Friday, May 29, 2015

Pada pukul

Pukul 02.20
Kau hadir dalam mimpiku
Bercengkrama dan tertawa seperti biasa
Namun,
Malam itu kau buat pengakuan
Yang
Pada akhirnya, membuatku menangis lagi
Dalam mimpi
Dan segera membangunkanku
Pada pukul 02.20

Nggak bisa berhenti berkunjung ke mimpiku, ya? Sudah tiga kali.

Hijrah

Hari ini aku bertemu kak Soraya. As always, dia selalu saja mengagetkanku. -_-v

"Nad, kamu nggak datang PINK?"
"Iya, nih. Sibuk ngurusin makalah."
"Wah, makalah mengubah duniamu, ya."
"Ah, kakak mah gitu. Tadi topiknya apa emang?
"Hijab."
"Oh."
"Tadinya aku juga mau ke iSource juga, sayangnya ada urusan."
"Aku juga awalnya mau ke sana, kak, tetapi nggak jadi. Mau makalah dulu."

Kehadiran bikun memutus sejenak percakapan kami. Setelah duduk di kursi, kak Soraya kembali berceloteh,
"Nad, tahu nggak, kita nggak bisa mengecap orang yang belum berjilbab dan orang yang sudah berjilbab syar'i. Dunia ini berputar, bisa jadi suatu saat dia yang belum berjilbab hijrah atau mereka yang sudah berjilbab berubah."
DEG.
"Ng...iya, kak. Aku udah pernah ngerasain..."
"Iya, Nad. Kata pemateri PINK tadi, sih, begitu. Semua bisa berubah. Nikmat Allah berputar."
"Seniorku dulu nggak berjilbab, lalu berjilbab panjang sampai sebetis, lalu dia lepas jilbab. Kisaran waktunya hanya tiga-empat tahun."
"Oh ya? Andai ada satu nikmat yang bisa ditukar untuk mempertahankan kondisi seperti ini, aku mau tukar, Nad. Mempertahankan itu sulit. Takut aku."
"Benar, kak. Benar...banget."

Seketika saya teringat kak Soraya yang acapkali menanyakan, "Nad, manset kamu ke mana?" Awalnya hanya karena aku buru-buru ngampus dan lupa pakai manset, lalu manset berangsur-angsur menghilang dan aku malas beli lagi, akhirnya jarang pakai manset saat keluar rumah. Kesalahan akhirnya menjadi kebiasaan dan pembiaran. Allahu.

"Kak, aku ngerasa...berubah banget."
"Kenapa?"
"Nggak tahu. Baru juga satu semester lepas dari LDK, aku jadi nggak teratur gini. Nggak pernah datang kajian lagi, nggak liqo lagi, seperti hilang fokus dan ghirahku lenyap. Sedih."
"Semangat, Nad. Semoga bisa kembali lagi. InsyaaAllah. Aku turun dulu, ya. Dah."
"Iya, kak. Makasih, ya. Dah."

Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbi 'alaa diniik. Allah, Engkau masih di sini, kan? Oh, sungguh, aku rindu sekali. Bisa Engkau kembalikan aku ke pribadiku yang dulu?

Thursday, May 28, 2015

Percakapan (calon) ibu

"Bunda Dey masih di kampus? Bunda Nad udah tidur cantik di kosan?"
"Jangan panggil Bunda dong, cuy, pan belum punya anak. Hmm... kebayang ga sih beberapa tahun lagi kita tetap ngobrol seperti ini dengan kondisi sudah berkeluarga?"

"Gue baru abis jemput anak nih, Bun. Suami lagi repot."
"Besok pengajian di tempat siapa? Mesti anterin anak dulu, nih."
"Pengajian giliran di daerah Bunda Ismi, nih. Anak titipin bentar ke mama."
"Habis nyiapin bekal anak sekolah, nih."
"Anak kalian udah kelas berapa? Nanti kalau udah gede kita jodohin, yuk!"

Et cetera. Lutju dan menggemaskan sekali topiknya. Ya Allah, semoga kami tetap dapat bersahabat hingga ke surga. ♡

Topiknya bikin baper, omong-omong.

Wednesday, May 27, 2015

Dengan atau tanpamu

Tidakkah lucu?
Dulu aku memuja-muji seseorang
Bergalau ria tak tentu
Tersedu sedan karena patah hati
 
Sempat pula kukira aku tak dapat menjalani hari-hari tanpa dia
Itu saking galaunya
Dan mungkin juga saking cintanya

Dasar gadis lugu

Peristiwa itu tak hanya terjadi sekali dua kali
Akan tetapi, otak menolak untuk memahami jalan cerita
Yang pasti itu-itu saja
Mata seolah buta
Telinga seolah tuli
Semua dikacaukan oleh perasaan yang didominasi cinta

Nyatanya, aku masih hidup riang gembira
Tanpa mereka, sosok yang dahulu dicinta
Nah
Berarti
Selama
Ini
Aku
Hanya
Berlebihan
Saja

Tidakkah wajar bila kukata, aku pun akan hidup bahagia di kemudian hari dengan atau tanpa kamu? :)

Yeah why.

Pernikahan

Hari ini bercerita soal pernikahan dengan teman yang sudah menikah dengan yang sedang berproses. Mendengar curhatan mereka, saya jadi takut menikah.

Apa rasanya harus menaati orang yang benar-benar baru di kehidupanmu sementara kau sendiri tidak suka diperintah-perintah?
Apa rasanya dibebankan tanggung jawab luar biasa? Kamu harus mengatur rumah, memasak, dan menyenangkan hatinya.
Apa rasanya harus meredam ego dan menjaga perasaan seseorang setiap hari?
Apa rasanya berkompromi dengan mimpi yang selama ini kau junjung tinggi mengingat kini yang hidup adalah mimpi bersama?

Sumpah, saya ketakutan. Hahahahaha. Belum ada kesiapan. Saya belum siap bila mengalami pertengkaran-pertengkaran saat menikah. Mana saya baperan, kan, anaknya. Salah-salah minta cerai. (Hwaaa, jangan, Nad!) Soalnya, dalam bayanganku, menikah itu bahagia. Itu gambaran yang saya dapatkan dari beberapa orang: dari Fahd Pahdepie, dari anak-anak Peduli Jilbab, dsb.

Akan tetapi, setelah bercerita dengan mereka, barulah saya sadar kalau pertengkaran itu biasa. Kompromi memang bukanlah hal yang mudah. Namun, pertengkaran itu bisa dihindari.

Sedikit keluar dari topik perselisihan, saya pernah menanyakan satu hal kepada teman seasrama yang menikah di umur tujuh belas tahun.

"Gimana, sih, rasanya nikah? Repot nggak, sih? I mean, kamu kan masih muda banget..."
"Repot sih, Nad, tetapi dinikmati saja."
"Hm, gitu ya..."
"Lagian, Nad, semuanya dilakukan demi dia, bukan? Masa sih kita nggak mau menyenangkan hati orang yang kita cinta?"

Tertegun. Oh iya, benar juga. Orang pacaran saja rela meminjam uang ortu demi mentraktir si doi. Masa, sih, pasangan yang sudah nikah nggak mau berkorban demi kebahagiaan si dia? Cieilah bahasamu, Nad.

Ya sudah, sih. Percakapan ini tiada ujungnya. Mengapa? Ya karena saya belum nikah. Hanya bisa menerka-nerka. Intinya, hidup itu bagaikan tali tambang kata Doraemon. Kebahagiaan dan kesedihan saling bertaut. Semua ada positif dan negatifnya. Pernikahan...di samping penuh cinta dan bahagia, pasti ada sisi suramnya. Semoga pernikahanku nanti lebih didominasi kegembiraan daripada kejenuhan dan kesedihan, ya. Bisa, sih, asal banyak bersyukur. 

Luv,
Nadia Almira Sagitta

Sunday, May 17, 2015

Laki-laki Masa Depan

"Bunda saja yang tidak secantik Nadia bisa dapat Ayah, apalagi Nadia yang cantik dan pintar pasti dapat yang jauh lebih baik dari Ayah." (Bunda)

Oh mom, magari! I wish. You are so lucky having Dad as your husband. Pintar masak, suaranya bagus, jago bahasa Inggris, anak ITB, karir sukses dan telah ke banyak negara, lucu, serta perhatian. Mom, Dad is perfect. Masih adakah lelaki seperti itu yang hendak menjemputku di kemudian hari? Guys are bullshit these days. All of them. Akan tetapi, kau pinta aku untuk yakin maka aku berusaha yakin. Yakin ‘kan berjumpa dengan sosok alim, pintar, akademisi, se-passion, lucu, dan romantis sesuai inginku. Dia telah Kau persiapkan untukku, kan, Ya Allah? Tak apa bila Kau baru pertemukan aku dengannya di S-2, S-3 bahkan. Bukankah jodoh tidak mengenal usia? Aku lelah bermain hati. Lelah sekali… Sekalinya Kau buat aku jatuh cinta lagi, jatuh cintakanlah aku pada orang yang tepat dan persatukan kami di ikatan suci-Mu yang erat.

Friday, May 15, 2015

Hilang arah

Ingin sekali rasanya aku memarahi diri sendiri. Sudahlah, dia siapa sih? Kenapa tiga hari ini kau meratapi setiap percakapan yang sempat teruntai? Kenapa?

Aku galau. I know, I know.
Aktivis dakwah nggak boleh galau, kata seseorang dulu
I know, I know
Aku merasa aku bukanlah aku
Aku telah bertransformasi menjadi sosok perempuan
Lemah, cengeng, dan begitu perasa 

Aku iri melihat teman-teman yang berbahagia dengan kegiatan masing-masing di liburan panjang ini. Sementara aku? Nge-mall saja tidak. Membereskan kamar saja tidak. Makan saja seperlunya dan baru beranjak ketika perut meraung-raung.
 
Rasanya benar-benar kosong
How could you do this to me?
Sepertinya kau punya magic spell terhadapku

I'm lost.
I'm lost, kak.

Kak, aku kangen sekali
Kak, ada orang yang jahat padaku
Kak, aku butuh dukunganmu
Aku butuh nasihatmu
Kak, kau ke mana?
Aku boleh curhat?
Kak,
Kak,
Kak?

Thursday, May 14, 2015

Heartbreak, broken heart

Laki-laki baik akan bertanggung jawab terhadap perasaan seorang gadis dengan tidak membuatnya larut dalam angan tak tentu. Ia tak akan menggodanya atau memberikan janji tak pasti. Jika si gadis lugu jatuh hati padanya, ia akan jatuh secara wajar saja. Minus impian-impian di benak yang menunggu diwujudkan.

Dia, dia adalah laki-laki yang baik
Kamu, kamu juga laki-laki yang baik
Kalian pintar, kalian jago, kalian ramah
Tapi kalian mudah sekali mengumbar janji
Perasaan, canda, cerita
Padaku
Tanpa mau tahu waktu

Ini semua rasanya seperti bom waktu
yang tinggal tunggu meledak
karena sesuatu

Pada akhirnya, si gadis mengetahui
Dia dan kamu
Berlaku seperti itu
Tak hanya pada si gadis lugu
Tetapi juga pada puluhan gadis-gadis lainnya

I know I'm not the only one, batin si gadis

Bom waktu di dalam diri si gadis meledak
Dahsyat
Menohok jantungnya
Menyesakkan paru-parunya
Membuatnya hampa
Merintih dan jatuh

Oh, ini rupanya sakit hati
Yang menghampiri diri
Entah sudah keberapa kali

Perih

Rasanya sama
Reaksinya sama
Membuat mata bengkak
Meredupkan cahaya muka
Tak ingin makan
Tak ingin berjalan
Hanya ingin meringkuk
Di tempat tidur
Bergelung selimut
Dan menggenggam
Gurat-gurat perasaan
Si gadis lantas
Bernostalgia, merindu, mencinta
Menangis
Sendirian

Sampai ketika
Kawan-kawan membuka paksa pintu kamar
Menggoncang tubuh si gadis
Memaksanya untuk bangun
Bangkit dari keterpurukan

"Hei, ini cuma patah hati, jangan berlebihan!"
"Untuk apa kamu peka pada orang yang tidak peka!"
"Cinta seharusnya membuat bahagia, ini bukan cinta!"

Satu per satu kawan menghibur si gadis
Mengajaknya berjalan-jalan
Melepas penat, lelah, dan gundah

Malam menjelang
Mereka pun pulang
Si gadis kembali sendiri
Tapi ia telah merasakan kebahagiaan hari ini
Sepanjang perjalanan, ia merefleksi diri
Begitu banyak hal yang dapat disyukuri
Kawan-kawannya benar
Patah hati memang sakit, tetapi tidak lebih sakit dari maut yang datang menjemput

Justru, ia harus berterima kasih pada Tuhan
Karena telah mengizinkannya merasakan satu keajaiban
Melalui perantara dua lelaki itu

Hei, jangan kau takut jatuh cinta lagi
Bisik hati kecilnya
Temukan keajaiban-keajaiban lain
Di waktu yang berbeda, pada orang yang berbeda
Kalau sama, ya, boleh juga
Dalam kondisi hati yang berbeda, saat sikap telah berubah

Biarkan dunia tetap berputar
Biarkan semua berjalan apa adanya
Kembalilah berfokus pada cita-cita
Karena cinta bisa ikut serta
Secara tiba-tiba
Tanpa kau sadari

Aamiin, aamiin Ya Rabbal 'Alamin

Wednesday, May 13, 2015

Aku Cinta

Aku cinta.
Aku cinta padamu lebih dari yang kau tahu
Kau buat hatiku pecah berkeping-keping
Kau buat batinku mempertanyakan segala
Kau buat otakku memroses rasa sakit
Kau buat lakrimalku banjir air mata
Kau buat lidahku kaku bisu

Akan tetapi,
Adakah kau tahu bahwa aku tetap cinta?

Aku mencintaimu di tengah-tengah rasa sakit yang kau tawarkan padaku.

Insomnia Mei

Kau membuatku insomnia malam ini. Semoga berhenti sampai di situ. Jangan, jangan kau buat aku berurai air mata. Aku tidak siap. Setidaknya jangan malam ini.

Sunday, May 10, 2015

Mei datang lagi

Bulan Mei datang lagi. Tepat pada bulan ini setahun lalu, aku mengungkapkan perasaan pada sahabatku. Kukatakan bahwa kau pendatang baru yang merajai hatiku. Kau telah menutup luka yang kurasakan selama dua tahun.

Ternyata, setahun sudah aku menyukaimu. Bila bulan lalu kukatakan tepat setahun aku mengenalmu, kini tepat setahun aku menyukaimu. Entahlah, mudah sekali rupanya kau membuatku jatuh hati padamu.

Perjalanan setahun ini sungguh berwarna. Terima kasih telah menjadi krayon pada kertas kartonku.

Semoga perkenalan ini berlangsung selamanya.

Salam,
Nadia Almira Sagitta

Saturday, May 9, 2015

Mengharapkan yang sempurna, sementara diri ini belum sempurna.

Wednesday, May 6, 2015

Today's Word Week 1

Buongiorno! Oke, saya mau menjelaskan apa itu TW. TW adalah singkatan dari Today's word dan merupakan tantangan yang saya berikan pada diri sendiri untuk mendefinisikan satu kata setiap hari. Mulanya, challenge ini dilemparkan oleh Marc van Oostendorp kepada peserta MOOC Miracles of Human Language. Yep, sejak seminggu lalu, saya memosting definisi buatan saya beserta definisi dari KBBI di Twitter. Saat membuat definisi, saya berusaha untuk tidak mengintip KBBI dengan alasan ingin mengetahui seberapa mirip definisi yang saya buat dengan KBBI. :D

Tentu saja definisiku masih banyak cacatnya di sana-sini, seperti kesalahan pelabelan nomina atau verba dan kesalahan pendefinisian (terlalu sempit atau bahkan terlalu luas). Wajar, namanya juga mencoba. Berikut ini definisi dari tujuh kata pilihan seminggu lalu. :D

1. Today's word: me.ma.sak kegiatan membuat suatu makanan. KBBI: memasak v membuat (mengolah) penganan, makanan, dsb.

2. Today's word: be.lan.ja v membeli sesuatu || KBBI: belanja n uang yang digunakan untuk suatu keperluan, berbelanja v membeli di pasar (toko, dsb).

3. Today's word: ke.nyang a keadaan perut yang masih terisi penuh, lawan dari lapar || KBBI: kenyang a sudah puas makan, sudah penuh perutnya.

4. Today's word: cin.cin n aksesori yang dikenakan di jari. || KBBI: cincin n perhiasan berupa lingkaran kecil yang dipakai di jari ada yang bepermata, ada yang tidak.

5. Today's word: mi.num v memasukkan cairan ke dalam mulut dan meneguknya hingga masuk ke kerongkongan. || KBBI: minum v memasukkan air (atau benda cair) ke dalam mulut dan meneguknya. 

6. Today's word: re.u.ni n perjumpaan kembali dengan teman-teman lama || KBBI: reuni n pertemuan kembali (bekas teman sekolah, kawan seperjuangan, dsb) setelah berpisah cukup lama. 

7. Today's word: bo.ne.ka n mainan anak-anak yang empuk dan halus menyerupai manusia, binatang, atau benda tertentu. || KBBI: boneka n tiruan anak-anak untuk permainan; anak-anakan.

So, that's it. Bagaimana? Ada komentar? 

Apakah catatan ini membuat kamu mau memulai TW versimu sendiri? Jika iya, kabari aku, ya! :D

Seminar Internasional LLL UI 2015

Betapa senangnya bisa berjumpa secara langsung dengan Pak Harimurti Kridalaksana dan Pak Djoko Kentjono. Aku mendengar sendiri penyampaian materi oleh Pak Harimurti dengan suaranya yang khas dan ditanggapi secara lucu oleh Pak Kentjono. Hahaha, asyik ya punya teman sejawat. 

Aku berjumpa pula dengan Bu Novi (dosen Sunda Dasar) yang belakangan kutahu bahwa ia berkecimpung di LLL, Bu Riri (dosen Rusia Dasar) yang kali ini menjadi panitia acara, Bu Sally (dosen Prodi Jerman UI) yang kembali mempresentasikan makalah mengenai bahasa Jerman, Pak David Manuputty yang datang bersama sang istri dari Pulau K, Pak Sugit Zulianto yang jauh-jauh datang dari Palu demi mempresentasikan makalahnya yang seperti biasa dibawakannya dengan semangat '45. Pssst, aku mendapatkan kamus Kaili Ledo<->Indonesia dari beliau, lho! Terima kasih banyak nah, Pak. Semoga sukseski' di tanah rantau. Salam sesama putra-putri Sulawesi! (Padahal aku berdarah Jawa-Minang. Hahaha, tetapi aku berjiwa Makassar, kok)

Aku juga berkenalan dengan Aussy dan Bu Nani dari Unpad. Kak Aussy berkuliah di Sastra Jepang Unpad angkatan 2011. Dia membawakan makalah berdua dengan dosen. Asyik, ya. Aku juga mau. Gegara ini, Bu Nani presentasi sebanyak dua kali. Pertama dengan Aussy dan yang kedua membawakan makalah tentang kosakata kuliner Bandung. Hiiih, keren nian presentasi dua kali berturut-turut. :')

Tak hanya Aussy, ada pula teman-teman dari UPI. Ada mahasiswa S-2, semester enam, bahkan semester empat yang menjadi pemakalah. Wuah, salut! Mereka berjiwa peneliti sedari muda. Aku makin takjub--sekaligus iri--saat kudengar UPI memiliki SBL (Sanggar Budidaya Linguistik), sebuah kelompok diskusi linguistik. Oh my, aku juga ingin ada komunitas serupa di kampus kuning.

Tak mau kalah, anak-anak S-1 UI juga tampil mempresentasikan makalahnya, lho! Sayangnya, aku tak termasuk jajaran pemakalah muda itu. Mereka adalah mahasiswi Prodi Jawa angkatan 2012. Makalah yang mereka bawakan berjudul "Kosakata Bahasa Sanskerta dan Bahasa Jawa". Makalah ini menarik karena menunjukkan banyaknya kosakata Sanskerta yang diserap ke bahasa Jawa. Menurutku, segala hal yang berkaitan dengan etimologi itu menarik. ♡

Nah, aku juga menyaksikan penyampaian makalah oleh Bu Mia. Wuih, sulit kudeskripsikan kekagumanku padanya. Beliau adalah ahli dialektologi Indonesia. Pernah bekerja sama dengan Microsoft untuk merancang spelling checker bahasa Indonesia dan sekarang berkontribusi pula pada bidang toponimi. Tampaknya, beliau pula penggagas Komunitas Toponimi Indonesia. Keren banget, masyaaAllah. Suami beliau yang merupakan pengajar di Departemen Linguistik UI juga turut hadir menemani beliau di akhir acara. So sweet, aaaaah. >v<

Sesi akhir yang diisi oleh Bu Mia dan Pak Peter Carey dimoderatori oleh Pak Lilie Suratminto. Makalah Pak Peter juga cukup menarik. Beliau membahas asal-usul nama Malioboro. Paparannya detail dan menakjubkan. Tak heran karena beliau itu sejarawan. Menurutnya, Malioboro berasal dari bahasa Sanskerta malya dan bhara yang berarti 'jalan berisikan untaian bunga'. Wuih, romantis, bukan? Mau tahu lebih lanjut mengenai ini? Silakan baca buku karangannya berjudul "Asal Usul Nama Yogyakarta Malioboro" yang diterbitkan oleh Komunitas Bambu. Mengenai Pak Lilie, perawakannya lucu terutama wajahnya tampak masih muda. Baby face! Ternyata, beliau ketua Laboratorium Leksikologi dan Leksikografi UI. Wah, jadi segan. Beliau merupakan dosen Sastra Belanda UI. Tadi, beliau meralat kata konslet menjadi korslet. Iya, masih banyak yang mengira konslet merupakan bentuk yang baku padahal yang benar adalah korslet. Katanya, korslet diserap dari bahasa Belanda kortsluiting. Hwaaa, lagi-lagi etimologi bahasa! :D

Di seminar ini, aku jadi punya idola baru. Dia pemakalah pleno pertama seminar ini. Dia menyajikan makalah mengenai leksikografi. Penyajiannya runut dan jelas. Keren! Semula kukira dia orang asing karena ia membawakan makalahnya dalam bahasa Inggris. Banyak catatan kaki yang ditampilkannya untuk referensi lebih lanjut. Tahukah kau bahwa catatan kaki itu mengacu pada makalah-makalah karangannya? Berarti, sudah banyak makalah yang ia terbitkan. Gils, keren abis. Namanya Deni Arnos Kwary. Meraih gelar doktor bidang Leksikografi di Aarhus University, Denmark. Informasi mengenai beliau bisa kalian akses di laman pribadinya yakni www.kwary.net.

Bersama dengan Pak Kwary, ada Ekaterina Kholkina dari Prodi Rusia UI. Dia orang Rusia asli dan cantik banget. *v* Ia membawakan makalah dalam bahasa Inggris dengan logat Rusianya. Aku menyadarinya saat ia melafalkan problem dengan /prablyem/. Wkwk, senang sekali bisa bertemu penutur jati bahasa Rusia! Jadi rindu mempelajari bahasa rumpun Sirilik satu itu. Omong-omong, dia membawakan makalah mengenai etimologi dan di akhir makalahnya ia menyajikan homofon bahasa Indonesia-Rusia. Cukup menarik. ♡

Alhamdulillah, alhamdulillah. Aku mendapat suntikan semangat dari atmosfer seminar LLL 2015. Para pembicaranya luar biasa! Nice job, LLL UI! Semoga tahun depan aku dapat mengikuti seminar ini lagi dan tampil sebagai pemakalah. Percayalah, kali ini bukan janji-janji belaka. Harus ada pembuktian! :)

Monday, May 4, 2015

Tentang Kamu

Hari ini aku menulis tentangmu. Tak kukirim ke jejaring mana pun karena aku tak berani. Ya, aku takut kau penasaran melacak blogku dan menemukan tulisan-tulisan mengenaimu. Aku takut kau membaca perasaanku terhadapmu. Tak perlu kau tahu segalanya. Yang penting, aku selalu merekam jejak-jejak kita di ingatanku. Entah kutulis secara tersirat di status-status jejaring sosialku atau catatan ponselku. Setiap ada momen pasti kuabadikan. Jadi tenang saja, aku mudah me-recall semuanya jika kau ingin tahu awal mula perjumpaan kita hingga saat ini.