Sunday, December 28, 2014

Aku masih punya satu tanggungan makalah. Makalah gender. Sayangnya, aku hanya bermalas-malasan di tempat tidurku. Memikirkanmu.
Sungguh, tahu apa kau tentang rinduku?

Tuesday, November 18, 2014

Review Salon Tewink

Salon Tewink terletak di dekat Gang Kober, Margonda, Depok. Salon yang mengusung konsep salon muslimah ini merupakan anak bisnis dari Moz5. Saya baru pertama kali ke sana karena dapat kupon gratis. Lumayanlah, jatah salon bulan ini. *v*

Pukul 14.30 saya bergegas ke sana. Layaknya Moz5, ada plang berbunyi “Laki-laki dilarang masuk!” tergantung di pintu depan. Hal pertama yang menarik hatiku adalah salah seorang pegawainya berjilbab syar’i! Wih, saya kagum banget. Salon Tewink tidak begitu besar dibandingkan Moz5. Ada beberapa kursi salon di pinggir kiri dan kanan serta dua kursi untuk keramas di ujung tengah. Dinding-dindingnya dihiasi wallpaper bunga-bunga. Feminin sekali dan saya suka. ^^

Pegawai yang melayani saya adalah Mbak Dinda. Belakangan kuketahui dia orang Makassar. Yuhuuu, jumpa lagi dengan kawan sedaerah! Pelayanannya cukup ramah. Sayang, dia masih suka menawarkan perawatan ini dan itu padahal sudah kutolak. Tak apalah.

Mulai bahas perawatan back therapy-nya, ya. Komentarku? Puas banget! Hahaha, senaaaang. Durasinya cukup lama yakni satu setengah jam jika tidak salah ingat. Namanya back therapy, tentu berkonsetrasi di punggunglah, ya. Mula-mula dipijat, lalu diberi masker, kemudian di-scrubbing, dimasker lagi, dilap, dan ditaburi bedak. Salon Tewink hanya mematok Rp55.000,00 untuk perawatan ini! Cukup murah, kan? Saya jamin penatmu hilang dan badan terasa rileks setelahnya. ;)

Tak cukup hanya back therapy, saya penasaran dengan krimbat yang ditawarkan Tewink. Atas saran Mbak Dinda, saya mencoba krimbat ginseng. Bagus untuk rambut rontok, katanya. Urutan perawatannya saya lupa, kira-kira begini: keramas-diberi krim rambut-di-steam-dicuci lagi-dikeringkan. Standarlah, tetapi saya suka pijatannya.  Nah, untuk pengeringan saya diberi pilihan untuk dikeringkan biasa atau di-blow. Saya memilih blow, suka aja gitu lihat rambut rapi sebelum diikat lagi. Fufufu. Nah, kapster saya diganti nih dengan mbak-siapa-namanya. Cara mem-blow-nya saya kurang suka. Kasar dan terkesan terburu-buru. Rambut saya, kan, jadi sakit. Saya tidak menggeneralisasi, ya, ini pendapat saya terhadap si mbak-siapa-namanya. Akan tetapi, kekesalan itu terbayar dengan refleksiku di kaca. Cantik! :D

Untuk krimbat, kita mesti merogoh kocek sebesar Rp63.500,00 atau Rp56.000,00 bila menjadi anggota. Potongan harganya lumayan, tuh. Biaya pendaftaran anggota hanya Rp45.000,00. Seingat saya biaya pendaftaran ini sama seperti Moz5. Keuntungan-keuntungannya pun sama. Saya belum mendaftar karena kantong mendadak kering! Hahahaha. Nanti sajalah di kunjungan kedua. Saya masih punya kupon potongan harga sebesar 50% untuk body spa. Yuhuuu, disimpan untuk bulan depan, ya!

Positif:
*Suasananya bagus
*Pelayanan lumayan ramah
*Harga pas di kantong
*Perawatan beragam

Negatif:
*Kamar mandi terletak di lantai dua
*Kembennya kelonggaran -_-
*Cara mem-blow agak kasar
*Musik terdengar sampai musala
*Kapster sering dan kekeuh menawarkan perawatan lain
*Area bathtub menyatu dengan toilet. >> Nggak kebayang kalau ada yang sedang mandi susu atau rempah lalu saya pengin ke toilet. Well, maybe they have another toilet?

Apakah saya akan berkunjung lagi?
Sepertinya begitu. :)

Telah dipos di:
http://nadiaalmirasagitta.tumblr.com/post/102954671357/review-tewink-salon pada tanggal 18 November 2014.

Tuesday, October 14, 2014

Just decide

"Rachel, what am I suppose to do?"
"Forget what you suppose to do, Dex. Do it what you want to do. Live your own life the way you want to live it. Do you wanna teach? Teach. And do you don't want to be the man who lives in the big house? You hate them, don't be him. Or do. Just decide."
(Something Borrowed)

Dermaga

Menelusuri kembali cerita-cerita yang tertulis di blog ini. Sungguh lucu. Tiap tahun, selalu saja terisi dengan cerita cinta yang pahit-asam-manis. Diisi berbagai tokoh dengan karakter yang berbeda. Sepertinya akan terus begitu hingga hatiku menambatkan dirinya pada satu dermaga. Dermaga yang akan menjadi muara kisah hidup baru nan indah. Aku akan berlayar jauh, mengarungi petualangan-petualangan seru, dan akan selalu kembali pelukannya. Ke dermaga yang mengantarkanku pergi dan menyambut saat aku kembali.

Tokoh Utama

Assalamualaikum,
Maaf kamu lama kutelantarkan. Akhir-akhir ini aku sedang disibukkan dengan perkuliahan dan kepanitiaan. Sekali-kalinya menulis, malah lari ke Tumblr. Hm, where should I start?
Tahukah kamu bahwa kamu menjadi tokoh utama dalam cerpen yang kukarang baru-baru ini? Mata kuliah Penulisan Kreatif 'memaksa' kami mengarang sesuatu. Tema yang kupilih tak jauh-jauh dari cinta dan dari kamu. Aku tahu, tema ini dangkal sekali. Seharusnya aku malu karena tidak juga lepas dari tema berbau remaja seperti itu. Sayangnya, itulah satu-satunya media yang memfasilitasi luahan perasaanku. Suratku ini takkan sampai padamu, tetapi pena dan kertas telah menjadi saksi bagaimana suatu perasaan dilukiskan dalam kata-kata.
Tetaplah menjadi tokoh dalam cerita hidupku. Saat ini, besok, dan selamanya. Semoga kaulah jodoh yang dititipkan Allah padaku. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.

Wednesday, September 10, 2014

"No I won't fill your mind
With broken promises and wasted time
And if you fall, you'll always land right in these arms
These arms of mine." (Justin Timberlake)



Someday, someone will think about me and say something like this. He'll come to my house and try to get to know my family. Aamiin.


Allah, I'm in love right now. Does he feels the same way?
Allah, help me. Please. (/.\)

I don't know whether this is right or wrong. 

Monday, September 8, 2014

Sekali ini menjadi anak nakal

Pukul tiga pagi bersama tugas Penyuntingan yang tak kunjung selesai. Tetiba, aku menghitung-hitung sudah berapa orang yang ingin bertemu denganku. Bahkan, mereka perlu membuat janji terlebih dahulu agar aku meluangkan waktu. Tampaknya serius, dan aku tidak suka. Mengapa aku merasa dikejar-kejar oleh kalian?





...
Tidakkah kalian terlalu ikut campur pada hidupku?






Biarkan aku menjalani hidupku sebagaimana yang aku mau. Tidak. Kau tidak perlu memilihkan jalan mana yang terbaik. Aku tahu bahwa aku salah, aku hanya ingin menikmati kesalahan yang kubuat sendiri. Belajar menarik hikmah dari keputusan salah yang kuciptakan sendiri. Jangan terburu-buru menarikku ke lingkaran yang benar. Menjadi nakal sesekali itu boleh, kan? Jadi, biarkan aku. 








...tolong, bantu aku mencicipi sedikit kebebasan. Tak usah kau kejar aku lagi.

Friday, September 5, 2014

Terima kasih, Ayah dan Bunda

Kalaulah ada orang yang patut diberi terima kasih, itulah orangtua
Kalaulah ada orang yang selalu mendukung mimpi-mimpimu, itulah orangtua
Kalaulah ada orang yang kerap mendoakan keselamatanmu, itulah orangtua
Kalaulah ada orang yang bekerja keras demi penghidupanmu, itulah orangtua

Mereka, dengan berbagai upaya, memenuhi kebutuhan dan keinginan anaknya
Tak jarang, mengorbankan kepentingan diri sendiri
Semua demi kebahagiaan sang anak

Ayah dan Bunda, terima kasih atas kerja keras kalian untuk memenuhi kebutuhan Nad. Sungguh terharu malam ini, ketika kalian menghubungiku bahwa buku-buku yang sekiranya berguna untuk perkuliahanku telah ada. Bahkan, kalian menanyakan spesifik judul buku yang kujadikan acuan. Padahal, sudah ratusan ribu yang keluar dari kantong kalian demi buku-buku itu. Terima kasih atas dukungan kalian terhadap cita-cita Nad. Saya janji, segera kutuntaskan kuliah ini, kuserap ilmu sebanyak mungkin dari universitas ini, dan kulanjutkan pendidikanku setinggi mungkin. Akan kubawa kalian ke puncak kebanggaan yakni memiliki anak seorang doktor. Giliranku menyenangkan hati kalian, Ayah dan Bunda. InsyaaAllah. ^^ 


Now you know, guys, why I am struggling so hard for this. Me, Nadia Almira Sagitta, soon to be, a linguistic lecturer! ^^ 

(Ah, aku menangis saat menuliskan ini. Rasa terima kasihku tak bisa kuungkapkan sekadar kata-kata. Sudah terlampau banyak kebaikan kalian yang kurasakan. Maafkan diriku yang senantiasa merepotkan kalian)



With love,
Prof. Dr. Nadia Almira Sagitta, S.Hum., M.A. (Aamiin!)


Wednesday, August 27, 2014

Akhir-akhir ini merasa sendu tidak jelas.




I'm afraid if I'll be the best thing you never had, and you'll be the best I've never had.

Saturday, August 23, 2014

Kegemaran yang sama

Buongiorno, Signor.

Aku lagi tergila-gila dengan Kenzie Nimmo dan suaminya. Menurutku, mereka itu pasangan yang serasi. Sama-sama bersuara indah, sama-sama cantik dan tampan, pokoknya klop, deh! :) Seketika, aku mengingatmu. Sepertinya lucu kalau suatu hari nanti, kita menghabiskan akhir pekan dengan melakukan kegemaran kita bersama-sama. Mengisi waktu luang di rumah dengan segelas teh hangat untukku dan cappuccino untukmu. Lalu, kita duduk di sofa dan kau merangkulku. Kutebak, aku akan menjadi wanita paling beruntung di dunia karena mendapatkan perlindungan di sisimu. Melengkapi setengah dien-mu. Kurasa, kau pun akan bersyukur karena telah menemukanku. Iya, kan? Akuilah. ;)

Kembali ke Kenzie Nimmo, aku memang ingin mendapatkan pasangan yang memiliki hobi serupa denganku. Siapa tahu kita bisa sukses di bidang yang sama. Who knows. Mengarang buku bareng, mungkin? Mengajar mata kuliah yang sama, mungkin? Seperti guru SMA-ku dahulu. Namanya Bu Ariyanti dan Pak Safar. Mereka berdua mengajar Bahasa Indonesia. Selepas mengajar, mereka pulang dengan Vespa tua kebanggan. Bu Ariyanti menggenggam erat tubuh suaminya untuk mendapatkan perlindungan agar tidak jatuh. Romantis, bukan?

Maafkan aku yang terlampau banyak bermimpi. Siapa pun kamu, asal memang kaulah yang ditakdirkan Allah untuk menapaki bumi ini bersama denganku, in syaa Allah akan kuterima dengan sepenuh hati.


...tetapi hati ini tidak bisa bohong bahwa ternyata aku masih mengharapkanmu, Tuan. Akankah kau yang menemaniku menghabiskan waktu luang di akhir pekan, suatu hari nanti?

Tuesday, July 22, 2014

Irish!

Irlandia. Sebuah kota yang tak terlalu kuketahui keberadaannya sebelum aku berkenalan dengan Emily dan Patrick. Siapa mereka? Tenang, mari kuperkenalkan. Ti presento gli miei amici, Sg. Patrick e Sg.ra. Emily O'Malley! Mereka berdua tokoh dalam game favoritku, Emily's True Love, Emily's Wonder Wedding, dan Emily's Honeymoon Cruise. Both of them are really cute couple! Love them! ♡♡♡ Patrick berasal dari Irlandia. Saat Emily merencanakan pernikahan dengan Patrick, mereka berdua berangkat ke Irlandia. Kota itu sangat indah walaupun hanya terlukis dalam permainan belaka. Legenda yang hidup di kota itu, yakni Lady Mary's Well, juga menarik. Pakaian tradisional mereka yang berwarna hijau kotak-kotak hijau juga sangat cantik. Singkatnya aku penasaran dengan Irlandia. Tiba-tiba saja aku mendapat kabar bahwa Duolingo--aplikasi belajar bahasa--meluncurkan bahasa Irlandia! Selangkah lebih dekat dengan Irlandia, Nad! Selamat belajar, diriku.



Hopefully, someday I will meet my Patrick. <3


Seharusnya cinta

Cinta tidak seharusnya membuat kamu jatuh, terluka, dan tak berdaya. Itu bukan cinta. Cinta seharusnya menguatkan, memompa semangat, dan memberi hal-hal positif lain.


Seharusnya.
Seharusnya cinta.


Mengapa aku belum menemukan cinta yang sesempurna itu?

Mengapa masih saja gundah dan gulana
Mengapa masih saja menoreh luka dan mengurai airmata
Mengapa masih saja menyemai harapan tak berujung
Mengapa masih saja?


Allahu rabbi...
Haruskah kugembok pintu hatiku rapat-rapat hingga datang sang pemegang kunci di suatu waktu nanti? 



Medan, Juli 2014

Tuesday, July 15, 2014

Merangkai mimpi

Pukul 01.33 pagi. Ditemani tablet berdaya 11%, aku baru saja selesai membaca blog seorang kawan. Tulisannya mempunyai ruh yang kuat bernama semangat. Aku kembali merefleksi diri, mengajak segenap tubuhku untuk bersyukur dan merapikan mimpi-mimpi. Mimpi. Aku seorang gadis yang memiliki banyak mimpi. Sayang, tidak kuguratkan mereka dalam tulisan. Hingga mimpi itu begitu saja datang dan pergi. Terlupa. Padahal, seharusnya mimpi-mimpi itu dapat kurangkai, kucoret, atau bahkan kusimpan. Membaca blogmu, kawan, tebersit inginku untuk menuliskan mimpi-mimpiku.

Menikmati tulisanmu, kawan, aku tersadar betapa aku hidup selama ini seperti robot saja. Sibuk ini dan itu hingga aku lupa membahagiakan diri sendiri. Aku butuh waktu untuk diriku sendiri rupanya. Sama sepertimu yang menemukan kebahagiaan melalui kuncup-kuncup bunga. Aku tak ubahnya seperti gadis remaja yang sibuk berkeliaran mencari jati diri. Hah, padahal usiaku ini sebentar lagi menjejak tangga kedua puluh. Nyaris dua puluh tahun usiaku dan aku masih seperti air di daun talas. Ke sana kemari mencari kebahagiaan pada cinta, yang sebenarnya, membuatku rapuh. Aih, lupakanlah. Aku tak hendak bercerita cinta kali ini. 

Aku ingin bercerita mengenai mimpi. Apa mimpiku?

Kukira ia bernama linguistik, Inggris, dan Italia. :)

Aku menggemari bahasa, juga sisi-sisinya bernama gramatika. Kutemui bunyi-bunyi unik yang tak terdapat pada bahasa tanah airku, kujumpai bentuk kalimat yang berbeda, kudapati kategori gramatikal yang tak dimiliki oleh bahasa persatuan negeriku. Unik, aku suka. Itu alasanku mendalami linguistik dan bahasa asing. Aku ingin menemukan perbedaan linguistik tiap bahasa dengan tanganku sendiri. Aku tersenyum lebar saat kuberikan contoh kata bahasa Italia saat sedang belajar linguistik. Saat itu, aku merasa cerdas! Ya, aku senang merasa cerdas. :)

Kegemaranku pada bahasa mengantarkanku pada keinginan untuk menuntut ilmu lebih dan lebih lagi. Universitas impianku berada di Inggris. Universitas Oxford. Aku ingin sekali menjejakkan kaki di tanah Inggris. Sangat ingin. Semoga Allah memberiku kesempatan untuk mencicipi hidup di sana.

Dan Italia? Oh, aku sedang mendalami bahasa indah satu ini. Akhir-akhir ini, aku terpekik girang ketika menemukan kata-kata berbau Italia. Mulai dari buku perjalanan, kehidupan orang di Italia, lagu-lagu Italia, dan lainnya. Aku juga ingin melangkahkan kaki ke daratan Italia. Sesungguhnya, aku ingin mengunjungi negara-negara yang sedang kupelajari bahasanya. Sejauh ini masih Italia dan Rusia. Allah, izinkan aku menjelajahi bumimu. Dengan itu kuharap aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur.

Masih ada? Kukira masih, tetapi belum kupikirkan lebih jauh. Apakah kau rasa mimpi-mimpi ini terlalu serius? Haha, akhirnya kau tahu siapa diriku. Aku ini tipe pembelajar nan serius, Semoga kau bisa memahamiku, Tuan masa depan.

Selamat malam, daya baterai tab-ku melemah, kini kekuatannya tinggal 2%. Jam berdentang-dentang, jarumnya bergerak dan berhenti di angka dua. 02.20. Kurasa itu tanda untukku. Aku mesti istirahat.



St. Basil's Cathedral, Russia. 


Colosseum, Italy


Oxford University, England



Medan, Juli 2014

Friday, July 11, 2014

27 Detik

"Halo?"
"...halo."
"Hai, mengenai pertanyaanku tadi bagaimana? Sudah adakah hasilnya?"
"Iya, jadi kelas ini... blablablabla."

...
"Terima kasih ya atas bantuannya."
"Sama-sama."
(klik)

Butuh waktu sepersekian detik untuk mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia meneleponku! Bolehkah aku terbang ke langit-langit kamar?


***


Tidakkah kau sadar ia hanya datang saat ia membutuhkanmu?


sumber gambar



Tuesday, July 8, 2014

Teman Apel

Halo lemon, anggur, mangga, lengkeng, dan kurma! Bagaimana jika kutambahkan sesuatu yang baru dalam mangkuk es buah kita? Perkenalkan, semangka! :9







...Selamat berbuka puasa! (Well, sebenarnya aku belum benar-benar berbuka)



Semangka


Apel

Anak Baru

Hai, anak baru. Janganlah kau patahkan lagi hatiku yang sudah berulang kali ditempa ini. Jangan pula kau beri harapan seperti yang lalu-lalu. Jangan. Aku tak tahu lagi bagaimana harus menyikapimu. Kau kira hati yang retak mudah disembuhkan?

Just be in love with someone else

Aku sudah terlalu lelah disanding-sandingkan denganmu, dikait-kaitkan denganmu, disuit-suit karenamu. Kau tak akan cocok denganku dan aku tak akan cocok denganmu. Biarlah kita menjalani kehidupan masing-masing. Kau di sana dengan segala impian sucimu dan aku di sini menggenggam impian pribadiku dengan hati yang masih loncat-loncat tak tentu. Sudahlah. Aku lelah. Kalau kamu?







Mengutip kata ismirahma,
"Please just be in love with someone else..." 

Monday, July 7, 2014

Ada Wanita

Ada wanita yang tersenyum manis di balik jilbabnya usai berbincang dengan lawan jenis yang menjadi impiannya selama ini. Ada rasa yang mengusik hatinya, antara bahagia dan rasa bersalah karena telah melakukan hal yang tak perlu.

Ada wanita yang ingin melonjak dari tempatnya berdiri saat itu. Perasaan bahagia begitu membuncah tatkala ia menyadari idamannya berdiri tak jauh darinya. Hanya dua langkah, ya hanya dua langkah. Ia bimbang, apakah mesti bergerak ke gerbong sebelah yang hanya berjarak dua langkah darinya atau tetap di gerbongnya.

Ada wanita berbaju biru yang mencengkeram lengan temannya karena baru saja berpapasan dengan impiannya yang mengendarai motor. Sesaat setelah itu, mereka memutuskan untuk membeli makan malam untuk menghilangkan kegugupan. Di warung makan, ia berfoto dengan baju kebanggaan yang harum karena parfum tadi pagi dengan alasan, "Aku harus mengingat baju ini sebagai baju keberuntungan yang mempertemukanku dengan sang impian." Begitu katanya.

Ada wanita yang menahan napas kemudian asal menjawab pertanyaan impiannya karena ia terlalu kaget dan bahagia. Sang impian terheran dengan tingkahnya, namun wanita itu cepat-cepat menormalkan keadaan.

Ada wanita yang salah tingkah ketika mengangsurkan buku kepada impiannya. Tangan mereka memang tidak bertautan, tetapi pergerakan singkat itu cukup meninggalkan kesan di hatinya.

Ada wanita yang berbinar-binar matanya saat mengisahkan pesan singkat yang diterimanya dari sang impian kepada teman-temannya. Seolah ia begitu bangga, "Ini lho impianku selama ini! Dia sempurna, bukan?" Padahal, teman-temannya tahu isi pesan singkat itu biasa saja, si wanitalah yang salah menangkap pesan yang disampaikan. Maklum, ia sedang jatuh cinta. Segala-galanya hiperbola, segalanya penuh bunga.

Ada wanita yang kerap kali mengunjungi suatu fakultas demi menemukan sosok sang impian. Tak lupa, ia tampil cantik acap kali berkunjung. Dirapikannya jilbabnya, ditaburkannya pupur ke wajah, dioleskannya pelembab ke bibirnya yang kering. Entah untuk apa, ia hanya ingin tampil cantik di depan sang impian bila jadi jumpa.

Ada wanita yang tulus ikhlas menggambar lirik lagu kesukaan sang impian. Hal itu dilakukannya sebagai rasa terima kasih pada sang impian. Juga, sebagai ungkapan hatinya yang ingin mendapat sedikit perhatian dari sang impian.

Ada wanita yang menangis diam-diam setelah menguping pembicaraan sang impian dengan gadis lain. Wanita itu meratap karena ia ingin pula diajak bicara oleh impiannya.

Ada wanita yang berulang kali mengarahkan pandangan ke pintu masuk. Ia gelisah menanti kehadiran sang impian. Ia sudah berpakaian maksimal hari itu. Jangan sampai sang impian melewatkan kesempatan bertemu. Sayang, di penghujung waktu, si wanita terpaksa menelan pil kekecewaan. Sang impian batal datang.

Ada wanita yang bingung merangkai kata pada telepon pertama dengan sang impian. Ia berusaha tenang, tetapi gagal maning. Ia lalu berwudu mengusir degup, tetapi jantungnya masih saja dag-dig-dug tak keruan. Setelah salat, ia kembali ke layar dan mempersilakan sang impian untuk menelepon dirinya. Sesungguhnya biasa saja, namun si wanita merasa takut salah ucap dalam perbincangan kali pertama itu.

Ada wanita yang semakin bersemangat mempelajari hal tertentu karena sang impian pun menggemari hal yang sama. Ia berpikir akan sangat seru bilamana suatu saat mereka mengerjakan hal itu bersama-sama.

Ada wanita yang selalu menamai impian-impiannya dengan nama buah. Ia sendiri menjuluki dirinya apel karena ia menyukainya. Sebagaimana musim, buah-buah itu silih berganti di lahan hati si wanita.

Ada wanita yang sesenggukan di kamar setelah membaca majalah islami yang menyentil perilakunya selama ini. Ia memang tak berbuat macam-macam dengan sang impian, tetapi nyatanya ia tetap saja salah. Akhirnya dengan keputusan bulat, ia mengakhiri hubungan tanpa status dengan sang impian walaupun ia tahu hal itu menyakiti dirinya. Ya, semua itu demi perubahan nasib yang lebih baik antara ia dan sang impian. Ia menerima setiap tetes air mata yang jatuh karena pilihan yang telah ia buat.

Ada wanita yang mengarang cerita pendek mengenai pemuda yang meninggalkan kekasihnya karena menikah dengan gadis lain. Belum selesai cerita itu ia rangkai, ia menangis di balik bantal. Tak sanggup ia membayangkan bila dirinyalah yang mengalami kisah tersebut. Ditinggal menikah oleh sang impian.

Ada wanita yang diam-diam menyimpan harapan agar ia dipertemukan dengan sang impian dalam ikatan pernikahan. Impian yang sesuai dengan cita-citanya, yaitu memiliki kelurga akademisi. Semoga wanita itu menemukan seorang ahli yang dapat membawanya mengarungi keluarga yang peduli edukasi.

Kalian mau tahu siapa wanita itu dan sang impian? Wanita itu bernama aku, sementara impian bernama calon imamku.



Medan, Juli 2014

Stasiun kereta

Setelah sekian lama kita tidak jumpa, kau di sana dan aku di sini, aku malah memimpikanmu dua hari lalu. Stasiun kereta. Ya, kau datang ke daerahku bersama rombonganmu. Aku, entah bagaimana, telah mengetahui kedatanganmu dan otomatis melangkahkan kakiku menuju stasiun. Ada rasa yang memaksaku untuk bertemu denganmu. Mengapa? Bukankah kita sudah lama berpisah? Mengapa sekarang ingin menguak luka lama? Itu yang kupertanyakan terus dalam batin. Hei, aku menemukanmu! Di sana, tersenyum pada kelompokmu. Senyum tidak simetris persis seperti yang kukenal beberapa tahun silam. Aku memandangimu dari seberang, lalu kau menolehkan kepala membuat mata kita beradu. Sesaat, aku terkesiap, belum siap dengan tatapanmu. Biarkan aku saja yang mengamatimu, kau tidak perlu begitu pula! Oh, tetapi sudah telanjur. Kita sudah menangkap keberadaan masing-masing. Diam dan sunyi senyap. Mulut terkatup, tak ada yang berani membuka pembicaraan. Aku mencoba meresapi suatu masa yang telah lalu. Ada kenangan di sana, manis dan pahit. Aku yakin, pikiranmu pun pasti sedang melanglang buana ke masa di mana kau dan aku menjelma kita. Tiba-tiba, keheningan itu diusik oleh kawan seperjalananmu. Kau kembali mencurahkan perhatian pada mereka, mengalihkan pandanganmu, dan kembali tertuju pada mereka. Aku diam lalu beranjak dari situ. Kuarahkan langkah menuju restoran cepat saji, ada kawan yang menungguku di sana. "Hai, Nad! Ayo duduk, kamu pesan apa?" sapanya. "Eng, entahlah. Itu...ada apa?" tanyaku menunjuk sekumpulan remaja berbaju rapi menaiki tingkat atas. Tidak biasanya. Ada apa di atas sana? "Oh, sedang ada perlombaan di atas. Kamu mau lihat? Ke atas saja, aku di sini menjaga tas." Tak perlu disuruh dua kali, aku naik ke atas dan mendapati aula utama. Restoran ini punya aula? Wah, aku baru tahu. Ruangan itu penuh sesak. Remaja-remaja itu berjejalan. Semua mengoceh dan tampak sibuk. Ah, lomba itu. Aku pernah mengikutinya dulu. Aku pernah larut dalan euforia bertanding. Aku pernah...tunggu! Bukankah kau pun pernah? Bukankah kita pernah berada dalam lomba yang sama? Apakah itu alasanmu datang kemari? Akankah kita berjumpa di tempat ini? Aku keluar dari aula dan pamitan pada temanku, "Hei, kau jadi makan atau tidak?" Kugelengkan kepala menjawab pertanyaannya sembari membuka pintu restoran. Aku kembali ke stasiun, dengan harapan engkau masih ada di sana. Ternyata tidak, kalian sudah meninggalkan tempat itu. Tetiba, aku pusing. Semua ini terlalu mendadak. Haruskah aku kembali ke restoran? Haruskah aku menemui pemuda masa lalu? Haruskah, haruskah? Ah, kuputuskan untuk pulang. Ke kosan.

Aku tak tenang. Sedari tadi, aku bergerak membolak-balikkan posisi tubuh. Baring ke kiri, ke kanan, berdiri, duduk di kasur, kemudian berbaring lagi. Aku seakan dihantui oleh sesuatu. Ya, dihantui oleh masa lalu kita. Aku mesti berjumpa denganmu, mesti! Kuraih sepatuku dan bergegas menuju restoran cepat saji itu lagi. Semoga kali ini aku belum terlambat. Semoga kalian belum pulang. Matahari telah kembali ke peraduannya, langit dihiasi oleh warna biru tua. Hari sudah mulai gelap dan malam. Aku kekeuh ingin berjumpa denganmu. Memanfaatkan kesempatan yang entah kapan akan datang dua kali. Kutemukan restoran itu sepi. Tidak ada suara semarak dari lantai atas. Jangan-jangan...perlombaannya telah usai? Kulongokkan kepala ke aula dan benar saja, hanya tersisa dua orang yang sibuk menyapu dan merapikan bangku. Aku lemas, andai saja tadi aku tidak pulang... Aku mesti ke mana sekarang? Stasiun? 

"Hahahah!" Kufokuskan pendengaran, ada keramaian beberapa meter di ujung sana. Aku yakin ada tawamu di sana. Kupercepat langkahku menuju stasiun. "...Hai." kuberanikan diriku menyapamu terlebih dahulu. "Eh, hai! Nadia." Alismu naik, kau tersenyum kikuk. Kau terkejut, aku tahu. "Eng, tadi ikut lomba?" "Iya, mewakili universitas. Alhamdulillah menang," jawabnya. "Oh ya? Selamat kalau begitu." Kutarik dua garis bibir membentuk lengkung senyuman simetris. Lalu kita terdiam dan mengarahkan pandangan ke arah yang berbeda. Kawan-kawanmu berjalan di depan. Kau sengaja melambatkan langkah untuk berjalan beriringan denganku. "Aku mau minta maaf." ucapku tanpa tedeng aling-aling. Tak kuberinya kesempatan untuk menanggapi, "Maaf untuk kejadian yang dulu. Mungkin masih meninggalkan bekas padamu. Maaf, sungguh. Aku...aku...hanya bermaksud..." "Baik," kau memotong pembicaraanku. Kemudian kau menatap nanar. Aku hanya bisa menangkapnya sejenak lalu menunduk. Dadaku sesak, terhimpit rasa bersalah. "Tidak apa-apa, Nad. Aku sudah beranjak meninggalkan masa lalu. Kaulihat?" Ya. Aku melihatnya. Aku melihat betapa kau sudah berubah lebih baik, aku lihat engkau sukses meniti hidup di kota seberang. "Ya. Aku ingin...mengembalikan ini." Kuangsurkan sesuatu dari dalam tas selempangku. "Mengapa?" Kau menatap buku itu. "Karena dalam buku ini ada pula hakmu di dalamnya," jawabku. "Ambillah, buku itu sudah terlalu lama bersamaku." Aku tak tahu apakah ini keputusan terbaikku atau malah yang terburuk. Satu yang jelas, aku tak sanggup menyimpannya lebih lama lagi. "Terima kasih," hanya itu ucapmu. "...atas buku ini dan atas semuanya, Nadia. Aku balik dulu," Kawan-kawanmu melambaikan tangan padamu, memintamu agar segera menyusul mereka di sana. Aku menganggukkan kepala dan ikut melambaikan tangan. Salam perpisahan. Kau berjalan, terus berjalan, dan tidak menengok lagi. Ah, lebih baik begini. Benarlah adanya bahwa masa lampau harus kita tinggalkan sejauh-jauhnya di belakang. Tidak ditengok lagi.

4th of July

Hari ini tanggal 7 Juli 2014. Tiga hari lalu tanggal 4 Juli. Warga Amerika mengenalnya dengan Independence Day. Amerika mendeklarasikan kemerdekaannya pada hari itu. Biasanya, ada perayaan yang memperingati hari bersejarah tersebut. Tahun lalu, ketika saya dan keluarga berada di New York, ada pesta kembang api yang indah di malam hari. Sayang, saat itu saya dan adik masih tergolek lemas di kasur disebabkan jet lag. Tahun ini, mereka menikmati kembang api indah tanpa kehadiranku. Ya, Agustus lalu saya pulang melanjutkan hidup di Indonesia dan mereka di Amerika. Ingin berbagi kebahagiaan denganku, Fira mengirimkan rekaman video berisi kemeriahan kembang api 4th of July.


Dua tahun lagi. 
They will be celebrated 4th of July for the fourth times. 
And maybe, for the first time to me. In shaa Allah.


Lekaslah lulus, Nadia Almira Sagitta! ^^

Sunday, May 25, 2014

Rontok

Oh, tidak! Rambutku rontok! >v< 
Banyak sekali. :(
Mesti beralih ke sampo apa lagi? TvT
Assalamualaikum dan selamat sore, Tuan. Buonasera.

Bagaimana kabarmu hari ini? Baiknya aku bercerita terlebih dahulu, ya. Pagi ini aku terlambat bangun. Siangnya saya menuju Masjid UI untuk menghadiri rapat. Setelah itu, aku pulang ke kos dan menonton film. Monoton, ya? Hehe, mungkin akan lebih seru kalau kau ada di sampingku. :P Eh, iya, ada kalimat favoritku dalam film Letters To Juliet dan Princess Diaries 2. Ini dia!

"Leaving London will be a pleasure as long as you are waiting for me on the other side." (Charlie, Letters To Juliet)

Tiba-tiba, aku berpikir akan meninggalkan cita-citaku S-2 di luar negeri dengan sukarela selama kau menungguku di tanah air. Kyaaa, tidak boleh begitu! :P It will be better if you come with me to London, accompany me until I finish my study. Haha, I'm an egoist one. 

Lanjut ke film kedua, ya.

"What is your dilemma, young man?"
"You are, in fact. I'm in love with the queen-to-be. And I'm inquiring if she loves me too." (Princess Diaries 2)

Kyaaaa, Tuan! Ini romantis, kau tahu? Well, mungkin kita tidak akan menjalani skenario persis seperti itu. Pertama, aku bukan seorang ratu. Kedua, rasanya kau tidak mungkin menggombal selama kau dan aku belum menikah. Aku pun tidak berharap seperti itu. :P But, I do love man who always say and express his love to me. <3
Apakah kamu percaya takdir, Tuan? Apakah pertemuan kita merupakan takdir dari-Nya? Saya harap begitu. Sekian dulu, ya. Calon ratumu ini hendak mengerjakan makalah BBI. Wish me luck! :) 

Friday, May 16, 2014

Kau tak pernah tahu apa yang sedang mengintaimu
Waspadalah, waspadalah!





Kasus pemerkosaan marak diperbincangkan. Aku khawatir akan keselamatan diriku sendiri. I need my family besides me...and I need you to be my life partner. 

Sunday, May 4, 2014

Newcomer!

"Aku turut senang dengan kehadirannya di hidupmu."


Begitu kata seorang sahabatku di padang rumput FIB. Saat itu, kami sedang menikmati makan siang ditemani sepoi-sepoi angin danau. Aku bercerita dengan eskpresif mengenai pertemuanku dengan sesosok lelaki yang, perlahan, merasuki hatiku. Ia mencoba memugar hati yang sempat runtuh. Sosoknya tanpa sengaja membuatku tertunduk malu disertai warna pipi yang merona secara tiba-tiba. Lelaki itu memiliki inisial nama pertama yang sama denganmu. Wajahnya pun sedikit-banyak memiliki kemiripan dengan wajahmu. Jawa tulen. Jangan salahkan aku, ya! Aku tidak merencanakan ataupun meminta pertemuan dengan "kloning"-anmu. :p 

Just the way I am

"'Cause you are amazing
Just the way you are..."


I listen to this song when I open one of my best friend's blog. Suddenly, I remember your face. I remember our time together. We were such little teenagers. That stupid-cute-moment, well worth to have anyway.  How are you out there? I miss you ... as my best buddy. Do we still be friends?

Sunday, April 6, 2014

Ada rasa hangat yang menjalar ketika kubaca ulang tulisanku mengenai mimpi kedelapan. Rasa damai itu kembali merasuk, membuatku pipiku merona merah, menarik kedua ujung bibirku membentuk lekuk senyuman. Aku pernah memimpikan keluargamu.

Wednesday, April 2, 2014

Vivo per Lei

Vivo per Lei da quando sai
La prima volta l’ho incontrata,
Non mi ricordo come ma
Mi è entrata dentro e c’è restata.
Vivo per Lei perché mi fa
Vibrare forte l’anima,
Vivo per Lei e non è un peso.

(Andrea Bocelli)

Tersentuh, aku menangis. Aku tak tahu, apakah ini pengaruh lirik yang begitu indah atau karena perasaanku sedang begitu sendu. Aku masih ingat ketika pertama kali berjumpa denganmu. Kau begitu cerewet dengan botol Coca-cola dan permen Mentos. Pertemuan itu meninggalkan kesan lucu di hatiku. Hingga lama-kelamaan sosokmu mendekam di sana untuk beberapa lama. 

Lei è di tutti quelli che
Hanno un bisogno sempre acceso,
Come uno stereo in camera,
Di chi è da solo e adesso sa,
Che è unico per Lei, per questo
Io vivo per Lei.

Kamu, sosok yang begitu periang, akrab dengan semua orang, aktif di segala lini. Kamu milik semua orang. Terlalu picik jika aku menganggapmu milikku seorang. Padahal kau pun tak pernah menyadari keberadaanku. Pernah sekali waktu, kita dekat. Dekat sebagai sahabat. Bertukar canda dan tawa, berbagi resah dan luka. Kemudian, bunga-bunga itu perlahan layu. Kau ditarik oleh waktu, kau dipisahkan dariku. 


è un dolore quando parte.
Vivo per Lei dentro gli hotels.
Con piacere estremo cresce.
Vivo per Lei nel vortice.
Attraverso la mia voce
Si espande e amore produce.

Aku tak lagi menemukan padang bunga di jejaring sosial. Aku tak lagi menemukan dirimu di aplikasi VoIP yang sempat membuat kita dekat. Aku tak lagi menerima pesan darimu. Retak, kau tahu? Sedang kau tampak bahagia di pulau sana. Aku tak mungkin mengusik kebahagiaanmu dengan rengekan dariku yang meminta kau kembali untukku. Tidak. Aku hanya dapat mengirim rindu ketika menjejaki daerahmu. Merindu ketika membuka-buka percakapan kita yang telah lalu. Aku tak menyadari perbuatan itu menggerogoti diriku perlahan-lahan. Merampas raut bahagia di wajahku untuk beberapa waktu.


Vivo per Lei perché mi da
Pause e note in libertà
Ci fosse un’altra vita la vivo,
La vivo per Lei.

Hingga kini, aku belum melupakanmu sepenuhnya. Rasa itu memang telah pudar, tetapi aku tak bisa melupakan jasamu yang mengantarku ke gerbang ini. Takdir itu memang nyata Tuan, ada atau tidaknya hadirmu, ia tetap akan berjalan sebagaimana mestinya. Namun, kau perantara yang dikirimkan Tuhan untuk membantuku berdiri di sini. Terima kasih atas pendewasaan diri yang kau ajarkan tanpa kau sadari. 


Juga, terima kasih atas sapaanmu sehari lalu. Aku bangga dengan diriku yang mampu bersikap normal di hadapanmu. Thanks to Allah, He helps me to move on. ^^

Saturday, March 15, 2014

Lengser dari singgasana

Ketika rasa itu tak lagi menempati singgasana hati, aku masih berharap akan perjumpaan kita. Sekadar tegur sapa yang belum pernah kulakoni dengan baik karena adanya kegugupan yang menyergapku dan mengunci bibirku rapat-rapat.

Aku tak ingin berlari darimu lagi. Aku tak ingin kau pertanyakan mengapa. Aku hanya ingin bersikap normal, ya, sebagai teman. Seperti dahulu.


Ketika rasa itu tak lagi menempati singgasana hati, aku masih berharap akan perjumpaan kita, teman.

"Tidak usah kaupinta dirinya, serahkan pada Allah semata. Doakan saja jodohmu yang entah siapa." -Nadia Almira Sagitta.
Luruh. Semuanya luruh. Luruh dari diriku. Hilang dari hatiku.

Tutup

Aku mencoba merelakanmu perlahan

Aku tahu itu sulit dan aku pun tahu rasanya akan sakit

Akan tetapi, aku lelah

Aku lelah merasa gundah ketika engkau bahagia

Aku lelah terbang tinggi kemudian sayapku patah lalu aku terperosok jatuh

Aku lelah memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkanku

Aku lelah mengharapkan seseorang yang belum tentu menjadi jodohku.

---

Semangat meningkatkan kualitas diri, kak. ^^
Semoga kriteria jodoh yang selama ini engkau impikan tercapai
Semoga seseorang yang engkau sukai, menyukaimu balik
Semoga engkau bisa meraih cita-cita tertinggimu
Selamat menemukan kesukaan dan keceriaan dalam hidup
Jika engkau menikah nanti, undang aku, ya!
Semoga saat itu, aku sudah bertemu jodoh dunia dan akhiratku
InsyaaAllah.
Kututup lembaran kisahku mengenaimu dengan ucapan alhamdulillah.


Terima kasih atas kontribusimu dalam proses pendewasaan diriku.

Sunday, March 2, 2014

Kembali aku membaca kisahmu, kisahnya, kisah kalian. Selalu saja ada cerita. Diam-diam aku terkesima, terharu, dan ikut tertawa geli. Tahukah kalian bahwa  aku adalah salah satu pembaca setia karangan kalian, yang belum tentu setia menyimak cerita-ceritaku. Aku rindu. Rindu yang urung kuungkapkan karena gengsi yang kujunjung tinggi itu. Maaf belum bisa meredam egoku. Aku hanya dilanda cemburu.

Monday, February 24, 2014

Mellow?

Aaaaaaaaaaa mellow.
Harusnya aku nggak begini lagi kan, ya.
Harusnya kan udah move on, bahkan move up
Hih, terlalu banyak kata harusnya!
Ya sudahlah, nggak usah dipikirkan lagi, Nanaaad.






"And you're doing your best to avoid me."  -Taylor Swift.

Yeah, you are.
Aku berceritera tentangmu lagi hari ini



Adakah kamu juga mengingatku di sana? 
Atau memang benar perkataan temanku
Bahwa kau hanya datang saat kau membutuhkanku?
"Now I'm standing alone in a crowded room
And we're not speaking
And I'm dying to know, is it killing you
Like it's killing me." -Taylor Swift















Hey! I miss you all these days. :(

Friday, February 21, 2014

Lembaga Dakwah

Assalamualaikum, teman-teman!


Hai! Nad pengin cerita sedikit, nih. Saat semester tiga lalu, saya berniat untuk berkecimpung di salah satu LD saja kelak, entah itu LDK atau pun LDF. Saya sudah merasakan kesibukan aktif di dua LD dan itu ... haaaah ... sudah cukup. Banyak amanah yang terbengkalai karena jadwal ngumpul sering bentrok dan akibatnya saya jadi stres sendiri. Wussss, semester tiga berlalu, semester empat datang menjelang! Alhamdulillah, semester tiga terlalui dengan baik. Formulir rekrutmen anggota organisasi tersebar di mana-mana. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya memilih Salam UI sebagai lahan dakwah saya di semester empat hingga semester lima. ^^

Awalnya, saya ingin menjadi BPH, menjadi pengurus Salam UI. Alasan saya memilih menjadi BPH karena saya ingin membenahi departemen ILC, ingin membuat departemen itu menjadi lebih baik lagi. Selama ini saya terjun di bidang yang sama, dimulai sejak periode magang hingga staf. Yeaaay, saya cinta ILC! <3 Siapa tahu kehadiranku dapat memberikan kontribusi di sana. Entahlah, saya ingin menjadi agen perubahan, dan menurutku cita-cita itu kurang dapat diwujudkan bila saya hanya menjadi staf (lagi). Bismillah, ketika sedang liburan di Makassar, saya membuka tautan perekrutan BPH Salam UI 17. Pandangan saya terhenti pada jadwal wawancara ... hah, 20 Januari? Yaaaaah, which is mean, saya tak dapat menghadiri sesi wawancara karena raga dan jiwaku masih berada di Makassar! T___T Baiklah, saya kembali menata hati yang kacau #apaan. Bila memang menjadi staf adalah lahan yang disiapkan Allah untuk saya sekarang, tak apa. Toh, saya masih bisa mencoba pada tahun berikutnya. Don't cry, Nanad.

Oke, mengingat semester empat ini kesibukan saya cukup longgar, saya memutuskan untuk mengikuti komunitas gamelan (cihuy! impian saya sejak SMA) di hari Sabtu, mengikuti Nyantrend Weekend (program kelas kajian) di hari Minggu, bergabung di kelas merajut bareng Lili tiap Rabu, konsisten mengikuti kajian dari FKI UI tiap Selasa/Kamis, tetap aktif di UI Berkebun, UI Cooking Club, dan komunitas Peduli Jilbab tercinta. <3 <3

Yeah! Siap menyambut datangnya semester empat!

Jeng, jeng, jeng! Sesi wawancara staf Salam UI pun dimulai. Jadwal wawancara saya itu hari Rabu sore. Saya diwawancarai oleh kak Egi dan kak Siti. Situasi wawancaranya ... sama kacaunya seperti tahun lalu. Jawaban saya cukup membuat mereka tergelak. Fuh, segitu konyolnyakah saya? >-< Hihi, afwan ya, kak! ^^

Empat hari kemudian, kak Egi menghubungi saya. Ahlan wa sahlan, Nadia! Begitu isinya. Wah, senang banget bacanya, alhamdulillah. Beberapa saat kemudian, ada obrolan yang menyusul, "Nad saya sudah syuro bareng kak Siti dan memutuskan kamu untuk menjadi deputi. Bagaimana?" Hah? Allah tidak sedang bercanda, kan? Saya hanya menyiapkan mental sebagai staf (saja) dan bukan deputi. :") Hiks. Apalagi saya sudah sok menyibukkan diri di tempat lain, duh takut tidak amanah, takut ini, takut itu. Ingin menolak tetapi ... siapa tahu inilah cara Allah mengabulkan keinginan yang sempat saya pinta dahulu. Menjadi bagian dari BPH Salam UI. Hei, bahkan Allah memudahkan caranya, saya tak perlu mengikuti wawancara dan segala macamnya. Tiba-tiba saja ditarik, "Hei, Nad, mau jadi deputi?" So, what should I say? "Jika saya memang dibutuhkan, ya kenapa tidak, kak?" Yup. Saya mengiyakan pada akhirnya. Mengapa harus takut kalah sebelum mencoba? Siapa tahu saya memang mampu. Allah takkan salah memberikan amanah pada hamba-Nya, bukan? Ya Rabb, bantu saya, ya! Bismillaah, deputi akhwat dari ILC Salam UI! Selamat datang kesibukan (huhu)! ;)

Wednesday, February 12, 2014

Nostalgia sesaat

Hai, Pulau K! Terima kasih telah mengajakku bernostalgia selama 17 hari. Aku bertemu dengan teman-teman, para guru SMA-ku, keluargaku, sahabatku, dan bahkan kau pertemukan pula aku dengan dia. 

Kedatanganku ke Pulau K tampaknya adalah keputusan yang tepat mengingat kehadiranku di Depok rasanya...tak begitu membahagiakanku selayaknya dirimu yang senantiasa membuatku ceria, tertawa, dan penuh cinta. 

Hei, kalian yang kutemui di Pulau K! Aku sayang kalian. ^^{} 
Semoga kita dapat jumpa lagi di lain waktu.

Cheers!

Something Borrowed

I love you and I've always loved you. And I should have told you a long time ago, but I'm telling you now. Before it's too late, before it's really too late. You're not the only one that haven't living his life. I haven't either but I wanna live it now, and I wanna live it with you." -Rachel, Something Borrowed (movie).

Wednesday, January 15, 2014

Siklus

Ada beberapa hal yang berubah di hidupku
Ada yang datang
Kemudian pergi
Ada yang dekat
Lalu beranjak menjauh
Pun, ada yang telah pergi
Lantas kembali!


Bingung.
Semua serba mendadak
Rasanya Allah telah merancang sesuatu untuk hidupku
Ya, hidup yang lebih baik.
InsyaaAllah


Ada atau tidak ada hadirmu
Bukan masalah bagiku. :P