"Jadi gini ceritanya..."
Bermenit-menit kemudian...
"Bagaimana menurutmu?"
"Hm, kamu pernah nggak naksir sama cowok cakep?"
"Hahahha pernah. Memangnya kenapa?"
"Rasanya seperti apa? Sekadar kagum atau cinta mati?"
"Suka biasa ajalah. Wong nggak kenal."
"Nah gitu."
"Gitu gimana?"
"Cintai orang secukupnya saja. Aku, nih, sudah kenal berbagai jenis lelaki. Mulai dari yang brengsek, yang baru pertama kali kenal cinta, yang alim, dan lain-lain. Selama aku suka sama mereka, aku suka biasa saja. Suka sekadar suka."
"Gitu, ya? Tapi gimana caranya? Aku telanjur pengin nikah sama dia. Parah, aku udah ngarep banget."
"Jangan ngotot ingin memiliki. Hal itu yang membuat kamu sakit. Kalau nggak jadi kenyataan gimana?"
"Itulah. Aku juga takut kalau nggak jadi kenyataan. Patah hati aja sakitnya berhari-hari."
"Nah itu. Pasrahkan saja semua pada Allah. Bagaimana pun nanti, kita bakal bertemu jodoh yang disiapkan Allah, kan."
"Tapi aku rasa, dialah yang terbaik buat aku. Setelah selama ini, baru kali ini aku nemu yang benar-benar...perfek. Aku takut tidak berjumpa dengan orang yang seperti dia lagi."
"Percaya. Percayalah Allah bakal memberi pasangan terbaik untuk kita. Percayalah Allah akan mendatangkan seseorang yang jauh lebih baik dari yang kita kenal hari ini. Masa Allah memberi kita yang setengah-setengah? Percayalah."
"Terima kasih, ya... Sungguh. Pendapatmu ada benarnya juga. In syaa Allah, ya."
"Tetap semangat! Pasrahkan saja semua."
Cheers,
Nadia Almira Sagitta
No comments:
Post a Comment