Thursday, April 30, 2015

Sewindu

Aku menyukai lagu Sewindu. Sangat suka. Akan tetapi, aku tidak ingin kisah kita terombang-ambing selama sewindu.
  


Mengapa kau tidak kunjung menuntaskan segala urusan dan memberiku kepastian?

Sunday, April 12, 2015

Pasrah

QadarAllah. Kini, aku perlu belajar pasrah. Pasrah akan keadaan, pasrah akan takdir. Kata kawanku, aku terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Kukira ini dipengaruhi oleh sifatku yang perfeksionis. Aku takut beberapa hal tidak berjalan seperti keinginanku.

Seperti sekarang ini, aku selalu khawatir bila pemuda yang kusukai bukanlah jodohku. Setelah semua rasa yang tumpah, aku ingin ada timbal baliknya. Cinta seharusnya tidak pamrih. Aku seperti ini karena terlalu lama tersakiti oleh perasaan yang kubuat sendiri. Kekhawatiran yang kualami adalah imbas dari apa yang kulakukan di masa lalu.

Sekarang, aku perlu belajar pasrah. Percaya pada Allah bahwa apa yang pernah ada bisa pergi meninggalkan kita atau datang kembali menyambut kita. Jalani saja semua.

"Jika dia memang jodohmu, dia akan datang padamu di masa depan walaupun samudera memisahkan kalian."

Ishbir. :)

Saturday, April 4, 2015

Bukan ini yang kumau

Bukan cara seperti ini yang kuinginkan. Aku tak pernah mengira akan larut dalam hal-hal kecil semacam ini lagi. Mengulang masa kelam bernuansa merah jambu. Padahal, inginnya aku bertemu masa terang, cerah, chiaro.
Kau datang dan mengisi ruang kosong. Pada mulanya kubiarkan saja. Toh, tempat itu terbuka untuk umum. Semua bebas berlalu-lalang, singgah, lalu pergi. Sampai pada suatu ketika, kau genggam tanganku, menawarkan sebongkah kenyamanan juga keceriaan. Aku ikut saja, aku hanya ingin tahu bagaimana akhirnya. Akan kau bawa ke muara manakah daku.
Aku tak pernah tahu akan seperti apa akhirnya. Apakah airnya akan tenang atau berombak? Apakah kita berhenti di sebuah waduk atau jatuh menurun pada air terjun? Kita tak pernah tahu.
Parahnya, aku percaya saja arah tujuanmu tanpa tahu apakah kau sudah benar-benar menentukan arah. Kurasa, itulah yang dinamakan kepercayaan. Tapi itu bodoh sekali. Kukorbankan diri pada sesuatu yang belum pasti. Hanya bermodalkan rasa percaya pada dirimu, kuikuti gerak permainanmu. Aku percaya kau tak akan menyakitiku.
But, is that true? That you wouldn't hurt me?
Entahlah. Satu yang pasti, jika aku merasa sakit, hal itu tidaklah lain dari kebodohanku belaka. Kau tidak pernah memintaku untuk percaya. Kau tidak pernah menawarkan gambaran-gambaran indah masa depan padaku. Kau tidak memintaku untuk mengikutimu.
Seseorang pernah berkata padaku, "Let it flow, but set the stream you are following to." Aku masih bingung apakah tetap berada di perahu atau berenang kembali ke hulu. Hilirnya tak jelas, aku takut. Ada rasa takut juga tertantang dan penasaran yang menghinggapiku. Di satu sisi, aku tak ingin menambah luka gores pada sekujur badanku bila pada akhirnya aku menabrak karang. Namun, di sisi lain, aku merasa aku tak akan pernah tahu keindahan yang ditawarkan di seberang sana bila bertahan di tempat semula. Aku...yah entahlah. Semoga saja sebentar lagi kutemukan keputusan itu.
Halo, hati. Kudengar, dinding pertahananmu roboh lagi.

Friday, April 3, 2015

First year

Selamat satu tahun! Tahukah kau kita berbincang untuk pertama kali pada tanggal ini setahun lalu? Tepat setahun aku berkenalan denganmu. Sejak itu, kau dan aku menjadi kawan cerita. Terima kasih tetap tinggal mendengarkan kumpulan cerita-ceritaku. Terima kasih tidak pergi ke mana-mana dan selalu ada saat kubutuhkan. Terima kasih, teman.
“When we’ll end up being more than friends?” (Simon Adams, Far Away)
April 2015

Thursday, April 2, 2015

Using homemade lipscrub!

I start this morning with exfoliating my lips. Lipscrub Gulaco-ku raib, jadi kubuat saja sendiri. Setelah mencari informasi di Mbah Google dan Youtube, bahan dasar yang dibutuhkan hanyalah gula dan madu. Jika mau, kamu bisa menambahkan vaseline dan minyak zaitun. Aku membuat lip scrub ini untuk sekali pakai, well you can make a big portion and store it up in a tiny jar if you want. 


dok. pribadi


Cara menggunakan lipscrub: 
1. Basahi bibir dengan sedikit air 
2. Oleskan lipscrub pada bibir 
3. Usap dan gosok perlahan lipscrub dengan gerakan memutar selama dua sampai tiga menit 
4. Bersihkan dengan tisu kering 
5. Segera oleskan pelembab atau madu pada bibir 




dok. pribadi

Voila! You’ve got a nice smooth lips! I’d rather go with honey than lipbalm because honey give us a glossy-look which I love. Hahaha. Dari segi kepraktisan, sih, tentu saja lipbalm juara. Aku hanya pakai madu di rumah saja. :) 

Oh ya, porsi madu setengah dari porsi gula. Jangan kebanyakan sepertiku. Maklum saja, first try! :D 
Happy scrubbing!

(*) only scrub your lips once a week.