Wednesday, January 6, 2016

Kuantar Kau Ke Gerbang

Aku tertawa sekaligus sedih ketika menyadari momen Kuantar ke Gerbang ini akan terulang untuk kedua kali.

Serupa Inggit Garnasih yang melepaskan cinta agar sang kekasih dapat menggapai cita,
aku melepaskan cinta yang telah lama disimpan dalam hati. Membiarkan ia pergi menjemput cita-cita dan cinta yang bukan aku.
--

Kutatap lekat dirimu saat itu
Berpakaian hitam dengan aksen dua warna
Kau baru menghampiriku setelah asyik beriang-riang dengan kawan seperjuangan
Aku masih ingat kau perkenalkan aku pada mereka, "Ini lho, dia sudah jadi muslimah banget sekarang. Pakai jilbab panjang dan ikut organisasi keislaman."
Tanggapanku saat itu cuma, "Wuuu, apaan sih."
Sebentar saja kau di sisiku, bagaikan kilat yang menyambar langit
Sepersekian detik dalam tatapanku
Aku belum utuh merekam tawa bahagiamu
Aku belum utuh menyimpan segurat ceriamu dalam benakku
Kau kembali sibuk di antara kerumunan mahasiswa
Yang hari itu menguarkan bahagia-bahagia yang serupa
Bila aku boleh jujur, saat itu aku takut sekali kehilangan engkau
Engkau yang tak pernah kumiliki, tetapi kucemaskan bila hilang dari duniaku
Tetapi tak kutunjukkan raut cemasku, hanya senyum yang selalu kupasang di muka
Kau tak tahu saja air mataku banjir setelah upacara itu selesai
Kuantar mereka menuju jalan pulang
Tanpa kau, yang saat itu melanglang entah ke mana
Aku lalu pamit dan mohon diri
Pada mereka
Padamu, aku bahkan belum mengucapkan selamat berpisah
Sekian lama perasaan ini tertahan di bibir, namun di akhir pertemuan kita, bahkan aku tak mampu mengucapkan apa-apa
Sampai tiada lagi kesempatan tersisa
--

Dan ini, aku harus begini lagi dalam sekejap mata?

No comments:

Post a Comment