Saturday, November 14, 2015

Bidang Linguistik

Language documentation is a part of linguistics fieldwork. There are so much things to do. Sebagai calon sarjana humaniora yang berkonsentrasi pada bidang linguistik, sudah semestinya kita terjun ke berbagai bidang. Kamu bisa masuk ke bidang komputasional linguistik dan mengembangkan program bahasa semacam Google Translate, bidang perencanaan bahasa untuk menentukan masa depan suatu bahasa, bidang neurolinguistik untuk membantu para dokter saraf dan pasiennya, bidang leksikografi untuk menyusun suatu kamus dengan baik (bikin kamus sekeren Oxford atau Collins Dictionary, tuuuh!), bidang forensik linguistik untuk membantu memecahkan kasus hukum dengan bukti-bukti kebahasaan, bidang geolinguistik--atau disebut juga dialektologi--untuk memetakan bahasa-bahasa di Indonesia (kita punya 706 bahasa!), bidang psikolinguistik untuk mengetahui fungsi otak manusia dalam pemerolehan bahasa kedua dan seterusnya. Linguistics is so much more than you can imagine. Masih banyak bidang linguistik yang belum aku ceritakan, seperti historical linguistics, ecolinguistics, biolinguistics, sociolinguistics, stylistics, theoretical linguistics, clinical linguistics, translation, evolutionary linguistics, dan linguistic anthropology. Kau lihat, ilmu linguistik ini bersinggungan dengan ilmu-ilmu lain seperti psikologi, kedokteran, komputer, dan lain-lain. Ayo menyebar ke berbagai bidang agar semua bidang terlingkupi oleh ahlinya masing-masing. :)

Aku sendiri ingin terjun pada bidang pendokumentasian bahasa. Bahasa terus berubah seiring waktu. Ia dapat punah atau bertahan. Agar suatu bahasa tetap terdeteksi zaman, ia perlu didokumentasikan. Pekerjaan seorang pendokumentasi tentu tidak sederhana. Ia harus turun ke lapangan, berkomunikasi dengan warga setempat, dan membuat dokumentasi dalam bentuk teks, audio, dan video. Setelah itu, ia harus menyusun buku tata bahasa dan kamus dari bahasa tersebut kemudian memastikan hasil penelitiannya dapat diakses orang banyak. Selain itu, sebisa mungkin sang peneliti membantu masyarakat setempat untuk menghidupkan kembali bahasa daerah mereka dengan melakukan revitalisasi bahasa. Rempong sekali tampaknya, ya? Akan tetapi, tentu harus ada satu di antara banyaknya linguis yang menempatkan bidang ini sebagai karier hidupnya. Aku ingin menjadi satu di antara yang sedikit itu. ^^

Janganlah kamu berkecil hati tatkala orang-orang mempertanyakan jurusanmu saat ini, lulusan sastra mau jadi apa? Wah, mereka belum kenal linguistik dan sastra rupanya! Jadi apa, katanya? Banyak, Bung! Tak bisa aku jelaskan satu per satu. Apalagi postingan ini masih khusus membahas linguistik, belum membahas sastra yang terpecah lagi menjadi sastra modern dan sastra klasik. Pokoknya menjadi ahli sastra dan ahli bahasa, deh. ♡

Ada banyak bidang linguistik yang bisa kamu tekuni. Pilih satu yang kamu suka dan lakukanlah yang terbaik pada bidang itu. Semoga calon-calon sarjana humaniora konsentrasi linguistik ini berkenan menjadi linguis-linguis andal Indonesia.

Ayolah, Indonesia butuh penerus Harimurti Kridalaksana dan Anton Moeliono! Siapa tahu itu kamu. ♡

Aamiin ya Rabb. Mudahkanlah jalan kami meraih gelar sarjana agar dapat memasuki jenjang berikutnya, entah itu dunia kerja atau dunia perkuliahan selanjutnya.

Cheers,
Nadia Almira Sagitta

No comments:

Post a Comment