Wednesday, August 24, 2016

Sebatas Itu

Jika peranku sebatas penyemangat dan pendengarmu, aku tidak mengapa. Sedari dulu aku juga begitu, selalu begitu. Peranku selalu sama, yakni pendengar sekaligus penyemangat orang-orang. Asalkan kau mencariku dan berbincang denganku, aku tidak masalah kita hanya sebatas itu.

Tuesday, August 23, 2016

Mendoakanmu

Fii amanillah.
Semoga Allah senantiasa menjagamu.
Semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkahmu.
Semoga Allah memberikan solusi terbaik untukmu.
Semoga Allah...mendengar doaku kepadamu.

Aku hanya menginginkan yang terbaik untuk hidupmu, kebahagiaanmu, dan tentu saja senyumanmu. Sudah lama tidak kulihat. Janganlah engkau bersedih.

Acapkali engkau merasa ditinggalkan dan sepi, ingatlah bahwa aku tidak pernah pergi. Raga boleh jauh, tetapi jiwa selalu bersama dalam untaian doa.

"Aku mencintaimu. Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu." (Sapardi Djoko Damono)

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Monday, August 22, 2016

Am I disappointing you?

Sesedih itu pas tahu ELDP datang ke KIMLI, Unud, Juli lalu untuk mengadakan pelatihan dokumentasi bahasa selama tiga hari. Huaaaaaaa Hans Rausing Endangered Languages Project! :(

Padahal aku juga masih anak bawang, pasti belum ngerti soal teknis dalam mendokumentasikan bahasa. Pasti saingan sama master, doktor, serta profesor dan besar kemungkinan aku cengo sepanjang acara. Aku ngertinya mimpi doang jadi peneliti ke daerah terpencil untuk memperoleh data selengkap-lengkapnya. Gapapa, anak muda itu butuh bermimpi.

Ng, kamu ngerti kan rasanya ketemu secuil bagian dari mimpi-mimpi kamu? Seperti bertemu idola, hanya menatap mereka di depan mata saja sudah membuat bahagia, apalagi kalau berkesempatan ngobrol dan bekerja sama! Duh. Jadi, aku nggak berlebihan sesedih ini karena melewatkan kesempatan. Iya, kan? ^^

(*)untuk kalian yang nganggap aku bacot doang memosting berita soal bahasa yang terancam punah, yang memandang semangatku kendor, yang mencibir aku tidak serius menggapai cita-cita karena belum mempersiapkan S-2, dan komentar negatif lainnya...oke. Iya, kemarin fokusku tersedot karena skripsi yang sampai sekarang masih menjadi beban pikiran. Iya, semangat sempat kendor karena banyaknya masalah hati. Iya, belum cari beasiswa S-2. Iya, aku belum ini dan itu. Namun, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki semuanya, bukan? Toh, S-2 tidak harus langsung daftar selulusnya kita, kan? Boleh aja sih kalau mau. Akan tetapi, aku pribadi, mau banyak baca, mau cari pengalaman dulu sebelum S-2. Intinya, mau tahu medan akademis nanti sebelum memutuskan 'tuk menjejakkan kaki di sana. Ngapain, sih, hidup dikejar-kejar waktu? Intinya, kita punya cara masing-masing untuk menjalani hidup dan menggapai mimpi. Siapa pun nggak berhak mengintervensi, baik itu keluarga maupun teman. Huft. Berhenti berkomentar negatif, tolong. Kalau nggak bisa ngasih komentar positif, tutup mulut aja dan doakan.

(♡) Err, aku dulu udah membuktikan aku bisa masuk Sasindo UI ketika kalian meragukan aku, kan? Aku berada di jurusan yang katanya nggak prestise menurut kalian. Seolah harkat aku turun karena sesungguhnya aku jebolan anak IPA dan kalian berdua pun menekuni bidang IPA. Namun, aku berhasil mempertahankan IPK sebaik-baik yang kubisa, menunjukkan bahwa aku benar-benar cinta sama jurusan ini, dan berkontribusi dalam bidang bahasa semampuku walaupun hanya sekadar menyemangati dan berbagi ilmu dengan teman-teman atau menyebarkan info ini-itu. Kukira, itu bentuk pertanggungjawaban atas pilihan sendiri. Lantas, hanya karena sedikit masalah di akhir kuliah ini, berhak gitu melabeli aku nggak bertanggung jawab dan mengecewakan? Oh God, please!

I'll pursue my own dream, with or without your support. Terkadang, cibiran itu mesti dibekap dengan bukti. Mungkin belum sekarang, tetapi kupastikan akan ada buktinya. Nanti.

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Saturday, August 20, 2016

Carry on

Thank you for boost my mood, made my stomach full of butterflies, fulfill my heart, and made me smile so wide! Oh, darlin. Tell me who I have to be, to be the one beside you so we don't have to missing each other like this. Shall we carry on our journey?

Definitely, until time grows us apart. We'll see then if there's still spark when we see each other. From there, we'll decide where we want to go next.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Friday, August 19, 2016

The Redness Is Gone! (facial)

Good morniiing, everyone!

This morning I woke up with happiness. Hahaha. ^^ Right after I get up, I wash my face and realize there's no bump in my face as usual. Wait, wait, I couldn't believe it, I should see it myself! (go to the mirror)

No zits in my face.
Not even a bit.
All dry and gone.

Huaaaa, alhamdulillaaaah! I feel so relieved because a week ago I did my facial in Larissa Aesthetic Centre in Jogjakarta and it made my face gone red and there are a few new zits near the area that've been extracted by the beautician. I regretted it. I regret that I did my facial there after months not doing it. I regret that I let the beautician to extract (to pop) my pimples when I know theres's a rule about not-picking-up-your pimples. :')

I immediately search about facial after I went home. Do facial really hurts? Is it normal to form new zits after you've done your facial? Is facial safe for our face? DO WE REALLY NEED FACIAL? There are tons of different answers from experts to beauty blogger out there in the internet. There are pros and cons. Most of it recommend us to do facial at aesthetic centre or dermatologist, not at the salon. And, many of 'em said, "Yes, facial give you redness because your skin got trauma but it shouldn't be too long to go back to normal."

Two or three days after I did facial, my face don't get better and I got frustrated. The redness is still there, new zits start to form, my skin hurts and a lil bit dry, and I'm not comfortable with my conditions. Well, it's true that my face got smoother than before because all of my zits were popped. But I can't stand the other effects I'm getting from doing facial. I even swear I won't do facial anymore. It doesn't worth the money. :(

Ahahhaha, but maybe I'm not being patient enough. Maybe I didn't do the right care after doing facial. Maybe my sleep cycle made my face gone worse. Zzzzzzzz, sorry for blaming you, facial. Well, now I'm happy that the redness and the zits are gone. Gosh, all thanks to tea tree oil, honey mask, Nuface mask, and all Himalaya products I'm using. Hahaha, I'm not really sure which one that made my face better. ( ._.)

I guess I have to put facial to my beauty routine every two months. Why not once a month? Duh, I don't have enough money for it and besides, facial is really really really hurts. I'm not ready to do facial that soon. My face needs to heal itself first. -,-v

Do you do facial?

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Thursday, August 18, 2016

Buang Jauh

"Aku nggak dapat kabarnya di mana-mana."
"Dia udah ngilang ditelan bumi."
"Ih, kok gitu?"
"Ih, buang saja dia jauh-jauh. Untuk apa coba?"
"Ya aku cuma mau memanfaatkan waktu selagi bisa..."
"Ih, jangan. Nggak usah. Aku sudah bisa menebak bagaimana akhirnya. Kamu ingat, kan, aku juga pernah dibuat begini? Ya sudahlah, aku yakin paling sebentar lagi kau lupa."
"Carilah pengalihan. Banyak hal yang dapat kau kerjakan daripada merenung lantas mengingat dia."

Monday, August 8, 2016

Prioritas

"Jangan sama orang yang tak bisa memprioritaskan kamu."

Aku mengerti. Kita pasti ingin menjadi prioritas. Menjadi aspek utama dan terutama dalam hidup seseorang. Akan tetapi, bagaimana jika ada keperluan yang lebih mendesak? Apakah tetap harus kita yang menjadi prioritasnya? Bukankah lebih indah kalau saling memahami dan memberi ruang?

Yah entah. Orang kadang-kadang lucu juga. Sibuk memberi tahu ini dan itu, padahal kita tidak butuh. Justru nasihat mereka membuatku takut untuk berkeluarga. Aku nggak mau, deh, jadi penghalang kegiatanmu hanya karena aku menjadi prioritas baru. Aku nggak mau jadi kerangkeng dan sangkar yang mengurung kamu.

Let us fly
Free as bird
...
Let us live
This life
The way we want to

Tidak Salah

Perpustakaan.
Di depan laptop.
Sendiri.

Kau tahu, sayang? Tadi dua orang kawanku membicarakan rencana pernikahan mereka dan mengulas tentang sifat-sifat lelaki. Mereka bersepakat atas kriteria lelaki idaman yang ternyata ada pada pasangan masing-masing. Kriteria itu tak ada padamu. Mereka lalu mengatakan, "Tuh, cari laki-laki yang seperti itu. Yang menghargai kamu dengan caranya itu." Diam-diam gengsiku terbetik. Memangnya kamu tidak menghargaiku? Menurutku tidak juga. Kamu punya caramu sendiri, bukan? Mengapa harus disamakan? Aku tidak suka dihakimi dan disalah-salahkan. Kamu tidak salah. Aku juga tidak salah karena telah memilih kamu. Kenapa, sih, semua orang bersikap sok tahu?

Ah, memang ya. Perjalanan cinta itu hanya dapat dimengerti dua orang. Yang lain-lain tak usah ikut.

Friday, August 5, 2016

Mengalir

Mengalir

Mengalir

Kebahagiaan menderas

Mengalir

Mengalir

Air mata

Turun mengalir

Kebahagiaan lewat

Mengalir

Melewati

Diri

Kebahagiaan lupa

Singgah di sini

Thursday, August 4, 2016

Peluk

Kangen. Kangen sekali. Mau peluk. Andaikata boneka tentu sudah kupeluk tiap malam. Sayangnya bukan. Ini perkara manusia yang belum menjadi siapa-siapa.

Wednesday, August 3, 2016

Pesan

Wahai kamu, perempuan yang sedang membaca pesan ini. Di malam ini, aku akan memberimu satu pesan, ya sebagai hiburan saja. Jangan terlalu serius walaupun isi pesanku bukan candaan lucu-lucuan. Pesan satu ini perihal lelaki.

Laki-laki itu datang dan pergi sesuka hati. Kamu tahu, laki-laki adalah makhluk yang paling pandai bermain tarik ulur. Merekalah yang datang terlebih dahulu, membanjiri kita dengan kata-kata juga gestur istimewa sampai kita mulai terbiasa, lalu pergi bersembunyi. Membiarkan kita yang datang sendiri dan mencari. Seolah-olah kita yang butuh (padahal memang butuh karena kita sudah masuk perangkap). Cerdik katamu? Memang, namanya juga laki-laki. Mengesalkan.

Nah, apakah kamu pernah ditinggalkan laki-laki? Percayalah, aku juga pernah. Aku tahu rasanya ingin menenggelamkan diri dalam luka yang tampaknya abadi. Aku tahu rasanya kehilangan senyum sebab muram. Aku pun paham ketika kamu bilang dunia tampaknya tidak berpihak padamu lagi.

Duhai, perempuan...
Jangan biarkan dirimu larut dalam lautan nestapa.

Ambil baiknya, buang buruknya

Itu adalah ungkapan penghibur hati yang tampaknya sudah menjadi template sehari-hari. Eh, tetapi nasihat krucil ini benar adanya! :)

Setiap orang membawa pesan yang berguna untuk kehidupan kita. Itulah mengapa mereka dihadirkan, tentu supaya dapat engkau tarik pelajaran darinya. Pertemuan itu Allah yang mengatur, begitu juga dengan perpisahan. Laki-laki bisa datang dan pergi, tetapi semoga pesan-pesan kehidupan yang pernah mereka torehkan tetap hidup abadi.

Hapuslah sedih yang menyelubungi hatimu saat ini. Buang jauh-jauh rencana balas dendam yang telah kamu susun sedemikian rupa demi menyadarkan ketololan dia yang sudah menyia-nyiakanmu. Sudah. Biarkan Allah saja yang menyadarkan, ini bukan tugasmu. Yang seharusnya menjadi perhatianmu adalah bagaimana menetralkan perasaan. Juga bagaimana mengambil hikmah dari balik duka.

Proses penyembuhan hati tidaklah gampang, aku mengerti. Kata-kataku ini bisa jadi hanya lewat sepintas lalu tanpa meninggalkan jejak yang berarti. Tidak apa-apa. Yang jelas kamu sadar bahwa kamu tidak sendiri. :)

Ingatlah, kamu selalu punya aku sebagai kawan tempatmu berbagi.

May happiness always follow you around. ;)

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

Monday, August 1, 2016

Lipstik Revlon Colorburst Matte Balm - Sultry

¡Hola!

Sore ini mau meresensi (tsah, bukan me-review) Revlon Colorburst Matte Balm 225 Sultry. Sebelumnya, welcome August! So, new month, new...lipstick? Haha nope, nggak selalu. Kadang satu, kadang dua (eh!) tetapi kadang juga nggak beli. Tergantung kondisi kantong dan emosi. (lah)
Ya intinya, kebetulan saja aku melangkahkah kaki ke konter Revlon dan memboyong lipstik satu ini. Baca-baca dari berbagai resensi yang diulas oleh para beauty blogger Indonesia, katanya RCMB ini bagus.

Ada sepuluh warna yang bisa dipilih dan aku memilih shade Sultry yang berwarna rosy brown. Ceritanya, aku bosan (nggak juga, sih) dengan warna bold macam merah cabe, merah terang, dan merah gelap. Dan lagi malas diprotes, "Kamu ngejreng banget," atau "Kamu pede, ya, pakai warna itu," atau "Kamu kelihatan jauh lebih tua dengan lipstik itu." Yah, namanya selera orang beda-beda. Toh, selagi kamu pede aja dengan lipstik pilihan, ya udah sih. Namun, sekarang pengin aja dibilang kalem bin feminin dengan warna yang lebih lembut macam rosy brown ini.

Ini dia penampakan lipstiknya!



Dikemas dalam tabung panjang yang berwarna sesuai warna si lipstik. Ini memudahkan kita untuk mengetahui warna lipstik tanpa harus membuka tutupnya. Aku suka kemasannya! Panjang kemasannya sesuai genggaman dan bahan kemasannya doff. Enak digenggam, deh. Tampilannya pun elegan, keren untuk ditaruh di tas makeup. :p

Lipstik RCMB ini beraroma mint dan ada sensasi dingin tatkala kita memulaskannya di bibir. Nggak ganggu, kok, sepuluh menit juga hilang. Teksturnya oke, meluncur halus di permukaan bibir tanpa perlu mengoleskan pelembab terlebih dahulu. Biasanya, kan, mengaplikasikan lipstik matte tidak semudah lipstik creamy karena teksturnya yang cenderung kering. Nah, yang satu ini nggak membuat bibir kering. Ulala, me likey!

Dari segi warna, lipstik ini sangat pigmented, gadis! Sekali pulasan juga cukup. Warnanya opaque, nggak sheer. Jadi, garis-garis bibir kamu aman tertutupi. Untuk ketahanan...hm, so-so. Empat jam tahan. Transfer proof? Not really.

Berikut ini swatch-nya di tangan dan di bibir.

swatch tangan

swatch bibir

Untuk harga, lipstik RMCB dibanderol dengan harga Rp99.000,00. Harganya mungkin bervariasi tergantung kamu beli di mana. Aku beli di konter Revlon di Matahari Detos.

Revlon Colorburst Matte Balm ini mengembalikan kepercayaanku pada lipstik-lipstik Revlon. Sungguh, dulu lipstik seri Ultra HD-nya meruntuhkan penilaianku. Lipstik yang diklaim wax free dan moisturizing ini sukses mencetak garis bibir secara jelas. Ya memang sangat lembab, sih, tetapi...dari segi warna entah mengapa jadi kurang pigmented. Mesti berkali-kali pulas dan akhirnya my lips feel buttery! Yah, mungkin karena aku salah pilih warna kali, ya? Waktu itu aku beli Magnolia dan Sweet Pea yang notabene warnanya nggak ngejreng. Kapan-kapan aku review lengkap dengan swatches-nya, ya. :)

Di lain waktu, kamu mesti coba Revlon Ultra HD Matte Lipcolor atau Revlon Colorstay Moisture Stain. Kemasan dan pilihan warna mereka oenjoe sekalie. ♡♡♡ Those are on my list. Just wait and see. ^^

So, to wrap up this review, lemme mention again the plus and minus of this RMCB.

(+)
Warna pigmented dan pilihan warnanya beragam
Kemasan elegan
Matte finish
Memiliki sensasi dingin (bagiku, ini poin plus)
Tekstur lembab jadi mudah diaplikasikan

(-)
Tidak transfer proof
Daya tahan biasa
Cukup mahal

Sampai jumpa di resensi produk berikutnya, gadis!




Cheers,
Nadia Almira Sagitta