Saturday, March 15, 2014

Lengser dari singgasana

Ketika rasa itu tak lagi menempati singgasana hati, aku masih berharap akan perjumpaan kita. Sekadar tegur sapa yang belum pernah kulakoni dengan baik karena adanya kegugupan yang menyergapku dan mengunci bibirku rapat-rapat.

Aku tak ingin berlari darimu lagi. Aku tak ingin kau pertanyakan mengapa. Aku hanya ingin bersikap normal, ya, sebagai teman. Seperti dahulu.


Ketika rasa itu tak lagi menempati singgasana hati, aku masih berharap akan perjumpaan kita, teman.

"Tidak usah kaupinta dirinya, serahkan pada Allah semata. Doakan saja jodohmu yang entah siapa." -Nadia Almira Sagitta.
Luruh. Semuanya luruh. Luruh dari diriku. Hilang dari hatiku.

Tutup

Aku mencoba merelakanmu perlahan

Aku tahu itu sulit dan aku pun tahu rasanya akan sakit

Akan tetapi, aku lelah

Aku lelah merasa gundah ketika engkau bahagia

Aku lelah terbang tinggi kemudian sayapku patah lalu aku terperosok jatuh

Aku lelah memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkanku

Aku lelah mengharapkan seseorang yang belum tentu menjadi jodohku.

---

Semangat meningkatkan kualitas diri, kak. ^^
Semoga kriteria jodoh yang selama ini engkau impikan tercapai
Semoga seseorang yang engkau sukai, menyukaimu balik
Semoga engkau bisa meraih cita-cita tertinggimu
Selamat menemukan kesukaan dan keceriaan dalam hidup
Jika engkau menikah nanti, undang aku, ya!
Semoga saat itu, aku sudah bertemu jodoh dunia dan akhiratku
InsyaaAllah.
Kututup lembaran kisahku mengenaimu dengan ucapan alhamdulillah.


Terima kasih atas kontribusimu dalam proses pendewasaan diriku.

Sunday, March 2, 2014

Kembali aku membaca kisahmu, kisahnya, kisah kalian. Selalu saja ada cerita. Diam-diam aku terkesima, terharu, dan ikut tertawa geli. Tahukah kalian bahwa  aku adalah salah satu pembaca setia karangan kalian, yang belum tentu setia menyimak cerita-ceritaku. Aku rindu. Rindu yang urung kuungkapkan karena gengsi yang kujunjung tinggi itu. Maaf belum bisa meredam egoku. Aku hanya dilanda cemburu.