Wednesday, May 11, 2016

Meminta bantuan di kala sakit

"Nad, kamu dari rumah sakit?"
"Iya, tadi ke dokter."
"Kok nggak bilang-bilang aku? Kan bisa kuantar."
"Eh...hehe. Takut merepotkan."
--

Hidup dengan status anak rantau selama...hm, berapa ya? Tu wa ga pat, enam tahun, aku terbiasa melakukan semuanya sendiri. Belanja sendiri, pergi mengurus sesuatu yang rusak sendiri, jalan-jalan sendiri, juga berobat sendiri. Karena itulah aku tidak terbiasa minta ditemani ke sana kemari. Aku tahu semua punya kesibukan masing-masing, jadi yah...daripada saling menunggu lebih cepat gerak sendiri, bukan?

Akan tetapi, sebenarnya bukan itu. Dulu, aku sempat meminta bantuan seseorang (aku lupa siapa) untuk ditemani ke suatu tempat pada suatu malam, tetapi ia menolak karena mesti melakukan hal yang lain. Teman yang lain pun sama, mereka menyarankan besok pagi. Aku butuh barangnya malam ini, bukan besok. Tahu-tahu aku nekat keluar sendirian, beli barang yang kuincar, dan segera pulang. Sepertinya sejak saat itu aku merasa, "Kalau kamu mau cepat, kamu harus bergerak sendiri." Hm, kocak ya? Hanya gara-gara insiden ditolak. Lagian bukan sekali ini ditolak, padahal aku orangnya nggak bisa menolak. Nggak imbang? Hahaha ya gimana.

Nah, balik ke urusan teman-menemani atau antar-mengantar itu. Sakit itu, kan, dadakan, ya. Ke rumah sakit pun seringkali tanpa perencanaan. Agak susah kalau mau minta tolong ditemani. Pernah, sih, coba minta tolong, tetapi kebetulan nggak ada yang bisa. Jadi, berangkat sendiri juga akhirnya. Jika sejak awal langsung berangkat, nggak perlu nunggu respons, nggak perlu dapat penolakan. Duh, maaf ya, aku sangat perasa dan sensitif. Menurutku, ditolak untuk hal apa pun itu menyakitkan jadi lebih baik kuhindari. Haha, ini satu sifat buruk yang katanya harus diubah. Mesti lebih cuek dan jangan overthinking demi kesehatan pikiran dan jiwa.

Aku nggak tahu sudah berapa trip (iya, aku menyebutnya trip) rumah sakit yang kulakukan seorang diri, wkwkwk. Sejauh ini baik-baik saja, walaupun pernah nyaris jatuh di jalan karena kondisi badan memang lagi kacau nian. Kalau sudah begitu, ya... memang kita butuh bantuan orang lain. Mungkin nanti akan kucoba lagi meminta tolong jika benar butuh. Akan tetapi, lagi-lagi, aku lebih cenderung suka orang yang langsung datang ke kosan atau langsung japri menawarkan diri untuk menemani ke rumah sakit daripada harus aku yang meminta tolong. Kenapa? Karena orang seperti itulah yang mencerminkan sosok teman yang penuh perhatian. Dan aku senang. ^^

Jangan kapok meminta tolong, ya.

Salam,
Nadia Almira Sagitta
ditulis di kamar tidur rumah Tangerang
dengan kondisi demam dan infeksi usus/lambung

No comments:

Post a Comment