Dear, Rindu.
Kamu tidak bosan-bosan menghampiriku, ya. Aku jadi susah segala-gala karena memikirkanmu. Kok bisa ya, aku sibuk memikirkan orang yang nggak menghidupiku sama sekali. Hahaha, kocak ya, Ndu? Cinta yang bisa bikin begini.
Ndu, kata teman-temanku, aku harus melupakanmu. Ah, kamu sih, kok datang lekas-lekas. Aku yang sebenarnya masih terguncang jadi punya keberanian untuk menetapkan hati. Padamu. Akan tetapi, sepertinya keputusanku salah, Ndu. Aku terlalu terburu-buru.
Kata mereka, aku harus hati-hati memilih pijakan. Untuk urusan hati, semua memang harus matang-matang dipikirkan. Aku nggak tahu bagaimana aku di matamu, tetapi kamu di mataku...mirip dengan kenalanku yang dulu-dulu, yang sayangnya sama-sama menoreh luka hati. Apa kamu juga berniat begitu padaku, Ndu? Jika iya, bilang, daripada menunggu nanti. Nanti akan tambah sakit...aku tidak mau.
Dear, Rindu.
Aku rindu! Eh, Rindu itu kamu, bukan aku. Hm, justru karena Rindu itu kamu, aku jadi rindu sama kamu. Hehehe. Maafin ya, Ndu, aku berlebihan sekali. Jangan ketawa kamu, aku benar-benar rindu, tahu. Kamu sampai terbawa mimpiku hingga tiga kali. Ah, Rindu, kamu kenapa jauh? Aku jadi tidak bisa bertemu.
Rindu, kamu kenapa baik sama aku? Ah, tetapi kamu memang selalu baik sama semua orang, aku tidak boleh tersanjung. Walaupun begitu, aku selalu mengharapkan jodoh yang baik dan aku berharap, orangnya itu kamu.
Jika jodohku memang kamu, bolehkah aku meminta satu hal darimu? Aku mau kamu jadi orang yang baik dan terfokus, tidak mencar ke sana-sini. Aku atau bukan aku, Ndu, pilih satu. Jangan berdalih dengan alasan masa pencarian karena ini hati, bukan pegadaian. Jangan menggadaikan hati perempuan kalau kamu belum tentu bisa menebusnya di kemudian hari. Jangan jadi orang yang tega ya, Ndu, aku tahu kamu bisa lebih baik dari ini.
Jadi, Rindu, aku di sini cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu. Kita bisa apa selain berdoa? Semoga kamu selamat, sehat, dan berbahagia. Ah ya, kabarku baik, jika kamu ingin tahu. Aku hanya sibuk merindukanmu dan menuntaskan beberapa urusan. Haha, sebenarnya aku takut rinduku bertumpuk lantas mengacaukan urusan-urusanku, jadi aku titip rinduku lewat doa saja, ya? Semoga sampai padamu.
Allah, aku titip Rindu. Engkaulah sebaik-baik penjaga. Maka jaga Rindu, untukku.
Salam,
Perdu
No comments:
Post a Comment