"Saya memilih kata sapaan sebagai salah satu kategori tanyaan penelitian saya karena sifatnya yang mudah berubah-ubah. Sebagai contoh, keluarga saya menggunakan sapaan rama dan mama. Keluarga suami saya menggunakan sapaan papa dan mama. Ketika kami menikah, kami bersepakat akan menggunakan sapaan mama dan rama. Ketika mertua saya berkunjung ke rumah, beliau berujar pada anak saya, 'Ini kasih ke papa, Nak.' Mendengar hal tersebut, suami saya langsung menanggapi, 'Ayo sini sama rama, Nak. Ayo ke rama.' Suami saya melakukan hal itu untuk menghindari bingung bahasa pada anak. Nah, perbedaan kata sapaan ini lazim terjadi pada pernikahan antarsuku. Ini hanya masalah kesepakatan, kok, jadi jangan sampai berantem sama suami atau istri kalian perihal ini. Eh ini no offense, ya, tetapi saya suka bingung dengan keluarga yang menggunakan sapaan abi ummi. Apa dikiranya pakai sapaan seperti itu langsung masuk surga? Hahahah. Jangan tersinggung, ya. Indonesia itu punya banyak bahasa daerah yang kaya akan jenis-jenis kata sapaan. Kenapa harus meminjam kata dari negara yang jauh? Ayo pikirkan kalian mau dipanggil apa sama anak kalian nanti! Mama, mamak, emak, enyak, ibu, bunda, mami, ummi? Bapak, papa, papi, ayah, babe, abah, atau apa?"
-Celoteh seorang dosen. Hahaha, doi ceplas-ceplos dah kalau ngomong! Ah, gitu-gitu tetap kagum saya. Tetap sehat, lucu, dan kritis ya, Bu. ^^
No comments:
Post a Comment