Oleh: Nadia Almira Sagitta
Tebah
Tebas
Tandas
Rambah!
Hingga rebah
Sampai terlepa
Maka tersungkur-terkapar
Tak berdaya.
Oleh: Nadia Almira Sagitta
Tebah
Tebas
Tandas
Rambah!
Hingga rebah
Sampai terlepa
Maka tersungkur-terkapar
Tak berdaya.
Oleh: Nadia Almira Sagitta
Derit papan kayu yang dulu kuinjak
Kini tak ada lagi, sunyi
Kucoba untuk berlari-lari di atasnya
Namun suara itu tak timbul jua
Apa aku sudah sedemikian ringan?
Kutolehkan kepalaku ke arah bawah
Terkejut menyadari, kedua kaki ini tak lagi menempel di atas lantai...
Berganti durja menghiasi istana ini
Oleh: Nadia Almira Sagitta
“Laa ilaaha ilallah”
Semayup tahlil bergema
Ada raga yang berpulang ke Tuhannya?
Kudekati sumber suara yang mengusik rasa penasaran
“Siapa, pak?”
“Anu, kurang tahu juga tuh, Novi. Mayatnya udah hancur ketika ditemukan.”
Innalillah, aku berucap dalam hati
Tanpa banyak cakap, aku mengiringi jenazah hingga ke liang kubur
Ditemani wajah-wajah sendu memegang payung hitam
Berbusana hitam pekat
Ah, muram sekali
Siapakah almarhum?
*Lahir: 5 Juni 1977
#Wafat: 22 April 2001
Sayang sekali, masih muda
Rasa-rasanya aku tahu gerangan dirinya
Tunggu! Nama diri…
ROY PRAKOSO BIN RAHMAT YAHYA
Itu… aku?
Perlahan, tubuhku mendadak ringan
Mengangkasa ke langit tertinggi
Meninggalkan kerumunan yang perlahan mengecil
Menjadi titik-titik hitam yang kerap menangisi kepergianku