IP dan IPK jangan turun, kumohon...

Sigh,
Nadia Almira Sagitta

Menjadi Cantik

Malam ini bahagia. Sederhana saja alasannya.
Makan mi goreng kornet dibarengi minum infused water. Lip-scrubbing dengan madu dan gula. Pakai Ellips Hair Vitamin kemudian menyugar pelan-pelan. Aku jadi ingat kenangan masa kecil. Sebelum tidur, aku paling suka ketika Bunda mengelus-elus rambutku lalu menanyakan kegiatanku pada hari itu. Rindu. Sayangnya, ketika menyugar, beberapa helai rambutku rontok. Yah, lets not blame it to the jilbab. Aku saja yang kurang memperhatikan kondisi rambut. Setelah itu, aku mengiris lemon dan mentimun. Irisan lemon kuoleskan di muka. Wuih, rasanya perih sekali, apalagi saat ini sedang jerawatan. Asam salisilat lemon ternyata kuat sekali, ya. Huhu. Beauty is pain. Irisan mentimun kuletakkan di atas mataku. Katanya, sih, bisa menyamarkan kantung mata. Lantas aku mematikan lampu, menyalakan musik, dan menunggu lima belas menit. Yah, kurang aromaterapi aja, nih. Kalau ada aromaterapi, lengkap sudah relaksasi malam ini. :3

Setelah berperih-perih ria dengan perasan lemon tadi, aktivitas yang paling kusuka adalah becermin setelah membasuh wajah. Kuperhatikan lamat-lamat refleksi diri di kaca. Cantik. Semua wanita itu cantik. Mau kurus, gemuk, tinggi, atau pendek semuanya cantik. Akan tetapi, tentu saja kecantikan itu tidak ada apa-apanya kalau tidak dibarengi dengan inner beauty. Cantik fisik, cantik hati. ♡

Postingan kali ini bertema perawatan diri, ya? Hahaha iseng saja. Muslimah juga perlu merawat diri. Jangan mentang-mentang tertutup lantas cuek sama penampilan. Lah, kan, ada hak dari orang-orang rumah (apalagi kalau sudah nikah). Ada hak tubuhmu juga. Lagian masa sih kamu nggak mau jadi cantik? Bohong banget itu mah. Perempuan, kan, suka yang indah-indah. Kalau mau cantik ya usaha. Hahaha, tetapi jangan operasi plastik! :p

Selamat berusaha menjadi pribadi yang cantik! ♡

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Enchanted

The lingering question kept me up
2 AM, who do you love?
I wonder 'til I'm wide awake
And now I'm pacing back and forth
Wishing you were at my door
I'd open up and you would say, "Hey,
It was enchanting to meet you,
All I know is I was enchanted to meet you."

This night is sparkling, don't you let it go
I'm wonderstruck, blushing all the way home
I'll spend forever wondering if you knew
This night is flawless, don't you let it go
I'm wonderstruck, dancing around all alone
I'll spend forever wondering if you knew
I was enchanted to meet you

This is me praying that
This was the very first page
Not where the story line ends
My thoughts will echo your name
Until I see you again
These are the words I held back
As I was leaving too soon
I was enchanted to meet you

Please don't be in love with someone else
Please don't have somebody waiting on you...

(Taylor Swift)

Save a seat for me in your heart
Please? 

Sincerely,
Nadia Almira Sagitta

Monday, June 22, 2015

Tidur Ramadan

Ngulet di kasur. Tidur pagi hari itu termasuk bermalas-malasan, kan? Huhu, maafkan aku, Ya Allah. Ini malas-malasan dalam rangka menghemat tenaga sisa semalam. Hari ini aku nggak sahur lagi... Jadi, aku mendekam di kamar saja.

*Nasib anak rantau yang jauh dari kampung halaman dan kesepian di kosan

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Penuh Pernikahan

Halo! Assalamualaikum.

Hari ini pikiranku berat rasanya. Terlalu banyak kabar dan peristiwa untuk kucerna. Pertama, aku berjumpa dengan seorang sahabat dan bertukar cerita. Kami membahas film Adriana dan video Cinta Subuh 2. Aku mengungkapkan kekagumanku pada film tersebut. Dengan polosnya, aku berujar, "Aku mau suatu saat nanti pemuda yang kutaksir berkunjung ke rumah. Aku yang membuka pintu dan dia berkata ingin bertemu orang tuaku. Surprise, surprise!" Sahabatku itu hanya tertawa dan menanggapi, "Mana mungkin dia datang tanpa bilang-bilang. Pasti dia akan memastikan keluargamu ada di rumah atau tidak. Percuma datang dari jauh kalau kalian pergi." Aku manggut-manggut. Oh iya, ya. Hahaha betapa konyolnya khayalanku.

Kami berpisah pukul 15.15. Aku melanjutkan perjalanan ke MUI, hendak menghadiri kajian UI Menghapal. Sebelumnya, aku salat Asar terlebih dahulu. Di sampingku ada seorang ibu muda bersama anak balitanya. Anaknya dipakaikan gamis dan kerudung berwarna senada. Oh, menggemaskan sekali! Si anak bermain kipas angin, berjalan ke sana kemari, dan membuka-buka tirai masjid sembari memanggil ayahnya. "Buya! Buya!"
"Iya, Sayang, Buya mau ceramah dulu," kata sang ibu.
"Buyaaa!"
"Kita lihat dari sini saja, ya." timpal ibunya kemudian.
Belakangan aku tahu, mereka keluarga dari Pak Ustaz yang akan membawakan kajian hari ini. OMG. Tatapanku tak lepas dari anak kecil itu. Memerhatikan gerak-geriknya yang menggemaskan. Ia yang selalu memanggil ayahnya dan membuka-tutup tirai masjid demi melihat sang ayah. Hadeeeh, kok kamu lucu, sih, Nak? Jujur, hatiku mengembang melihat ibu-anak tersebut. Entahlah. Mungkinkah aku juga mau?

Kajian hari ini bagus, sayangnya tidak terlalu ramai. Kajiannya berlangsung sampai 17.30. MC kajian mengimbau pengunjung masjid agar segera berwudu dan bergerak ke selasar selatan karena ada makanan yang telah disediakan. Huaaa, ini pengalaman pertamaku buka puasa ramai-ramai di MUI. Di selasar, aku bertemu kak Soraya, Piank, Bella, Ella, dan Lala. Wah, nyaris anak FIB semua, nih. Setelah melepas kangen sejenak, Bella berkata, "Nad, sudah dengar kabar belum?" 
"Belum, kabar apa memangnya?" tanyaku. 
"Aku udah nikah, Nad," jawabnya dengan senyum terkulum. 
"HAH? HAH? SERIUSAN? Kok aku nggak tahu, Bel?" tanyaku beruntun. 
"Iya, Nad, tuh lihat aja cincinnya," temanku menimpali. 
"Kapan?" 
"Baru aja Senin minggu lalu." 
"MasyaaAllah, barakallah, Bel! Bentar, aku masih syok. Hahahah."

Baru saja dipertemukan dengan ibu-anak idaman, eh sekarang dapat kabar pernikahan teman. Buka puasa kali ini diwarnai cerita-cerita walimahan teman yang dilangsungkan di Palangkaraya. Pantas saja ia tidak sempat mengundang kami semua. Lagipula katanya, pernikahan kemarin mendadak sekali. Bayangkan, jarak dari taaruf hingga pernikahan hanya dua minggu! Omaigat. Kata salah seorang kawanku, status jomblo berganti hanya dalam kurun waktu dua minggu. Gila. Temanku luar biasa sekali. Perbincangan kami terputus azan Magrib. Aku membawa mukena, tetapi tidak ikut salat berjamaah. Tas kutitipkan di temanku karena aku hendak wudu. Eh, ternyata pas aku kembali, salat sudah dimulai dan aku tidak menemukan keberadaan temanku. Jadilah, kutunggu dulu salat jamaah hingga selesai. Tak dinyana, aku bertemu kak Rasyi! Kyaaaa, senang. Ia mengajakku salat berjamaah. Sesudahnya, kami bercerita seputar IELTS dan mimpi berkuliah di Inggris. Kak Rasyi, semoga mimpimu ke Birmingham tercapai, ya. Semoga mimpiku ke Oxford juga tercapai. Ketemu di PPI UK ya, kak! Aamiin. 

Selesai salat, aku kembali menghampiri kak Soraya--kawan yang kutitipkan tas tadi. Aku hendak pamit pulang. Ia mengikutiku keluar, katanya ia mau membeli satu buku di toko buku MUI. Okelah. Buku yang dia beli berjudul Male Brain. Seputar pemikiran laki-laki, mungkin? Aku tak yakin. 
"Kak, tumben beli buku beginian."
"Iya. Persiapan."'
"Hah, persiapan apaan? Bukannya selama ini kau selalu skeptis dengan pernikahan?"
"Haha, nggak tahu, deh. Merasa sudah waktunya aja mempersiapkan diri."

O...KE. Aku lagi-lagi dibuat syok. Ada apa, sih, hari ini? Kok, berbau pernikahan dan keluarga semua? Tiba-tiba saja sosok kakak yang kukenal cuek berpikiran soal pernikahan. SubhanAllah. Tak sanggup menahan rasa syok seorang diri, tiba-tiba saja ceritaku mengalir. Aku curhat di depan toko buku. Di pelataran masjid ketika orang berlalu-lalang. Aku memang tak mengenal waktu dan tempat ketika ingin curhat. Ada kali sekitar lima belas menit aku bercerita. Kak Soraya menyimak dengan baik dan sesekali menanggapi, "Nah, tuh tahu."

"Kak, aku suka sama dia. Suka banget, tetapi aku kurang sreg sama sikapnya. Aku mau imam yang blablabla."
"Nah, tuh tahu."
"Sudahi saja, sih. Kalau siap, kau yang utarakan duluan."
"Hah? Nggak! Kau tahu aku belum siap dan belum dapat izin."
"Nah, tuh tahu."
"Tapi...aku maunya sama dia."
"Gini, deh. Kalau kamu siap, lanjut. Kasih tahu aja orangnya. Kalau kamu nggak siap, tinggalkan saja. Daripada merasa terombang-ambing terus."
"Yah... ya sudah, deh. Kau benar. Huaaaaaa, doakan aku, kakak!"

Begitulah. Percakapan malam ini diakhiri dengan curhat habis-habisan. Cukup sudah menyoal pernikahan. Allah, kalau mau mengagetkanku, jangan bertubi-tubi begini, dong... Jantungku tak kuat.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Sunday, June 21, 2015

Overnight Oatmeals

I'm craving for overnight oatmeals! :"

Sayang, belum ada oat-nya. Quick or instant oats won't do, jadi mesti beli rolled oats. The Domestic Geek selalu, deh, bikin mupeng. -_-v 

Yuhuu, siapa yang tidak tergoda dengan oatmeal macam di bawah ini? Aku, sih, tergoda. Sepertinya enak dinikmati saat sahur atau berbuka. ( ._.)

Ingredients you'll need:
Rolled oats
Chia seeds (optional)
Any kind of milk
Yoghurt
Fruit

Silakan kalau mau ditambah dengan sirup maple, madu, kayu manis, cokelat bubuk, atau bahan lain. :9
Bikin kudapan satu ini memang modal banget. Aku belum pernah coba, sih, tetapi sudah survei bahan. :D

Berdasarkan penelusuran di Google, rolled oats bisa didapatkan di Total Buah (kenapa kemarin nggak kepikiran, ya?). Chia seeds bisa kamu pesan online melalui situs-situs yang tersedia. Kisaran harganya Rp60.000,00--Rp150.000,00 tergantung ukuran. Kenapa mahal? Soalnya diimpor dari Meksiko. Chia yang dibutuhkan untuk overnight oatmeals ini nggak banyak, kok. Paling-paling satu hingga dua sendok makan. You can totally leave it if you're not into chia seeds.

Yoghurt bisa disubstitusikan dengan susu saja. Jadi, kalau kamu nggak suka yoghurt, banyakin susunya. Selesai dengan komposisi dasar, tambahkan topping buah kesukaanmu. Kalau kamu lihat gambar overnight oatmeals Sara Lynn di bawah ini, topping yang digunakan adalah blueberry, nanas, stroberi, pisang, bahkan wortel. Sok atuh dikreasikan sendiri. ^^9

Jadi pengin beli mason jar lagi. (bilang aja mau belanja) Awalnya aku punya satu dari ortu--nitip di NY--tetapi tutupnya sulit dibuka karena kelamaan kudiamkan. Fufufufu, akhirnya mason jar tersebut kubuang. Pas jalan-jalan ke Ace Hardware, eh nemu jar serupa. Harganya juga nggak jauh beda, yaitu Rp30.000,00 untuk ukuran sedang. Gegayaan banget beli mason jar gegara terhipnotis oleh fenomena infused water. Kalian mesti coba juga! Rasanya enak menyegarkan dan rupanya terlihat cantik berhiaskan buah-buahan. Sekarang aku butuh jar ukuran kecil sebagai wadah overnight oatmeals ini. Twenty thousand won't hurt, right? Wkwk.

Oh iya, oatmeals ini mesti kamu diamkan semalaman di kulkas sesuai namanya overnight. Sekitar 8 jam gitu, deh. Aaaaaand, done! Your oatmeals are ready to go.

Ntar kukabari lagi kalau aku sudah mencoba resep overnight oatmeal ala The Domestic Geek. See ya!

Cheers,
Nadia Almira Sagitta


Youtube @TheDomesticGeek

Belanja buah-buahan

Berhasil, berhasil, berhasil, hore!
(ala-ala Dora)

Alhamdulillaah, mag nggak kambuh hari ini walaupun pagi tadi lupa sahur. Lapar dan dahaga terlupa begitu saja karena saya menyibukkan diri seharian. Pagi tadi ngadain ujian lalu lanjut jalan ke DMall demi mengincar daun mint dan jeruk nipis di Daily Foodhall. Saya suka penataan swalayan Daily Foodhall. Cahayanya bagus, raknya bagus, terpenting produknya macam-macam mulai dari lokal sampai impor. Setelah dari DF, saya berkeliling toko baju. Banyak kemeja cantik, tetapi harganya tidak pas di kantong. Karena sudah jarang beli baju di Matahari, Centro, dan semacamnya, saya langsung syok begitu melihat harga satu kemeja Rp350.000,00--Rp450.000,00. Hahahaha. Dengan harga segitu, mah, saya bisa dapat gamis cantik. Huf.

Awalnya, saya mengincar daun mint dan jeruk nipis supaya bisa bikin teh ala-ala Sara Lynn The Domestic Geek (lihat videonya: https://youtu.be/X2NB47cn574). Tiba-tiba, saya berubah pikiran dan berkehendak meracik infused water saja. Jadilah, saya urung membeli jeruk nipis di DF dengan pertimbangan harga di tempat lain. (Hahaha, dasar wanita!) Mending sekalian mampir di Total Buah. Akhirnya, saya meninggalkan DMall menuju Total Buah yang terletak tak jauh dari DMall.

Ada yang tahu toko Total Buah? Ini supermarket spesialis bahan-bahan makanan, sayur, dan buah gitu. TB menyuplai buah-buahan impor. Bayangkan, selama ini saya mencari-cari blueberry dan nemu buah itu di TB. Kyaaaa, senang! Di sana, saya juga nemu buah cherry, nectarine, plum, apel granny smith, dan peach. Beberapa herbs seperti oregano, thyme, marjoram, rosemary, mint, basil, taragon, dan sage juga ada! Herbs yang saya sebutkan tadi cukup sulit ditemukan padahal mereka merupakan elemen penting dalam masakan. Dapat dipastikan Giant, Hypermart, Carrefour, dan Daily Foodhall nggak punya (karena saya sudah survei, haha). Coba, dari mana saya tahu semua ini, sementara saya buta dunia masak-memasak? Tentu saja dari koki kesayangan, Sara Lynn dan Byron Talbott. (Huaaa, I wish Byron was my husband) Cek kanal Youtube-nya di ByronTalbott. ♡

Nah, berada di Total Buah serasa berada di padang bunga. Buah-buahan terhampar di depan mata. Kyaaa, surga dunia! Sayang...karena banyak yang impor maka harga yang dipatok pun mahal. Blueberry 125g harganya Rp70.000,00 dan cherry Rp80.000,00. Seratus dua puluh lima gram itu sedikit, men. Huhu. Saya bisa bangkrut mendadak. Mengingat tujuan awal, saya segera mencari jeruk nipis. Nggak ada. Hanya ada jeruk limo kecil-kecil. Ah, sedih. Tahu begitu, saya beli saja di DF. Akhirnya, saya menjatuhkan pilihan pada sekotak stroberi seharga Rp29.000,00. Itu juga termasuk mahal. Lah, saya bisa dapat dua kotak stroberi seharga Rp15.000,00 di stasiun UI. Hahaha jangan kau bandingkan, ya. Tentu saja berbeda. Stroberi TB besar-besar dan masih segar. ♡

Tadi juga nyaris beli Anchor Whipping Cream Cair (Rp27.500,00) dan gula halus. Pengin banget bikin Oreo Cake In A Jar. Tapitapitapi, uang saya sudah habis! Sayang sekali pemirsa. Mungkin lain kali, pukpuk diri sendiri. >~<"

Cukup, cukup. Destinasi terakhir adalah Depok Town Square (aka Detos). Saya langsung melesat ke Hypermart, kan kita harus fokus pada tujuan awal. (asyik!) Teteup mengincar jeruk nipis, tetapi sayangnya habis juga, Saudara. Ah, belum rezeki saya. Saya beralih ke jeruk lemon yang notabene mahal itu. Satu lemon itu sekitaran Rp10.000,00. Beli mentimun juga. Berdasarkan artikel Hipwee berikut ini http://www.hipwee.com/tips/infused-water-8-cara-membuatnya-solusi-buat-kamu-yang-gak-suka-air-putih/, salah satu kombinasi buah infused water yang baik adalah stroberi, lemon, mentimun, dan daun mint. Okay, lets try! Menuju kasir, saya dapati antrean mengular nan panjang pisan. Nggak sebelum Ramadan, nggak Ramadan, pusat perbelanjaan selalu penuh. Huhu. Pegal banget atuh punggung ini gegara menggondol ransel berisikan laptop seharian. Berat... T-T 

Akan tetapi, tak apa. Saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Sekarang, infused water-nya sedang didinginkan di kulkas. Nanti saya unggah fotonya ke sini. Sekarang balik fokus ibadah lagi, kawan. Sampai nanti! ♡♡♡

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Saturday, June 20, 2015

Ketiduran!

OH MY GOD. Ketiduran! Nggak sahur. Nggak makan malam. Nekat, nekat, nekat. Alamat bakal lemas seharian. Biasanya, sih, kalau nggak sahur, aku nggak puasa. Hehe, selintas kayak anak-anak, ya? Bukan gitu. Kalau magku kambuh, repot banget soalnya. Lha ini aku plus nggak makan malam juga. Apa jadinya? Tapi... mau coba puasa dulu kali ini.  Semoga mag tidak datang menyerang. Aamiin.

Kalian semangat puasanya! :')

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Jangan Tebar Janji!

Tetapi janganlah kamu membuat perjanjian (untuk menikah) dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan kata-kata yang baik (perkataan sindiran yang baik). (Albaqarah: 235)

Sebenarnya, ayat ini berbicara tentang menikahi wanita yang ditinggal suaminya, entah karena meninggal atau cerai. Akan tetapi, aku posting kutipannya di sini untuk menggarisbawahi kata janji. Guys, jangan tebar-tebar janji, plis. Kalau serius, mah, utarakan secara tegas. Datang ke rumah secara baik-baik, temui orang tua, dan utarakan niat taaruf. Jangka waktu taaruf nggak lama. Paling banter setahun, nggak jarang ada yang hanya dua bulan. Itu juga tujuannya jelas, nggak tebar romansa sana-sini. Jaga pandangan, jaga perasaan. Kalau setuju, lanjut ke khitbah. Kalau nggak, ya udahan dengan alasan yang jelas. Selama proses perkenalan juga ditemani mahram. Nggak ada ceritanya dua-duaan.

Nggak ada itu janji manis yang ditebar-tebar saat pedekate atau pacaran. Zalim pada pasangan, loh, kalau kamu ingkar janji. Siapa kamu berani tebar janji seperti itu? Siapa kamu berani "ngikat" anak orang dengan pacaran? Ngikat hatinya karena sama-sama berprospek bakal menikah beberapa tahun lagi. BEBERAPA TAHUN LAGI. Heh, dalam jangka waktu satu tahun saja banyak yang bisa terjadi, gimana beberapa tahun? Kalian mau gimana? Menyemai, menyirami, dan memupuk rasa gitu selama bertahun-tahun? Kamu belum cukup di-PHP, ya? Hiks. :')

Plis, jangan tebar janji kalau belum sanggup menepati.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Dengan Doa

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu
(Damono, 1989)

Hei, sedang apa kau di sana? Apakah engkau baik-baik saja? Hatiku menjeritkan rindu, meronta ingin bertemu. Akan tetapi, untuk kini, cukuplah doa sebagai pengganti hadirku di sisimu. Dengan doa, kukirimkan bait-bait rindu dan larik-larik cinta. Doa bisa menjagamu ketika aku tak bisa. Doa bisa memelukmu walaupun aku tak kuasa. Doa bisa menghubungkan kau dan aku tatkala kita tersela jarak. Dengan doa, aku bisa memberikan apa saja yang ingin kuberi. Untukmu.

Luv,
Nadia Almira Sagitta


dok. pribadi

Friday, June 19, 2015

Kucing

Di Cafe Mawar tadi, ada dua ekor kucing. Satu berwarna putih dan satunya lagi hitam. Kucing hitam kecil berputar-putar di bawah rokku. Kadang dia ke kiri, kadang juga ke kanan. Nampaknya ia tertarik pada rok...atau kakiku. Sepertinya menggemaskan, ya, nyatanya tidak. Aku tidak begitu suka kucing. Kucing rumahan saja aku takut, apalagi kucing jalanan. Kembali ke kucing hitam tadi. Untuk mengalihkan perhatiannya (dari kakiku), aku memberinya potongan-potongan tulang ayam. Trikku berhasil untuk sementara. Setelah itu, ia kembali padaku. Kukira kucing ini baru saja kehilangan keluarga karena ia manja sekali. Aku bingung. Kau manja pada orang yang salah, Cing. Sayang, ia tidak punya pilihan. Hanya ada aku di sini sementara ia membutuhkan belas kasih manusia untuk mengisi perutnya yang lapar. Sigh. Kulemparkan lagi beberapa potong tulang beserta kulit ayam padanya. Buru-buru kutuntaskan makanku sebelum ia kembali lagi.

Melalui kucing hitam kecil tadi, aku tersadar. Saat mencintai seseorang, kita tak pernah peduli apakah ia mencintai kita juga atau tidak. Kita menemukan kenyamanan, lantas kita bertahan. Selama belum diusir, kita tetap berada di dekatnya. Mengaguminya sepuas yang kita mau. Cing, terima kasih atas pelajaran hari ini. :)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Sepi Sendiri

Pukul 03.20. Pagi ini aku jalan sendirian ke warung makan. Namanya Cafe Mawar, kalau kau mau tahu. Jalanan sepi, sunyi, dan gelap. Sebenarnya aku takut, tetapi apalah, aku butuh makan. Maka kulawan saja. Sesampainya di sana, kudapati dua orang lelaki sedang asyik makan. Tidak ada perempuan. Aku sendirian. Keluarga dan teman dekat menyarankanku beli makan sahur sejak malam hari, tetapi aku enggan. Makanannya dingin, kataku. Biasanya aku ke sini dengan seorang teman, namun kemarin dia pulang ke rumah. Jadi aku sendiri. Eh, pesananku sudah datang. Sudah dulu, ya.

Selamat bersahur,
Nadia Almira Sagitta

Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

Dilan, hari ini aku senang karena bisa mengenal kamu. Perkenalan kita hanya berlangsung tiga jam, Lan, tetapi sangat berkesan. Aku boleh bilang cinta, jangan? Hehehe, sayangnya kamu sudah punya Milea.

Milea mujur sekali bisa dekat dengan kamu. Kamu romantis dan lucu, Lan. Gadis-gadis jadi terpikat, tidak terkecuali aku. Omong-omong, kalian berdua lucu, ya. Aku tidak berhenti tertawa menyimak percakapan kalian. Kali lain, aku tersipu oleh rayuanmu, yang aku tahu ditujukan ke Milea bukan ke aku. Oh ya, Lan, dari sekian banyak percakapan kamu, aku paling suka yang ini.

"Apa?" tanyaku.
"Lupa," jawab Dilan. "Tolong bilang ke ibumu."
"Bilang apa?"
"Aku mencintai anak sulungnya."
"Ha ha ha ha. Tolong bilangin juga ke Bunda."
"Apa?
"Terima kasih sudah melahirkan orang yang aku cintai."
"Siapa?" Dilan nanya.
"Ada aja."
"Siapa?"
"Kamu! Ih!" kataku.
"Ha ha ha ha."

Lan, kasih tahu Milea kalau dia jadi buat aku ingin mengutarakan hal yang sama. Tetapi ke Tuhan. Terima kasih Tuhan atas ciptaan-Mu yang luar biasa indah. Aku suka. Mengaguminya membuatku otomatis mengagumi-Mu.

"Nanti kalau kamu mau tidur," katanya. "Percayalah, aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu gak akan denger."
"Nah, sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan, jangan rindu."
"Kenapa?" kutanya.
"Berat," jawab Dilan. "Kau gak akan kuat. Biar aku saja."
"Ha ha ha. Biarin."

Lan, aku boleh titip pesan, nggak? Tolong kamu bilang ke dia kalau aku diam-diam rindu sebelum tidur. Hehe, kamu yang bilang, ya. Soalnya aku malu. (/.\)
Sudah dulu, ya, Lan. Bulan depan, aku akan melanjutkan kisahmu dengan Milea di buku kedua. Sampai jumpa lagi, Dilan. Assalamualaikum.

Luv,
Nadia Almira Sagitta


sumber gambar

Thursday, June 18, 2015

Surat Hayati

Pergantungan jiwaku, Zainuddin

Sungguh besar sekali harapanku untuk bisa hidup di dekatmu. Supaya mimpi yang telah engkau rekatkan sekian lamanya bisa makbul. Supaya dapat segala kesalahan yang besar-besar yang telah kuperbuat terhadap dirimu saya tebusi. Tetapi cita-citaku itu tinggal selamanya menjadi cita-cita sebab engkau sendiri yang menutup pintu di depanku. Saya engkau larang masuk. Sebab engkau hendak mencurahkan segala dendam, kesakitan yang telah sekian lama bersarang di dalam hatimu. Lantaran membalas dendam itu, engkau ambil suatu keputusan yang maha kejam. Engkau renggutkan tali pengharapanku, padahal pada tali itu pula pengharapanmu sendiri bergantung. Sebab itu, percayalah Zainuddin bahwa hukuman ini bukan mengenai diriku seorang, bukan ia menimpa celaka kepadaku saja, tetapi kepada kita berdua. Karena saya tahu bahwa engkau masih tetap cinta kepadaku. 

Zainuddin, kalau saya tak ada, hidupmu tidak juga akan beruntung. Percayalah, di dalam jiwaku ada suatu kekayaan besar yang engkau sangat perlu kepadanya dan kekayaan itu belum pernah kuberikan kepada orang lain walaupun kepada Aziz. Kekayaan itu ialah kekayaan cinta. Seandainya kau terima kembali kedatanganku, saya tidak akan meminta balasan dari engkau. Balasan yang aku harapkan dari cinta suciku hanyalah dari Allah supaya engkau diberi-Nya bahagia. Balasan kedua yang saya harapkan adalah supaya saya dapat selalu hidup di dekatmu selamanya. 

Zainuddin, engkau akan beroleh seorang perempuan yang masih suci batinnya, suci jiwanya, belum pernah disentuh orang lain. Hatinya belum pernah dirampas orang dan tidak ada bedanya dengan permatamu yang hilang dan dengan gadis Batipuh yang engkau cintai dua dan tiga tahun yang lalu yang gambarnya tergantung di kamar tulismu. Tetapi sungguhpun demikian pembalasanmu, kesalahanmu itu telah aku maafkan. Sebabnya ialah lantaran saya cinta akan engkau dan karena saya tahu engkau lakukan semua lantaran cintamu kepadaku. 

Saya akan pulang, hanya dua yang kutunggu di Batipuh. Pertama adalah kedatanganmu kembali untuk menjemputku. Kedua, menunggu maut datang apabila kau tidak pernah datang kembali kepadaku. Cuma satu pengharapan yang penghabisan: heningkan hatimu kembali. Sama-sama kita habisi kekecewaan yang sudah-sudah. Maafkan saya, cintai saya kembali. 

Zainuddin, kaulah yang terpatri di dalam doaku bila saya menghadap Tuhan di akhirat. Kalau kumati lebih dahulu daripadamu, jangan engkau berduka hati, melainkan sempurnakanlah permohonan doa kepada Tuhan. Selamat tinggal Zainuddin, selamat tinggal wahai orang yang kucintai di dunia ini. Aku cinta akan dikau. Semoga hati kita sama-sama dirahmati Tuhan. Selamat tinggal Zainuddin, aku cinta akan engkau dan kalau kumati adalah kematianku dalam mengenang engkau.


sumber gambar

Dialog Zainuddin Hayati

"Saya akan berterus terang kepadamu. Saya akan jujur kepadamu. Akan saya panggil kembali namamu, sebagaimana dahulu pernah saya panggilkan. Zainuddin. Saya sudi menanggung segenap cobaan yang menimpa diriku asalkan kau sudi memaafkan segenap kesalahanku."
"Maaf? Kau regas segenap pucuk pengharapanku, kau patahkan, kau minta maaf?"
"Mengapa kau jawab aku sekejam itu, Zainuddin? Sudah hilangkah tentang kita dari hatimu? Janganlah kau jatuhkan hukuman. Kasihanilah perempuan yang ditimpa musibah berganti-ganti ini."
"Iya, demikianlah perempuan. Ia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya walaupun kecil dan ia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besarnya. Lupakah kau siapakah di antara kita yang kejam? Bukankah kau yang telah berjanji ketika saya diusir oleh ninik-mamakmu karena saya asalnya tidak tentu, orang hina-dina, tidak tulen Minangkabau! Ketika itu kau antarkan saya ke simpang jalan, kau berjanji akan menunggu kedatanganku berapa pun lamanya. Tapi kemudian kau berpaling ke yang lebih gagah, kaya-raya, berbangsa, beradat, berlembaga berketurunan. Kau kawin dengan dia. Kau sendiri yang bilang padaku bahwa perkawinan itu bukan paksaan orang lain, tetapi pilihan hati kau sendiri. Hampir saya mati menanggung cinta, Hayati. Dua bulan lamanya saya tergeletak di tempat tidur. Kau jenguk saya dalam sakitku menunjukkan bahwa tangan kau telah berinai bahwa kau telah jadi kepunyaan orang lain. Siapakah di antara kita yang kejam, Hayati? Saya kirimkan surat-surat meratap, menghinakan diri, memohon dikasihani. Tiba-tiba kau balas saja surat itu dengan suatu balasan yang tak tersudu diitik, tak termakan diayam. Kau katakan bahwa engkau miskin, saya pun miskin. Hidup tidak akan beruntung kalau tidak dengan uang. Karena itu kau pilih kehidupan yang lebih senang, mentereng, cukup uang, berenang di dalam emas, bersayap uang kertas!"
"Zainuddin..."
"Siapakah di antara kita yang kejam, Hayati? Siapakah yang telah menghalangi seorang anak muda yang bercita-cita tinggi menambah pengetahuan, tetapi akhirnya terbuang jauh ke tanah Jawa ini, hilang kampung dan halamannya sehingga dia menjadi seorang anak komidi yang tertawa di muka bumi, tetapi menangis di belakang layar?
"Zainuddin..."
"Tidak, Hayati. Saya tidak kejam. Saya hanya menuruti katamu. Bukankah kau yang meminta di dalam suratmu supaya cinta kita itu dihilangkan dan dilupakan saja diganti dengan persahabatan yang kekal. Permintaan itulah yang saya pegang teguh sekarang. Kau bukan kecintaanku, bukan tunanganku, bukan istriku, tetapi janda dari orang lain. Maka itu, secara seorang sahabat, bahkan secara seorang saudara, saya akan kembali teguh memegang janjiku dalam persahabatan itu sebagaimana teguhku dahulu memegang cintaku. Itulah sebabnya dengan segenap rida hati ini, kau kubawa tinggal di rumahku untuk menunggu kedatangan suamimu. Tetapi kemudian bukan dirinya yang kembali pulang tetapi surat cerai dan kabar yang mengerikan. Maka itu sebagai seorang sahabat pula kau akan kulepas pulang ke kampungmu, ke tanah asalmu. Tanah Minangkabau yang kaya-raya yang beradat berlembaga yang tak lapuk di hujan, tak lekang di panas. Ongkos pulangmu akan saya beri, demikian uang yang kau perlukan. Kalau saya masih hidup sebelum kau mendapat suami lagi, insya Allah kehidupanmu selama di kampung akan saya bantu."
"Zainuddin, itukah keputusan yang engkau berikan kepadaku? Bukankah kau telah termasyhur di mana-mana, seorang yang berhati mulia? Tidak, saya tidak akan pulang, saya akan tetap di sini bersamamu. Biar saya kau hinakan, biar saya kau pandang sebagai babu yang hina. Saya tak butuh uang berapa pun banyaknya, saya butuh dekat dengan kau, Zainuddin. Saya butuh dekat dengan kau."
"Tidak! Pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa. Kau mesti pulang kembali ke Padang, biarkan saya dalam keadaan begini. Jangan mau ditumpang hidup saya, orang tidak tentu asal. Negeri Minangkabau...beradat!"

Sedih...ini adegan yang bikin satu teater banjir air mata. :'(

Tinggalkan Jauh Di Belakang

"Sudah terjadi biarlah terjadi. Luka pun ada sembuhnya. Mulai sekarang, saya akan memperbaiki jalan pikiran saya kembali, hidup saya kembali. Saya tidak akan mengingat (Hayati) lagi. Saya akan melupakan dia. Tetapi kalau saya ingin bergerak maju, berjuang dalam hidup saya, saya tidak bisa di sini selamanya." (Zainuddin, TKVDW)

"Engku ini orang pintar, kenapa harus hancur oleh (perempuan). Di mana letak pertahanan kehormatan yang ada pada seorang (laki-laki), ha? Jangan mau hidup Engku dirampas dan dirusakbinasakan oleh (perempuan) itu. Engku mesti tegak kembali. Coba Engku lihat lagi dunia lebih luas dan masuk ke dalamnya. Di sana masih banyak kebahagiaan dan ketentraman tersimpan." (Bang Muluk, TKVDW)

Ingat-ingat perkataan Zainuddin dan Bang Muluk. Suatu ketika engkau butuh melupakan seseorang, entah karena ditinggal pacaran, dianggap saudara, atau bahkan ditinggal menikah, ingatlah lagi dialog ini. Kububuhkan tanda kurung agar dapat engkau ganti sesuka hati.

"Cinta bukan mengajarkan kita untuk menjadi lemah, tapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan melemahkan semangat, tapi membangkitkan semangat. Tunjukkan pada (perempuan) itu bahwa Engku tidak akan mati lantaran dibunuhnya." (Bang Muluk, TKVDW)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Adriana

Sore ini aku menonton Adriana. Ini film adaptasi novel berjudul sama, Adriana. Film ini berkisah tentang sejarah Jakarta. Para penggemar sejarah mesti nonton ini. Seriously, I dare you. Aku sudah berkali-kali membaca novelnya, tetapi belum juga bisa memecahkan sendiri teka-teki yang disuguhkan oleh Fajar Nugros. Luar biasa memang. Ada kisah cinta, sejarah, dan persahabatan. Paket lengkap, Mamen. Berikut ini kutipan film Adriana favoritku. (Catatan: kutipan di bawah ini tergolong spoiler, jangan baca jika tidak ingin rasa penasaran kalian padam!)

"Impian itu, kan, letaknya nggak harus selalu di atas, kadang kamu hanya perlu ngelihat ke bawah dan mengejar impianmu." (Sobar, Adriana)

"Negara ini sudah diperbudak selama tiga setengah abad, Mamen. Lo masih mau memperpanjang sejarah perbudakan negeri ini? Dulu kita dijajah Belanda karena kita masih bodoh, Men. Orang bodoh dijajah sama orang pinter itu udah biasa. Elo dijajah cinta, Men, dijajah cinta!" (Sobar, Adriana)
Dijajah cinta, Mamen... Jadi, selama ini aku dijajah cinta? Aaaargh, ini kutipan paling ngena.

"Kita satu SMA, lho, tapi kamu nggak pernah lihat mungkin, ya. Tapi yang nggak kelihatan, belum tentu nggak ada, kan."
"Aku Andra, biasa dipanggil Ma..."
"Mamen."
"Yes. I'm your man."
(Adriana, 2014)

Yang nggak kelihatan belum tentu nggak ada, kan? Ini mah pas banget sama kehidupan anak nerd. Adrianaaaa, aku padamu! Anyway, Andra romantis. I'm your man, oh my!

Soundtrack film ini juga bagus. Favoritku ada dua: Lepas (Monita) dan Cerita Kita (Eva Celia)

Dari semua yang pernah aku coba
Dari segala yang ingin aku punya
Kaulah yang teristimewa
(Cerita Kita)

Sekian lama kucoba mengungkapkan
Arti hadirmu dalam setiap nafasku
Selalu kugapai dalam setiap harapan
Namun kulepaskan, meski tak ingin
(Lepas)

Aku tahu kuharus lupakanmu cepat atau lambat. Akan kulepaskan, meski tak ingin... Lagu ini diputar di penghujung film. Tepat sekali menggambarkan perasaan Sobar. Sobar, bersabarlah kau seperti namamu. Harapan yang gugur akan tergantikan oleh kuncup baru. Kau juga, Putri Harapan Pertama. Untuk sementara ini, kau putri harapan dan kebanggaan kedua orang tuamu. Kelak, kaulah putri harapan pertama seorang pemuda. Kau ia tempatkan di mimpinya paling utama. Harapannya nomor satu. Bersabarlah karena saat itu 'kan datang. Cepat atau lambat.

I give 4 of 5. ♡

Cheers,
Nadia Almira Sagitta


sumber gambar

Wednesday, June 17, 2015

Ingat Aku


فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (Albaqarah: 152)

Tidakkah indah diingat oleh Sang Pencipta? Ketika ingat Dia, Dia mengingat kita. Pasti. Belum tentu hal yang sama terjadi saat kita merindukan seseorang. Kita ingat dia, eh dianya...

Bulan ini Ramadan bertepatan dengan liburan. Kata temanku, "Semangat ibadahnya. Mumpung libur, jadi tidak ada alasan lelah atau tidak sempat." Yap, she's right. Semangat! Fastabiqul khairat! ^^9

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Selamat berpuasa! 1436 H

Jadi, sahur dengan (si)apa pagi ini? -Fahd Pahdepie

Sahur bareng siapa? Teman, alhamdulillah. Nggak sendiri-sendiri amat.
Sahur bareng apa? Nasi, wkwkwk. Rencananya mau sahur di suatu tempat, eh kebablasan tidur dan baru bangun pukul 03.30. Alarmku nggak bunyi! Huaaaa. ><" Ternyata, Samsung nggak kayak Blackberry yang alarmnya bisa bunyi walaupun gadget-nya dimatikan. Alhasil, rumah makan incaran penuh-nuh-nuh. Ya sudahlah, yang penting bisa bersahur. Sayup-sayup terdengar suara orang mengaji di masjid, "Fabi ayyi aalaa irobbikumaa tukadzdzibaan?"

Selamat berpuasa, readers! :) 

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Alarm

Alarm anak kosan. Bangun, bangun sendiri. Sahur, sahur sendiri. Bismillah, bangun pagi! Begadang aja bisa, masa sahur terlewat? ^^9



dok. pribadi

Banyak Orang

Hari ini bertemu banyak orang.

Maba-maba unyu berjejalan di bikun
Pengunjung swalayan sibuk dengan keranjang masing-masing
Seorang ibu bertanya arah jalan
Anak-anak bermain petasan
Penduduk beramai-ramai menunaikan tarawih perdana

Ada pula seorang ibu yang mengomentari belanjaanku saat aku sibuk menghitung-hitung prakiraan total belanja.
"Ngekos ya, Mbak?"
"Eh...iya."
"Masak sendiri? Kok nggak beli daging?"
"Eh...ng, palingan masak sup aja, Bu. Sisanya beli."
"Oh gitu..."

Hahahha, tetapi aku senang karena udah dikirain masak selama Ramadan. Aku mah apa, Bu, bisanya sup doang. Tak apa. :" 
Semoga di antara mereka yang kutemui hari ini, tidak ada yang menipu. Semoga. Aamiin. Ini bulan Ramadan, semua orang jadi baik, insyaaAllah. Berpikir positif! :)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Tuesday, June 16, 2015

Pasangan Terbaik

"Jadi gini ceritanya..."

Bermenit-menit kemudian...

"Bagaimana menurutmu?"
"Hm, kamu pernah nggak naksir sama cowok cakep?"
"Hahahha pernah. Memangnya kenapa?"
"Rasanya seperti apa? Sekadar kagum atau cinta mati?"
"Suka biasa ajalah. Wong nggak kenal."
"Nah gitu."
"Gitu gimana?"
"Cintai orang secukupnya saja. Aku, nih, sudah kenal berbagai jenis lelaki. Mulai dari yang brengsek, yang baru pertama kali kenal cinta, yang alim, dan lain-lain. Selama aku suka sama mereka, aku suka biasa saja. Suka sekadar suka."
"Gitu, ya? Tapi gimana caranya? Aku telanjur pengin nikah sama dia. Parah, aku udah ngarep banget."
"Jangan ngotot ingin memiliki. Hal itu yang membuat kamu sakit. Kalau nggak jadi kenyataan gimana?"
"Itulah. Aku juga takut kalau nggak jadi kenyataan. Patah hati aja sakitnya berhari-hari."
"Nah itu. Pasrahkan saja semua pada Allah. Bagaimana pun nanti, kita bakal bertemu jodoh yang disiapkan Allah, kan."
"Tapi aku rasa, dialah yang terbaik buat aku. Setelah selama ini, baru kali ini aku nemu yang benar-benar...perfek. Aku takut tidak berjumpa dengan orang yang seperti dia lagi."
"Percaya. Percayalah Allah bakal memberi pasangan terbaik untuk kita. Percayalah Allah akan mendatangkan seseorang yang jauh lebih baik dari yang kita kenal hari ini. Masa Allah memberi kita yang setengah-setengah? Percayalah."
"Terima kasih, ya... Sungguh. Pendapatmu ada benarnya juga. In syaa Allah, ya."
"Tetap semangat! Pasrahkan saja semua."

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Kejar sampai titik darah penghabisan!

"Kereta!"
"Aaaah, tunggu kereta selanjutnya aja. Masih penuh, nih. Baru pukul 20.00."
"Nggak bisa, angkotku habis pukul 20.30."
"Dil, Dil! Tungguin."
 
Jadilah kami berlari-lari menuju kereta Bogor yang nyaris berangkat.

"Yay! Dapat! Hahaha."
"Yoi. Fiuh, kayak kejar mimpi. Harus berusaha hingga titik darah penghabisan."
"Yap. Kejar tuh Oxford-mu."
"Ah, mengenai hal itu... aku jadi takut. Merasa nggak punya apa-apa, sementara mimpi luar biasa. Kamu, sih, enak organisator. Banyak pengalaman."
"Lah, kok gitu. Lagian, bagus kamu takut sama mimpi. Itu tandanya mimpi kamu..."
"Ketinggian?"
"Bukan gitu. Mimpi kamu tinggi berarti kamu butuh usaha lebih untuk menggapainya. Kalau kamu masih merasa belum pantas, mungkin memang belum waktunya menetas. Matangkan dulu, Nad."
"Wah iya..."
"Makanya jangan mikirin jodoh terus."
"Wahahaha, ya. Itu sih yang mengganggu pikiran akhir-akhir ini. Oke sip. Fokus pada mimpi akademis saja, jodoh will come along."
"Yoi."
 
Kejar mimpi sampai titik darah penghabisan! ^^9

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Monday, June 15, 2015

Inikah Cinta

Inikah namanya cinta
Oh inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Oh inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya
---
Menanti-nanti perjumpaan berikutnya
Sambil sibuk menenangkan debaran hati
Penampilan dibuat rapi jali
Bedak sana, lipstik sini, rambut ditata sedemikian rupa
Latihan senyum dan ngomong di depan kaca
Agar lancar bicara saat bersua
Tetapi
Ketika ada sosoknya di seberang mata
Malah berputar memilih jalur lain
Menghindari dirinya karena
Tak sanggup untuk jumpa
Hahahaha
Ih, orang jatuh cinta itu lucu, ya
Serba salah
Pernah kayak begini, kan?
Ngaku! :P

Memang tidak ada yang jauh lebih indah dari jatuh cinta ♡
Cinta semestinya membuat bahagia
Jika tidak, tinggalkan saja

Luv,
Nadia Almira Sagitta


dok. pribadi

Sunday, June 14, 2015

A month

"Two weeks together, that's all it took, two weeks for me to fall in love with you." (Savannah Curtis, Dear John)

And you...
It took a month for me to fall in love with you.

Adik (yang tak lagi kecil)

Tanggal 18 dia ada acara Graduation Day. Ah, gils, cepat sekali waktu berlalu. Tahu-tahu udah mau SMA aja. Hari ini puas Skype-an sama adik. Mulai dari curhat cinta (oke, aku yang curhat), nostalgia masa kecil, ngelihat karya kreatifnya (she's really good at DIY thingy), sampai main bareng. Main tepuk-tepuk tangan yang terlihat konyol karena maya, main tebak-tebakan brand dan nama kota A to Z, main orang-gajah-semut. Seru banget! Jarak tidak berarti menyingkirkan kehangatan, bukan? (Tuh camkan, kali aja kita LDM suatu hari) Wkwkwk.

Kangen, kangen, kangen! >~<
Btw, jangan sering-sering catok, dong. Jelek. Ngingetin aku sama pacarnya orang. Ih, tetapi beneran ga cocok sama mukamu. Jadi tambah tua, tauk.

Nih ada sneak-peek kamar doi. Cantik. ♡
Mana pernah kamarku kayak gini. Kita memang dua pribadi yang berbeda, Sis. Sebeda apa pun kita, aku tetap cinta, kok. Hahahahaha. Geez.

Luv,
Nadia Almira Sagitta

dok. pribadi
dok. pribadi
dok. pribadi

New Romantics

'Cause, baby, I could build a castle
Out of all the bricks they threw at me
And every day is like a battle
But every night with us is like a dream

Baby, we're the new romantics
Come on, come along with me
Heart break is the national anthem
We sing it proudly
We are too busy dancing
To get knocked off our feet
Baby, we're the new romantics
The best people in life are free

Kalau boleh dibilang, ini lagu nasional orang-orang patah hati. Do not take relationship too seriously because we're still young and free! Taylor Swift mengalami banyak perubahan beberapa tahun belakangan. Dulu lagu-lagunya menceritakan kisah yang manis. Lihat saja album Fearless dan Speak Now. Wah, penuh lagu cinta yang berbunga-bunga. Love Story, Enchanted, You Belong With Me, Forever and Always, Mine, dan Sparks Fly. Album Red berisi tentang cinta merah membara sekaligus menoreh luka. Banyak lagu patah hati dan sedih di album Red. Hal itu mungkin dipengaruhi kabar putusnya ia dengan Harry Styles. We Are Never Ever Getting Back Together, I Knew You Were Trouble, All Too Well, dan I Almost Do sudah cukup menggambarkan keseluruhan tema album ini. Albumnya yang terakhir bercerita tentang proses move on. Lagunya galak. Nadanya juga upbeat banget. 1989 sangat berbeda dengan ciri country yang selama ini melekat pada Taylor Swift. Yea, cinta bisa mengubah orang. Apalagi kalau hatinya dibuat patah. Hahaha, aku jadi ingat suaraku mendadak lantang gegara patah hati saat SMP. Guru sejarah SMP-ku sering meminta kami membacakan isi teks buku. Satu ketika, aku baru tahu orang yang kutaksir tiba-tiba pacaran dengan orang lain. Masalahnya, he knew my feeling towards him. Memalukan, nggak? Iya, dong. Beberapa hari setelah itu, Bu Nur memintaku membaca. Kelas hening. Aku membaca dengan lantang. Seolah-olah marah. Entah marah kepada siapa. Yang kupikirkan saat itu hanya, "Aku nggak mau terlihat patah hati. I'm strong enough." Begitulah. Aku juga sempat berubah galak pada laki-laki.

Sayang, sejak SMA, pertahananku runtuh hingga hari ini. Dulu aku termasuk orang yang tegar. Jarang nangis karena gengsi. Kalau ada film atau bacaan tentang cinta atau orang tua, aku tidak menangis. Konyol saja, menurutku. Kusangka teman-temanku mengira hatiku terbuat dari batu. Akan tetapi sejak SMA dan kumengenal cinta (lagi), pribadiku berubah sepenuhnya. Aku jadi sensitif dan mudah menangis. Mungkin ini akumulasi dari air mata yang bertahun-tahun kutahan. 

We're so young but we're on the road to ruin
We play dumb but we know exactly what we're doing
We cry tears of mascara in the bathroom
Honey, life is just a classroom

Life is just a classroom, hon. Every love is a lesson. Patah hati tidak lantas menjadikan bumi berhenti berputar, kan? Yuk, semangat lagi! :)))

Luv,
Nadia Almira Sagitta

sumber gambar

Kurus terus; Terus kurus?

Aku tidak mau kurus terus. Saat aku mengeluhkan ini, mungkin ada orang-orang di luar sana yang berkata, "Aku tidak mau gemuk terus." Bukan, aku bukannya tidak mensyukuri badan pemberian Tuhan, tetapi aku sangat ingin membuatnya ideal. Tinggiku 170 cm, sementara berat badanku... oh, tak perlu kau tahu. Yang jelas, dokter gizi menetapkan beratku termasuk dalam kategori underweight.

Terlalu kurus tidak baik. Terjangkit sakit mag, nyeri tulang, dan sebagainya. Seperti yang baru saja terjadi, tiba-tiba sendi peluru (antara lengan dan bahu)ku nyeri luar biasa. Lengan sampai nggak bisa digerakkan saking sakitnya. Nyerinya menjalar sampai ke pinggang. Ya apaan. Duduk kaku aja sambil meringis, menunggu nyerinya reda.

Belum lagi skoliosis yang tampaknya makin parah (semoga saja tidak). Nyerinya amit-amit, nggak bisa dibahasakan, deh. Mana kata beberapa orang, derajat kemiringan skoliosis lebih cepat berubah pada orang kurus. Alasannya. otot penyangga tulang yang miring tidak cukup kuat. :(

Ya Allah, ini baru sakit tulang dan sendi
Belum seberapa dibandingkan rasa sakit saat melahirkan
57 del, katanya
Setara dengan 20 tulang yang patah dalam satu waktu
Waks, satu sendi yang nyeri saja bikin nangis
Tulang belakang yang bengkok saja melahirkan keluh berhari-hari
Gimana patah tulang?
Hebat banget, deh, yang melahirkan secara normal
Juga yang secara caesar
(You guys have no idea betapa sakitnya bekas jahitan caesar)
Seorang ibu itu hebat, ibuku hebat, ibumu juga
Mereka perempuan tangguh nan kuat
Membawa anak dalam perut selama berbulan-bulan
Melewati proses melahirkan yang luar biasa sakit
Berada di titik kritis hidup dan mati
Menyusui anak minimal dua tahun
Mengemong anak bertahun-tahun
Wajar saja ada peribahasa yang bilang, "Kasih ibu itu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah."
Menjadi ibu merupakan pekerjaan tiada henti
Anak-anak gadis bakal merasakan kesulitannya ketika ia menjadi seorang ibu kelak
...
Perempuan menikah harus siap menjadi ibu, kan?
Wkwkwkwkwkwkwkwkwkw
Kalau ingat ini, rasanya mau menyingkirkan jauh-jauh pikiran menikah muda
 
No cheers for tonight,
Salam,
Nadia Almira Sagitta
sumber gambar

Berserakan

Kadang suka nyerah dengan kondisi kamar sendiri. Barang-barang terlalu banyak sementara ruang tak cukup. Sumpah bingung gimana ngaturnya. :|

Yah, baru juga kamar, gimana rumah?

Super bingung menempatkan buku, fotokopian materi kuliah, dan kertas-kertas catatan. Hwaaa, aku butuh rak buku baru! (Padahal Ayah sudah bikinin dua rak tambahan di dinding, di samping rak tiga tingkat dan rak yang menyatu dengan tempat tidur) Susah, ya, penggila buku mah.

Ini kertas dan buku pada berserakan. Kayak hati. Hahaha ngakak. Dah, ah, balik beres-beres kamar. Hayo, kamarmu rapi, nggak? ;)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Saturday, June 13, 2015

Peminjam buku

Aku masih ingat suatu siang beberapa tahun silam. Aku mengenakan blazer, celana kain, dan sepatu hak tinggi. Kalau tidak salah ingat, aku juga memakai bando. Postur tubuhku yang sudah tinggi dari asalnya semakin tampak menjulang dengan bantuan sepatu.

Aku ingat betapa gugupnya aku menghapalkan berita yang akan kubawakan sore itu. Lalu kau datang membawa kamera dan diam-diam memotretku. Ketika kutangkap matamu sedang menelusuri wajahku, aku melemparkan senyum. Grogi. Begitu pula saat kudapati kau mengarahkan kameramu pada diriku. Tak terhitung berapa kali aku mencak-mencak karena malu. Sudahlah jangan foto aku terus, pintaku. Kau hanya tertawa sejurus lalu kembali memotretku yang sedang manyun. 

Tak hanya memotretku, kau juga menyembunyikan binder hijauku yang berisi catatan-catatan sekolah, debat, dan sketsa gambar. Aku berulang kali memintamu mengembalikannya, tetapi kau terus saja memohon buku itu untuk kau pinjam. Kau masih ingat aku tidak menyetujui permohonanmu kala itu? Aku takut kau menghilangkan buku itu, or worse, mengambil tanpa berniat mengembalikannya. Kita berkejaran seperti anak kecil. Kau mudah saja lari-lari keliling aula, sementara aku tergopoh-gopoh berjalan cepat karena harus menyesuaikan keseimbangan. Akhirnya aku menyerah. Okelah, tetapi hanya sehari, pasrahku. Kau tersenyum kegirangan. Aku heran mengapa kau begitu ingin membaca bukuku. Itu hanya kumpulan catatan, tidak ada yang menarik.

Ternyata, keherananku baru terjawab esok hari. Aku menghampirimu dan menagih bukuku. Kau lalu menampakkan raut muka menyesal lalu berkata lempeng bahwa kau lupakan bukuku di rumah kawanmu. Aku tidak percaya dan berpura-pura kesal. Ketika kau kekeuh dengan leluconmu itu, aku ngedumel dan beranjak pergi. Saat itulah kau menahanku.
"Eh, Nad. Jangan marah, dong. Ini kukembalikan bukumu."
"Gitu kek dari tadi. Huh."
"Makasih sudah dipinjamkan. Tapi, jangan kau buka sebelum sampai di rumah, nah."
"Hah, kenapa?"

Ini, kan, catatanku. Apa hakmu melarang-larang diriku mengecek halamannya? Aku semakin bingung. Akan tetapi, kusetujui saja agar percakapan konyol kita segera berlalu Hari itu Jumat, aku masih ingat. Kau bersama rombongan kawanmu bersegera salat Jumat. Aku duduk diam di kursiku dan memastikan benar-benar tak ada lagi sosokmu di lokasi. Saat itulah aku membuka lembar per lembar bukuku. Tidak ada yang aneh kecuali beberapa komentar konyol yang kau torehkan di sketsaku. Masih kubolak-balik halamannya hingga mencapai dua halaman terakhir. Ada satu tulisan asing terpampang di sana. Besar. Tegas dan jelas berisi pernyataan cinta.

Jujur, saat itu aku hampir saja kehilangan napas. Jadi ini maksudnya kau kekeuh meminjam bukuku? Untuk menitipkan satu kalimat ini? Asal kau tahu, ini pernyataan paling manis yang pernah kuterima. Walaupun aku tak dapat membalasnya dengan manis pula, aku tetap berterima kasih atas catatan yang kau tuliskan.
Sukses, ya, di kota seberang! Aku berjanji akan melunasi janjiku yang dulu. InsyaaAllah.

Salam,
Nadia Almira Sagitta


sumber gambar

Encim

Seminggu ini aku terobsesi dengan kebaya encim. Kebaya sederhana dengan bordiran di bagian leher dan tepi baju. Pakaian ini bisa kau pakai dan di luar dan di dalam rumah. Jika dikenakan saat berjalan-jalan ada kesan semiformal, sementara jika dikenakan di rumah ada kesan bunga desa yang kau dapatkan. Itu menurutku. Tak banyak orang yang berpakaian rapi di rumah. Umumnya semua lelah beraktivitas dengan kemeja, jas, dan blazer di keramaian kota. Ketika sampai di rumah, pakaian kebesaran itu ditanggalkan dan digantikan dengan celana pendek, kaus longgar, atau bahkan daster. Bagi perempuan menikah, tentu saja ia tahu pakaian seperti itu tak mampu memikat perhatian. Aku merasa tidak adil saja bila di luar harus bersaingan mode dengan wanita-wanita kota, sementara di rumah tak bisa mempertahankan keahlian bermode di depan mata suami sendiri. Jangan kau heran dari mana kudapatkan sepenggal nasihat ini, aku pernah membacanya di satu buku.

Aku ingin menjadi seperti perempuan di dalam video klip ini. Mengenakan kebaya encim dan rok putih. Seperti orang zaman dahulu. Biar saja kesan bunga desa melekat kuat pada diriku. Benar aku memuji selera berpakaian orang-orang tua. Aku memuji pakaian budaya yang mereka kenakan. Bukankah memang sejak mulanya wanita-wanita Indonesia menjunjung tinggi kesopanan? Tak pantas kita teperdaya dengan budaya pakaian Barat yang memamerkan bahu, paha, dan dada sesuka hati. Di samping itu, aku ingin menjadi kembang bunga yang sedang mekar di hadapannya. Menjadi putri yang lantas dikagumi karena kecantikannya. Aku tahu kriteria cantik 'kan kalah dengan kriteria ketaatan kepada Tuhan, tetapi aku tak bisa bohong aku juga ingin dipuji menarik.

Aku sudah menyurvei harga kebaya encim. Label harganya memaksaku untuk segera menabung. Berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Nanti segera kukabari bila encim idaman sudah berpindah tangan. Selamat malam dan selamat mengenali lagi identitas budaya negeri.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta


Youtube @RanTVIndonesia

Malam Minggu

Malam ini malam minggu. Lagu yang pas sebagai kawan dalam sepi adalah Malam Mingguku - Yovie & Nuno.

Aku ingin malam mingguku
Engkau selalu ada dekatku
Menemani peluk bintang-bintang
Bila nanti engkau milikku
Bila saja cinta berbalas
'Kan kusayang selama hidupku
 
Jangankan bintang,
Aku rela merentangkan tangan memeluk bulan
Dan kupersembahkan ia untukmu
 
Bila saja cinta berbalas,
Aku tak hanya ingin malam minggu
Aku ingin...
Tujuh malam dalam seminggu
Berdekatan denganmu
Bertukar pikiran, berbagi asa
Dan tentu saja cinta
 
Di mana pun engkau berada malam ini
Selamat bermalam minggu.♡

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Friday, June 12, 2015

Jiwananti dan Aku (Akhir)

Akhirnya novel ini tamat juga. Ini novel tipis paling lama yang kutamatkan. Kubaca sejak semalam hingga waktu menunjukkan pukul satu siang esok hari. Novel ini pun memiliki pengantar lagunya sendiri, satu lagu yang kuputar sejak kemarin hingga kini. Tak kubiarkan lagu lain mengganti posisinya. Sama seperti tak kubiarkan orang lain menggantikan hadirmu di hatiku.

Tahukah kau mengapa?
Deretan-deretan kata Aan Mansyur telah membuatku berkontemplasi atas perasaanku sendiri. Kepada masa lalu yang hendaknya menjadi masa depan. Kepada cinta yang kubiarkan bernaung pada jiwaku. Kepada ia yang barangkali tetap menjadi nanti bagi hidupku. Nanti yang entah kapan singgah lagi.

Perjalanan cinta Jiwa yang tak menemui kebahagiaan membuatku bergidik ngeri. Apa jadinya bila aku memutuskan untuk tidak menikah seumur hidup karena kehilangan ia yang benar kucinta? Atau. Apa jadinya bila aku memutuskan menikah agar terhindar dari pandangan-pandangan sedih kawanku, tanpa melibatkan rasa yang seharusnya tumpah untuk calon suamiku?

Cinta itu luka, kata Eka Kurniawan
Begitu pula kata Rendra, cinta itu racun bagi darahmu
Sementara Aan berkata cinta itu setia

Aku terlalu khawatir akan masa depan, komentar sahabatku. Untuk apa mengkhawatirkan hal-hal yang belum lagi terjadi, lanjutnya. Kurasa ini nasihat emas yang harus kugenggam baik-baik.
***

Entah mengapa aku mendadak puitis beberapa hari ini. Puisi itu candu, begitu pula romansa yang 'kan menjadi masa lalu. Diam-diam aku bersyukur meninggalkan mimpi menjadi sastrawati. Andaikata mimpi itu benar kujalani, barangkali setiap sajak yang kutulis akan kuejawantahkan pelan-pelan. Menjadi mimesis dalam tiap karyaku. Seperti Chairil yang menderita. Aku mudah sekali larut dalam permainan kata-kata juga mudah menangisi kisah cinta yang terhampar di depan mata. Siapa pun kau yang kelak menjadi pasanganku, sedari kini kuperingatkan, calon istrimu memang seringkih ini jiwanya. Untuk itu kuperlu kau tetap menggamit jemariku dan menopang bahuku agar tidak jatuh dan menyerah dengan keadaan. 

Aku sesal dan tidak sesal membaca karyamu kali pertama, An. Kau memang lihai menarikan jemari di atas papan ketik yang kemudian menghasilkan untaian kata luar biasa. Kau--para pembaca--yang tertumbuk pada tulisanku mengenai Jiwa dan Nanti dua hari ini harus menyelami sendiri kedalaman cerita yang Aan Mansyur tawarkan. Dua jempol delapan jari untuk Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi. Bravo!

Diam-diam berpuisi

Kau memilih diam dibanding berdusta. Terkadang aku kagum dengan kegigihanmu menyimpan cerita. Selalu saja menumpuk kisah di dalam hati.

Kau diam saja ketika melangkah melewatiku. Kau tak pernah punya nyali untuk sekadar menyapaku. Mulanya kubiarkan saja, tetapi akhir-akhir ini aku gemas. Mengapa bibir itu terkatup saja? Apa sulitnya mengeja namaku yang hanya terdiri dari lima huruf? Aku tahu kau punya sesuatu untukku. Aku tahu kau menyimpan cerita tentangku di sarang pikiranmu. Aku pernah mendapatimu dua kali menatapku dari kejauhan. Kau menatapku lama sekali. Seolah ingin berkirim pesan melalui sepasang mata bola.
 
Kau pendiam juga misterius. Dua hal itu menimbulkan sejuta tanya di benakku, membuatku ingin mengenalimu lebih dalam. Aku sungguh ingin membacamu. Sayang, tak pernah kau suguhkan kata-kata berbalut perasaan dalam lisan maupun tulisan. Aku lalu hilang cara. 

Maka aku diam-diam saja di bilik ini. Banyak menulis dan membaca. Selama ini aku selalu menulis tentang kamu, tetapi tidak sekalipun dapat membaca kamu. Aku tidak tahu-menahu pribadi yang bersembunyi di balik sikap diam dan hening itu. Apakah kau sosok yang dingin, puitis, atau romantis. Aku tak tahu itu.
 
Membaca Jiwa dan Nanti pagi ini, aku terhenti di halaman kesembilan puluh. Ada sosok bernama Riana dalam masa lalu Jiwa. Riana dan Jiwa sempat berpacaran. Saling berpeluk mesra melalui rangkaian aksara yang ditukar setiap pagi.

Ada satu kata Riana yang aku suka, "Kau tahu apa yang aku suka dari penyair? Sesungguhnya bukan apa yang mereka tuliskan, melainkan apa yang mereka bisikkan. Kau menuliskan sesuatu melalui surat dan cerita. Kau membisikkan banyak hal ke telingaku melalui puisi."

Aku tak berkeberatan bila kau memilih diam, tetapi diam-diam begitu cerewet mendeskripsikan sosokku pada secarik kertas. Aku ingin tahu sudah berapa lembar tulisan tentangku yang kau tuliskan. Bagaimana bentuknya, puisi, prosa, ataukah drama? Atau hanya corat-coret tak beraturan di halaman kuarto putih? Aku ingin menjadi tokoh utama dalam setiap cerita yang selalu kau simpan sendiri. Sama sepertiku yang menjadikan dirimu tokoh utama dan terutama dalam setiap tarian penaku. 

Bila kau belum mulai menulisku, lakukanlah meski hanya sekali. Tulislah walaupun hanya tiga kata, sesingkat aku cinta kamu. Aku menunggu keberanianmu mengirimkan bait-bait kalimat itu padaku. Entah kini, entah nanti.

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Planning saya

"Lulus SMAN 17 MAKASSAR. Ikut SNMPTN tertulis. Lulus di Fakultas Sastra Universitas Indonesia *uyeaaaah. Kuliah di UI. Kerja sampingan menjadi tentor di LBI. Menerbitkan novel perdana. Menulis buku kumpulan puisi. Aamiiin. Lulus kuliah -cumlaude! Lanjut S-2 di Fakultas Susastra Universitas Indonesia. Ketemu jodoh yang telah dituliskan Allah di Lauhul Mahfudz. Menikah *ehem. Jadi dosen sastra di Universitas Indonesia. Mengajar bahasa Indonesia di luar negeri. Membuat banyak orang asing mencintai bahasa Indonesia. Punya cita-cita membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional urutan ketiga. Kerja di Pusat Penelitian Bahasa."

Membuka-buka kembali perencanaan hidup saya yang telah lampau. Tulisan ini berada di draf sejak 2013 lalu. Aku membukanya kembali hari ini, 15 Oktober 2014. Ada beberapa mimpi yang kuralat tetapi masih super hebat, kok. Haha! Bermimpilah yang tinggi, Nak! :)

Lagi, kubuka kembali mimpi ini. Mengingatkanku masih betapa jauh usaha mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Menulis buku, ya? Entah sudah berapa lama aku tak akrab dengan keinginan satu itu. Mimpi yang perlahan terkubur karena ketakutan dan ketidakberanianku semata.

Edited: 13 June 2015

Arti Cinta

Banyak betul yang mempertanyakan arti cinta
"Apa itu cinta? Bisa kau jelaskan padaku?"
Kau toh tidak sedang membuat kamus atau apa
Mengapa harus memaknainya secara general
Sementara setiap orang memiliki arti khusus mengenainya
Ada yang bilang cinta itu pernikahan
Tiada cinta yang timbul sebelum ia dikonkretkan
Ada yang bilang cinta itu penantian
Menanti seseorang sampai ia jatuh dalam pelukan
Ada yang bilang cinta itu perjuangan
Serupa proses jatuh-bangun ketika memenangkan satu hati
Ada yang bilang cinta itu gores-gores luka
Tak lebih dari bohong, khianat, dan kecewa
Ada yang bilang cinta itu kamu
Karena hanya bersama kamu, aku tidak takut lagi menjadi pemimpi*
Ada yang bilang cinta itu risau
Setiap hari berhiaskan galau, gundah, dan gulana
Ada yang bilang cinta itu...

Ah, cukup!
Rasakan saja ia tanpa perlu deskripsi.

---
*kutipan dalam novel Perahu Kertas

Luv,
Nadia Almira Sagitta