"Jujur aku bisa goyah bila terus bertemu
Kuingkari, kuhindari, namun hatiku terus merindu." (Yovie Nuno)
Tetiba kuteringat perkataan Berlian--sahabatku yang jauh di Pulau K--katanya, "Hatimu mana kuat kalau bertemu terus?" Kurasa kau benar, Ber.
Aku tak tahu lagi ke mana harus mengadu. Ingin rasanya kututup saja hati ini. Kukunci lantas kusembunyikan kuncinya. Aku tak ingin lagi memberikannya pada siapa-siapa. Biarkan saja mereka mengetuk pintu sehingga tangannya merah. Aku akan berpura-pura tuli. Tak peduli lagi dengan iming-iming janji. Andai saja semudah itu menarikmu pergi dari anganku. Andai saja tidak kutemukan kesesuaian prinsip di antara kita. Andai saja aku tidak pernah mengenalmu. Kini aku tak bisa menunggumu lagi. Tak bisa. Aku tak bisa terus begini... Berpura-pura bahagia padahal hati retak di sana-sini.
Hei, calon imamku, aku sungguh ingin meminta maaf padamu. Maaf karena aku memberikan sepenuh rasa hatiku pada seseorang yang tak ada kepastiannya. Maaf karena aku menangisi seseorang begitu berlebihannya hingga air mataku kering dan kepalaku pening. Maaf karena tidak menjaga hati ini sampai aku bersua denganmu. Maafkan aku, calon mitra hidupmu yang tak becus sama sekali menempatkan dirimu di hatiku.
Sungguhan aku lelah
Sungguhan aku ingin mendekati kata sudah
Aku benar-benar tak bisa terus memikirkanmu
Kemudian menerka-nerka apa yang kau lakukan di sudut sana
Aku terlalu lelah untuk sekadar berharap
Karena aku juga tahu butuh waktu bertahun-tahun
Untuk mewujudkan segala harapanku
Bukan dalam sekejap mata, "Hei, aku serius padamu. Apa jawabmu?"
Baru membayangkannya saja sudah membuatku jengah
Andaikata kau memang berkata ya padaku
Aku tetap harus menunggu
Waktu
Setidaknya tiga atau empat tahun lagi
Dan itu lama
Tak ada jaminan pula bahwa kaulah satu-satunya
Aku ingin melupakanmu saja
Aku ingin mengosongkan hatiku saja
Supaya aku tak perlu lagi terlibat dalam penantian
Tak perlu lagi terikat oleh perasaan
"Senyummu, matamu, seolah mengajak pergi jauh..." (Yovie & Nuno)
Bisa kau berhenti melemparkan pandangan padaku?
Gadhul bashar sana!
Aku sebal sekaliiiiii
Aku sebal karena aku terpenjara pada kedua bola matamu
Aku sebal karena larut pada senyum manismu
Ah, betapa mengesalkan!
No comments:
Post a Comment