Saturday, November 2, 2013

Berbalas cakap

-Sebenarnya kita saling menyindir satu sama lain. Tepatkah bila kukatakan becermin?
*Entah darimu aku berkaca, atau dariku kau berkaca
Bukan cermin, karena refleksinya tidak sempurna
Pada akhirnya, walaupun mirip,
tetap saja kamu dengan duniamu dan aku dengan duniaku.


*Tidak butuh orang yang berbeda untuk membuat tersenyum tanpa alasan sekaligus bersedih tanpa alasan rasional. Iya, satu.
-Hai, satu sosok yang mengendap di lubuk sanubari. Kau datang menawarkan cinta sekaligus menorehkan luka.

*Berkalipun kamu menyapukan pandanganmu ke tempat itu,
sosok yang kau tunggu mungkin tidak akan pernah lagi di sana.
Tapi bukankah sekarang dia lebih dekat?
Iya, bukankah sekarang dia ada di lubuk sanubarimu?

-Tidak serta-merta ia menjadi dekat. Ia hanya bayangan yang setia menghantui. Bukankah lebih asyik bila sosoknya menjelma nyata?

*Antara ego dan perasaan
Kamu ingin sosok nyatanya, tapi apa dia akan bahagia?
Ataukah kamu hanya menyimpannya di anganmu, tapi apa kamu bahagia?

-Tak ada jaminan bahwa kebahagiaan itu akan tercipta saat kita disatukan dalam satu ikatan. Mungkin akan lebih baik bila kita mengejar kebahagiaan masing-masing. Bukan lagi mengenai saya, ataupun kamu.       



Ada dua kisah terhampar di sini. Keduanya memiliki keterkaitan. 
Selamat tertawa lepas atau menangis puas. 





Terima kasih partner cerita, SHN.
Semoga kita mendapatkan kebahagiaan masing-masing.

No comments:

Post a Comment