Aku menggenggamnya erat
Membolak-balik halamannya
Seolah tak percaya, bahwa kau tega bertindak seperti ini
Bukankah dahulu sudah kukatakan jangan usik aku lagi?
Tak adakah rasa bersalahmu sudah mengobrak-abrik hidupku?
Jatuh, aku merosot turun saat menerima secarik kertas itu
Badanku lemas seketika, tak berdaya
Nafasku tak teratur
Gemuruh di dadaku tak dapat lagi kutahan-tahan
Akhirnya aku menangis di atasnya
Mengaburkan tinta hitamnya
Bahagiakah kau telah mencampakkan aku?
Puaskah sekarang kau melihatku?
Berkali-kali aku menghapus air mata yang menghiasi pipi
Lalu, mencoba menguatkan jemariku untuk membuka lembaran itu
Dengan tangan yang bergetar, aku membaca kata per kata yang tertera
Ketika kutemukan namamu, ingatanku berputar ke masa itu
Harusnya itu aku!
Harusnya aku menggantikan dirinya yang kini ada di sisi namamu!
Kesedihanku berganti kecewa
Kamu mengingkari janjimu
Dan, gadis menangis tanpa suara. Ungkapan kekecewaan hatinya terhadap pemuda yang selama ini dicintainya. Namun tangisannya tak lama, ia beralih memandang lembaran yang kini tergeletak di lantai. Lantas, meremukkan surat undanganpernikahan yang ia terima. Lalu melemparkannya tepat ke tempat sampah… Usai sudah.
No comments:
Post a Comment