Kemudian,
adalah dia, teman satu cita-cita sekaligus kawan kolaborasi. Kompromi tentu ada pula, tetapi sudah pasti aku dan dia akan berada dalam dunia yang sama di masa depan. Kami dapat saling mendukung kegiatan masing-masing dengan suka cita karena sama-sama tahu asyiknya bidang yang kami jalani. Sayang, aku tak tahu perasaannya kepadaku, sama seperti tak tahunya aku mengenai kedalaman perasaanmu kepadaku.
Adakah jaminan kau menerimaku dengan lapang dada?
Akankah kau dan aku menjalani hidup dengan seru-suka-bahagia
di tengah-tengah perbedaan kita, baik dari segi cita-cita maupun cerminan diri?
Entahlah, aku sendiri mulai tidak yakin padamu
Walaupun cintaku belum lagi surut dan kuharap takkan pernah begitu
Akan tetapi, keraguan mulai mengambang ke permukaan
Meninggalkanku sendiri dalam kegamangan
Tidak bisakah aku berhenti mencintai orang-orang yang 'kan meninggalkanku dalam ruang bimbang sendirian? Padahal, kuinginkan tak ada yang serupa ini lagi, terlebih padamu. Inginnya aku, kau sajalah yang terakhir untuk sekarang dan selamanya.
Nyatanya, tidak semudah itu. Tidak pernah semudah itu.
Luv,
Nadia Almira Sagitta
No comments:
Post a Comment