Oleh: M.Taslim Ali
Aku jelajah ini kota,
Simpang siur jalannya.
Tampak tangis darah dan daging,
Mengeluh jatuh ke debu.
Aku jelajah gunung dan lembah
Debu ngebul dari kakiku.
Mulut bedil dan mortir,
Rahang meriam, ngebulkan debu,
Balikkan debu pada debu
Debu dan debu.
Aku penjelajah gelap dan caya.
Aku debu,
Seperti tangis darah dan daging,
Seperti debu keluh, keluh kakiku,
Debu takdir, bedil, dan mortir.
Pada akhir jalanku,
Kembali pada debu.
Dari gelap ke caya,
Dimana aku lupakan debu...
Saturday, November 19, 2011
Kangen
Oleh: W.S. Rendra
Kau takkan mengerti segala lukaku
Karena cinta telah sembunyikan pisaunya
Bayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti aku tungku tanpa api...
Kau takkan mengerti segala lukaku
Karena cinta telah sembunyikan pisaunya
Bayangkan wajahmu adalah siksa
Kesepian adalah ketakutan dan kelumpuhan
Engkau telah menjadi racun bagi darahku
Apabila aku dalam kangen dan sepi
Itulah berarti aku tungku tanpa api...
Gadis yang Kau Tinggalkan part II
Aku menggenggamnya erat
Membolak-balik halamannya
Seolah tak percaya, bahwa kau tega bertindak seperti ini
Bukankah dahulu sudah kukatakan jangan usik aku lagi?
Tak adakah rasa bersalahmu sudah mengobrak-abrik hidupku?
Jatuh, aku merosot turun saat menerima secarik kertas itu
Badanku lemas seketika, tak berdaya
Nafasku tak teratur
Gemuruh di dadaku tak dapat lagi kutahan-tahan
Akhirnya aku menangis di atasnya
Mengaburkan tinta hitamnya
Bahagiakah kau telah mencampakkan aku?
Puaskah sekarang kau melihatku?
Berkali-kali aku menghapus air mata yang menghiasi pipi
Lalu, mencoba menguatkan jemariku untuk membuka lembaran itu
Dengan tangan yang bergetar, aku membaca kata per kata yang tertera
Ketika kutemukan namamu, ingatanku berputar ke masa itu
Harusnya itu aku!
Harusnya aku menggantikan dirinya yang kini ada di sisi namamu!
Kesedihanku berganti kecewa
Kamu mengingkari janjimu
Dan, gadis menangis tanpa suara. Ungkapan kekecewaan hatinya terhadap pemuda yang selama ini dicintainya. Namun tangisannya tak lama, ia beralih memandang lembaran yang kini tergeletak di lantai. Lantas, meremukkan surat undanganpernikahan yang ia terima. Lalu melemparkannya tepat ke tempat sampah… Usai sudah.
Membolak-balik halamannya
Seolah tak percaya, bahwa kau tega bertindak seperti ini
Bukankah dahulu sudah kukatakan jangan usik aku lagi?
Tak adakah rasa bersalahmu sudah mengobrak-abrik hidupku?
Jatuh, aku merosot turun saat menerima secarik kertas itu
Badanku lemas seketika, tak berdaya
Nafasku tak teratur
Gemuruh di dadaku tak dapat lagi kutahan-tahan
Akhirnya aku menangis di atasnya
Mengaburkan tinta hitamnya
Bahagiakah kau telah mencampakkan aku?
Puaskah sekarang kau melihatku?
Berkali-kali aku menghapus air mata yang menghiasi pipi
Lalu, mencoba menguatkan jemariku untuk membuka lembaran itu
Dengan tangan yang bergetar, aku membaca kata per kata yang tertera
Ketika kutemukan namamu, ingatanku berputar ke masa itu
Harusnya itu aku!
Harusnya aku menggantikan dirinya yang kini ada di sisi namamu!
Kesedihanku berganti kecewa
Kamu mengingkari janjimu
Dan, gadis menangis tanpa suara. Ungkapan kekecewaan hatinya terhadap pemuda yang selama ini dicintainya. Namun tangisannya tak lama, ia beralih memandang lembaran yang kini tergeletak di lantai. Lantas, meremukkan surat undanganpernikahan yang ia terima. Lalu melemparkannya tepat ke tempat sampah… Usai sudah.
Gadis yang Kau Tinggalkan
Kau hilang, menyisakan cinta
Kau hilang, meninggalkan perih
Kau hilang, menyayat hatiku yang tulus mencintaimu
Kau hilang, sesaat setelah kau berkata cinta padaku…
Mengapa kau harus hadir jikalau akhirnya kau menghilang jua?
Mengapa kau harus menyukaiku jikalau kau jugalah yang membuatku sakit?
Mengapa kau harus merebut perhatianku?
Memenangkan hatiku?
Mengapa kau harus ada dalam kisah cintaku?
Kau hilang tanpa alasan
Setelah kau mengalihkan duniaku, kamu menghilang begitu saja
Buat apa???
Apa artinya ini?
Perasaan ini? Cinta ini? Rindu ini?
BUANG SAJA SEMUA!
Namun, tahukah engkau?
Sulit bagiku ‘tuk melupakanmu
Karena, kamu begitu baik padaku
Karena, segala perhatian yang engkau curahkan untukku
Karena, hidupku telah diwarnai olehmu
Haruskah kau memalingkan wajah ketika tatapan mata kita beradu?
Haruskah kau mengambil jalan lain ketika langkah kita bertemu?
Haruskah kau membalikkan badan ketika kita berpapasan?
Haruskah kau berpura-pura tidak mengenalku?
Jahat nian dirimu
Padahal, selama ini aku memegang kata-katamu
Janjimu, sumpahmu
Bahwa kelak kau akan menjadikanku bagian dari hidupmu
Bahwa kelak kita ‘kan melangkah bersama
Dalam satu ikatan suci…
Tapi, nampaknya kau melupakan semua itu
Sepertinya itu hanyalah janji palsumu semata
Toh, kau mulai melupakan diriku saat ini
Entah apa alasannya, aku tak tahu…
Dan kini aku sendiri, menyusun serpihan-serpihan hati yang kau hancurkan
Menatanya satu persatu, memperbaikinya
Karena tanpa kehadiran hati, hidupku terasa mati
Biarlah ia hidup tanpa secuil kenangan akanmu
Jangan coba usik aku lagi!
Kau hilang, meninggalkan perih
Kau hilang, menyayat hatiku yang tulus mencintaimu
Kau hilang, sesaat setelah kau berkata cinta padaku…
Mengapa kau harus hadir jikalau akhirnya kau menghilang jua?
Mengapa kau harus menyukaiku jikalau kau jugalah yang membuatku sakit?
Mengapa kau harus merebut perhatianku?
Memenangkan hatiku?
Mengapa kau harus ada dalam kisah cintaku?
Kau hilang tanpa alasan
Setelah kau mengalihkan duniaku, kamu menghilang begitu saja
Buat apa???
Apa artinya ini?
Perasaan ini? Cinta ini? Rindu ini?
BUANG SAJA SEMUA!
Namun, tahukah engkau?
Sulit bagiku ‘tuk melupakanmu
Karena, kamu begitu baik padaku
Karena, segala perhatian yang engkau curahkan untukku
Karena, hidupku telah diwarnai olehmu
Haruskah kau memalingkan wajah ketika tatapan mata kita beradu?
Haruskah kau mengambil jalan lain ketika langkah kita bertemu?
Haruskah kau membalikkan badan ketika kita berpapasan?
Haruskah kau berpura-pura tidak mengenalku?
Jahat nian dirimu
Padahal, selama ini aku memegang kata-katamu
Janjimu, sumpahmu
Bahwa kelak kau akan menjadikanku bagian dari hidupmu
Bahwa kelak kita ‘kan melangkah bersama
Dalam satu ikatan suci…
Tapi, nampaknya kau melupakan semua itu
Sepertinya itu hanyalah janji palsumu semata
Toh, kau mulai melupakan diriku saat ini
Entah apa alasannya, aku tak tahu…
Dan kini aku sendiri, menyusun serpihan-serpihan hati yang kau hancurkan
Menatanya satu persatu, memperbaikinya
Karena tanpa kehadiran hati, hidupku terasa mati
Biarlah ia hidup tanpa secuil kenangan akanmu
Jangan coba usik aku lagi!
Subscribe to:
Posts (Atom)