Tuesday, September 13, 2011

Hampa

Oleh: Nadia Almira Sagitta

diam.
diam, diam, diam.
hanya bisa terdiam.
terdiam membisu


sunyi.
sunyi, sunyi, sunyi.
sunyi senyap, hidup dalam sunyi.


sepi.
sepi, sepi, sendiri.
hidup mencoba mandiri, tak ada yang menemani.
aku sendiri, tenggelam dalam sepi.


hidup dalam kesendirian
hidup bertemankan kesunyian
hidup tanpa sanggup berkata-kata
hidup sebatang kara.


mencoba memaknai hidup dalam hening.
memaksakan tuk kenal dekat dengan lengang.
membiasakan diri dengan kekosongan.
membiarkan diriku didampingi oleh kehampaan.

Cinta pada pandangan pertama

Oleh: Nadia Almira Sagitta

2 bola mata indah itu
Senyum lepas milikmu, begitu memikatku
Kamu dengan tubuh molekmu, yang terbalut busana warna pastel itu
Memesonakan diriku

Rambutmu yang berkibar diterpa angin
Cara berjalanmu yang menampakkan kesan anggun
Hanya satu kata yang dapat membahasakan dirimu, menawan

Satu kombinasi yang tak mungkin terlupakan
Walau hanya sekilas, terekam dengan baik dalam memoriku
Senantiasa terbayang dalam benakku
Menghipnotisku, membuat diriku terpukau akan sinarmu
Membuatku jatuh cinta akanmu

Bersedih

Oleh: Nadia Almira Sagitta

Tenggelam dalam sepi…
Terhanyut dalam lara…
Terhipnotis oleh sendu…
Terbawa oleh muram…

Sepi sendiri
Duka lara
Sedu-sedan
Muram durja
Bersedih...

Hanya bisa meratap
Hanya dapat tercenung juga terdiam
Hanya sanggup menerima kenyataan
Tak ada kekuatan untuk mengubah semua…

Kepala yang tertunduk, pipi yang membasah
Mata yang sendu, bibir yang terkatup
Semua terpana tak percaya menatap batu nisan di hadapan
Bahwa orang tersayang telah pergi dan takkan kembali
Meninggalkan diri ini sendiri, tanpa sesiapapun yangditinggalkan untuk menemani….

Saturday, September 10, 2011

Hujan

Oleh: Nadia Almira Sagitta


Matahari kian memudar

Sinar kuningnya berganti gelap

Mendung, sesuram hatiku

Kilat menyambar-nyambar menghiasi langit sore itu

Guntur menggelegar, memecah keheningan

Aku memandangi jendela kamar yang basah akan titik air

Keheningan suasana menyergap, membuatku mengingat masa lalu

Dulu, kala hujan mengguyur bumi pertiwi

Kita bermain-main di bawah rinai hujan

Tertawa-tawa, berkejaran satu sama lain

Hawa dingin sedikitpun tak kita hiraukan

Yang penting, senang kita rasakan

Tak dinyana, kini kamu pergi meninggalkanku sendiri

Memaksaku melewati hujan, tanpa dirimu

Hujan tak lagi riang, hujan tak lagi membuatku tersenyum

Kini, hujan hanya menguak kenangan lama di hatiku

Kenangan antara aku dan kamu…